Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Page 19] Fakta Gila Seorang Davika

Dua hari telah berlalu. Ancaman Davika padaku tak terbukti. Aku bisa bernapas lega saat itu, apalagi Lingga pun di sana mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan tak ada gangguan dalam pekerjaannya.

Sore ini, aku tengah menanti kedatangan Lysa di sebuah kedai kopi yang ada di pusat Jakarta. Gadis cantik itu semalam mengirimi pesan dan mengajakku bertemu untuk sekedar berbincang.

Setelah hampir lima belas menit menanti akhirnya yang kunanti muncul juga. Gadis cantik tersebut melangkah riang ke arahku sambil melambaikan tangannya.

"Udah lama ya nunggu aku?" tanyanya dengan ramah.

"Gak kok , kamu mau pesan apa?"

Kami pun mulai melihat daftar menu. Setelah memesan minuman dan beberapa cake, kami pun mulai asik berbincang. Lysa memang anak yang menyenangkan, meski baru dua kali kami bertemu, namun aku merasa sudah begitu dekat dengannya.

"Kira-kira kapan Mba mau ketemu sama Ibu?"

Pertanyaan Lysa membuatku tersedak. Bukankah ini masih terlalu dini? pikirku.

"Ah ... itu tergantung Mas Lingga, lagi pula masih terlalu dini untuk ketemu Ibu."

Lysa melebarkan iris matanya. "Ih kalian kan udah setahun pacaran, lagipula Ibu udah tau soal, Mba kok!"
Kini ganti aku yang melebarkan iris.

"Hah? Ibu tau soal aku?" Lysa mengangguk. "Pokoknya aku dukung penuh hubungan kalian! Mba harus jadi sama Mas Lingga!"

Aku terkekeh mendengar ucapan Lysa. Dia pandai membuatku bahagia, buktinya hatiku terasa sejuk saat mendengar ucapannya. Aku berharap ibunya pun bisa menerimaku seperti ini.

💦💦💦

Hari berganti, tak terasa seminggu telah berlalu. Hubunganku dengan Lysa pun makin dekat. Kami sering bertukar kabar dan berbincang melalui chat atau telepon. Namun hari ini entah kenapa aku merasakan hal yang berbeda. Entah itu dari Lysa atau pun Lingga.

Keduanya sulit untuk kuhubungi. Lysa bahkan begitu lama membalas chat dariku. Sungguh tak seperti biasanya.  Lingga sendiri entah kenapa seperti tengah menyembunyikan sesuatu dariku. Tiap kali kami berbincang di telepon, ia seperti kehilangan konsentrasi dan cenderung banyak menyimpan suaranya.

Siang itu, aku termenung sambil menopang dagu. Aku tak mempedulikan suara Tere yang tengah menjajakan kopi pada teman lainnya. Aku pun tak tertarik dengan komik dewasa yang sejak tadi Yanne tawarkan.

Aku tengah terjebak pada kungkung pikiranku sendiri saat Marrish tiba-tiba saja menyenggol tanganku, membuat kepalaku terantuk. "Ahh! Marrish!!" pekikku geram, tapi ia hanya terkekeh.

"Ngapain lu bengong gitu?"

"Banyak pikiran."

"Pikiran? Punya otak emang?"

"Anjir lu!" seruku sambil memukul lengannya.

Marrish tertawa keras dan aku hanya menatapnya horor. "Kali ini apaan lagi yang lu pikirin? Si Davika gak berulah, kan?" Marrish mulai mengajukan pertanyaan lagi, tapi kali ini dengan wajah serius.

Aku menggeleng perlahan, namun ada sesuatu yang lain yang mengganjal hatiku. Entah itu ada sangkut pautnya dengan Davika atau tidak aku tak tahu. Akhirnya kucurahkan semua kegelisahanku pada Marrish. Marrish pun memintaku untuk tak terlalu memikirkan sikap Lysa maupun Lingga.

💦💦💦

Hari bergulir. Tanpa kuduga, Lysa mengajakku bertemu dengannya sore ini. Aku pun menyetujuinya berniat menanyakan perihal sikap Lingga yang belakangan ini terasa begitu berbeda.

Kami pun bertemu di tempat biasa. Kali ini ia tiba lebih dulu. Setelah sesaat saling sapa, kami pun segera memesan beberapa kudapan. Aku yang ingin segera menanyakan perihal sikap Lingga pada akhirnya harus bersabar karena Lysa lebih dulu mendapat panggilan telepon dari seseorang.

Yang membuatku terkejut yaitu saat Lysa memaki seseorang di sebrang sana. Entah siapa yang membuatnya begitu marah tapi bisa dipastikan, Lysa sangat membenci orang tersebut.

💦💦💦

.

.

.

.

.

.

"Maksud kamu cara gila apa?"

"Mba bener-bener gak tau? Jadi Mas gak kasih tau, Mba?"

Aku menggeleng. Lysa pun kembali menceritakan semua hal yang terjadi pada Lingga seminggu ini. Dan itu membuatku kembali membisu.

💦💦💦

Anyeong 🤗
Di part ini aku memangkas banyak pengungkapan fakta mengenai Davika 😁

Kenapa gak dipublish??
Karena cerita ini akan aku bukukan jadi setelah part 19 dan selanjutnya kalian hanya akan mendapat potongan2 cerita saja
😁😁

Mianhae 🙏
Selamat penasaran 🤭

- 9 Mei 2020 -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro