Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Page 2] Welcome Man

"Halo, Assalamualaikum ...."

"Walaikumsalam, Dek."

Suara itu terdengar begitu merdu dan lembut. Hatiku mencelus kegirangan. Jujur saja aku tak tahu apa alasanku merasa sebahagia ini.

"Ini benar, Dek Latte,kan?" Suara itu kembali terdengar memastikan.

"Iya ini Latte. Maaf dengan siapa ini?"

Aku bersikap seakan tak tahu, meski sesungguhnya aku tahu bahwa dia pastilah Lingga.

"Ini Mas, Dek. Apa Marrish belum kasih tau kamu tentang Mas?"

Rasanya ingin sekali tertawa. Mengapa dia terdengar polos seperti ini.

"Ini, Mas Lingga ya?"

"Iya ini Mas, Dek." Suaranya terdengar bersemangat.

Akhirnya kami pun mulai berbincang banyak hal. Entah itu tentang asal usulnya, berapa saudaranya dan lain-lain. Hanya butuh waktu tiga puluh menit saja, aku sudah dapat mengetahui berasal dari keluarga seperti apa dirinya.

Ia berasal dari Jogjakarta. Terlahir dari keluarga yang cukup berada dan ternama. Almarhum ayahnya seorang TNI sedang ibunya berprofesi sebagai dokter. Ia memiliki adik perempuan yang kini tengah menempuh pendidikan untuk menjadi dokter gigi.

Mengetahui bagaimana bedanya keadaan hidup kami, entah kenapa aku merasa tak percaya diri. Aku bukanlah berasal dari keluarga seperti dirinya. Orang tuaku hanya  karyawan biasa di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sedangkan adik laki-lakiku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama yang kerap kali membuat masalah dengan membolos sekolah.

Ah ... Pantaskah aku menjalin hubungan dengannya? Aku rasa tidak.

💦💦💦

Di saat aku merasa begitu insecure, di saat itu pula Lingga mengucapkan sesuatu yang seakan tahu tentang isi hati dan pikiranku.

"Tolong jangan berfikir untuk menjauh. Jangan pula berfikir bahwa kamu gak pantas untuk mengenal Mas lebih jauh, Dek."

Hatiku mencelus. "Maksudnya?" tanyaku pada laki-laki yang empat tahun lebih tua dariku.

Ia menjelaskan bahwa ia pernah beberapa kali gagal menjalin hubungan karena status keluarga yang ia miliki. Wanita yang dekat dengannya kerap kali mundur perlahan karena merasa tak pantas bersanding dengannya, sedangkan lainnya hanya memanfaatkannya.

Untuk kasusku kali ini, tentu saja aku adalah gadis yang merasa tak pantas untuk bersanding dengannya meski hanya untuk dekat dan tak memiliki hubungan lebih.

"Jangan mundur sebelum mengenal Mas lebih jauh, karena kalau boleh jujur ... Mas sangat tertarik dan ingin mengenalmu lebih jauh."

Ucapannya membuatku terkejut. Tipe terus terang seperti inikah dirinya? Tapi harus kuakui,aku tersanjung dan senang saat mendengarnya.

"Mmm ... kita jalanin aja dulu, Mas. Toh kita gak tau bagaimana pertemanan kita ke depannya," jawabku saat itu.

Setelah itu obrolan kami pun berlanjut ke lain hal. Ia banyak bercerita kehidupannya di Akademi yang sedikit banyak mungkin akan berguna untukku kelak. Dan dari sekian banyak hal yang kami bicarakan ada satu hal yang membuat kami begitu bahagia yaitu perihal tanggal ulang tahun kami yang sama yaitu 26 Juli.

💦💦💦

Komunikasi kami berlanjut di hari selanjutnya. Obrolan pun makin intens. Harus kuakui, meski baru dua kali berbincang dengannya melalui telepon, aku sudah merasa sangat nyaman dengannya.

Benar yang Marrish katakan mengenai dirinya yang begitu taat ibadah. Karena ia kerap kali mengingatkanku untuk tak meninggalkan kewajiban sholat. Malu rasanya saat ia menasehatiku mengenai hal ibadah. Apalagi selama ini aku kerap meninggalkan hal tersebut dengan alasan sibuk.

Selain itu, aku pun kini mulai merasakan pula bagaimana sulitnya menghubungi dia lebih dulu, karena ia memang harus sembunyi-sembunyi menggunakan ponsel di saat pendidikan.  Maklum saja, saat itu Lingga baru tingkat dua---belum boleh menggunakan alat komunikasi.

Ah ... haruskah kunikmati semua ini?

💦💦💦

Siang itu di kantin kampus. Aku, Marrish dan beberapa teman tengah asik santap siang bersama. Saat itu, Marrish terlihat tengah menerima telepon dari seseorang. Ia mengomel entah tentang apa dan tak lama kemudian mematikan telepon secara sepihak.

"Kenapa lu?" tanyaku mewakili tanya dari teman lainnya yang sejak tadi menatap heran padanya.

"Kesel gue sama si Vino!"

Aku mengernyit. "Vino siapa? Vino temen Kakak lu sama Mas Lingga?"

Marrish tersenyum canggung,seakan menyembunyikan sesuatu dariku.

"Coba jelasin arti senyum lu itu, Rish!"

"Hahahaha ... iya ... iya gue jelasin. Gue baru seminggu kok jadian sama dia, beneran deh gak lebih," akunya membuatku membelalak.

"Bukannya lu masih jadian sama Juno? Trus lu jadian juga sama Kak Vino? Marrish lu sadarkan??"

"Ya elah ... slow baby. Mumpung masih muda, pacaran sama siapa aja boleh kok, asal ... jangan ketauan!"

Aku menepuk dahiku. Tak menyangka Marrish akan segila ini.

"By the way, Mas Lingga udah nembak lu belum?" tanya Marrish membuatku tersedak. "Ngapa dah lu?"

"Gak usah tanya soal begituan. Baru juga deket beberapa hari ya kali langsung nembak."

"Lah emang kenapa? Vino aja sehari teleponan sama gue langsung nembak gue noh!"

Uhuk ... Aku kembali tersedak. Gila sekali mereka berdua ini, pikirku. Yang lelaki menyatakan perasaannya dalam satu hari dan sang perempuan pun menerimanya saat itu juga.

"Kalau Mas Lingga kelamaan nembak, lu aja yang nembak dia duluan biar gak kelamaan!"

Kuanugrahkan pukulan ringan di lengan Marrish sambil berkata, "jangan gila lu! Ya kali gue nembak dia duluan. Ilfeel yang ada tu orang sama gue!"

Marrish tertawa renyah. Dan di menit berikutnya ia pun memberitahukan sebuah rahasia besar tentang Lingga yang ia ketahui dari Vino.

Oho 😮 rahasia apakah itu?

Tunggu minggu depan ya ☺️
Semoga kalian masih mau bersabar untuk tahu kelanjutan cerita ini hihi 🤭

- 16 Maret 20 -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro