Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 5 : Pemburu Iblis

"Apa yang anda lakukan di depan kamar saya tuan?"

Kamu menangkap basah seorang pria berhaori belang dengan surai hitam sedang mencoba menggapai hikite kamarmu, berniat untuk menggesernya.

Beruntunglah kamu bisa datang tepat waktu. Kalau tidak, bisa-bisa lelaki di depanmu ini sudah masuk. Dan hal yang ditakutkan lagi, bagaimana kalau dia sampai mencuri beberapa pakaian dalam mu?

'Dasar mesum!.'

Kamu menatap punggung lelaki di depanmu itu dengan tatapan jengkel sambil menyilangkan kedua tanganmu di dada. "Tuan?" panggil mu sekali lagi.

"...."

Ia masih tak bergeming dari tempatnya.

'Tercyduk kamu!'

(Giyuu POV)

'Bukannya dia sudah tidur?'

Aku bisa dengan jelas mengenali suara (y/n). Pemilik suara yang aku rindukan selama ini sekarang berada di sini bersamaku.

Ku gerakkan kakiku untuk berbalik menghadap ke arahnya. Paras cantiknya tak berubah setelah sekian lama tidak berjumpa. Aku merindukanmu. Ku perhatikan tubuhnya dengan seksama, hati ku terasa teriris perih melihatnya yang semakin mengurus.

Ingin sekali ku buka mulutku, namun rasanya amat sakit. Semua suara ku tak mampu aku keluarkan. Ini kedua kalinya kau buat dadaku sesak saat melihat parasmu.

(Back to author POV)

Dia tak bergeming saat melihatmu. Matanya cerah memantulkan pucatnya cahaya rembulan. Ia sama sekali tak bergeming menatapmu.

Kamu merasakan hawa yang melingkarinya membawa perasaan sedih yang amat mendalam.
'Apa aku salah mengucapkan sesuatu?' Batinmu.

Perlahan kakinya mulai melangkah mendekatimu. Derap langkah kakinya menggema merobek kesunyian.

Satu tangannya mulai terulur berusaha menyentuh pipimu. Kamu tersentak akan tingkah lakunya.
"Tuan?" Kamu berusaha untuk menjauhkan pipimu dari tangannya.

'Nggak nggak, Ada yang salah sama orang ini'

Perlahan, ia mulai melingkari pinggang mu dengan tangannya, membuatmu terpojok dan hanya bisa diam sambil meminta keajaiban datang. Kamu hanya bisa diam membeku menatapnya. Jantungmu semakin berdegup kencang ketika ia mulai mendekatkan bibirnya ke arah bibirmu.

"Tuann??" Semakin kamu bergerak, tanganya akan semakin mengikat pinggangmu dengan erat. Bibirnya semakin mendekat. Dekat, semakin dekat, tidak! sudah menempel.

Bibir pucat dingin nan lembutnya itu semakin membuat jantungmu berdetak tak karuan.

" (y/n) maafkan aku."

"Eh?!"

Dia berkata sambil memanggil singkat nama mu, nada sayu yang menyertainya begitu mengiris hati. Dia menghentikan gerakan bibirnya di atas bibirmu. Di jarak sedekat itu, kamu bisa merasakan napasnya yang semakin memburu.

Otakmu mulai berfikir untuk mengerti apa yang dimaksud "Maaf" dalam katanya.

"Mak- maksud tua-"

TAK!!

Matamu membulat sempurna. Tak kau sangka, lelaki itu membuatmu pingsan dengan memukul tengkukmu dengan kencang. Hilang kesadaranmu seketika. Tubuhmu jatuh perlahan, terkulai lemas di dada bidangnya.

Ia memejamkan matanya untuk menenangkan hatinya yang bergejolak.
"Apa yang ku lakukan" gumamnya.
Dia segera menggendongmu dengan lembut menuju kamarmu. Membaringkanmu di atas futon adalah hal yang harus ia lakukan.

Tangannya mulai mengusap lembut wajahmu, menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi wajah elokmu. Badannya mulai membawa tubuhmu ke pelukan hangatnya.
"Maafkan aku" Bibirnya tak henti-henti menciumi ujung kepalamu.

"Aku akan membuatmu melupakan ku selama yang aku mampu. Maafkan aku (y/n)."

[◆️◆️]

Pagi yang cerah itu disambut dengan bau Ohagi yang memenuhi seluruh ruangan.
Hidungmu yang peka akan hal itu segera merangsang matamu agar terbuka.

"Ahhhhhh... OHAGIII!!" Kamu segera merangkak mencoba menggapai kotak terbalut kain putih tersebut. Kamu yakin betul bau tersebut bersumber dari sana.

"Eittss!"

Aoi dengan cepat menyambar kotak tersebut dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Ahhh Aoi chann aku maauuu.. aku maauuuuu satu saja." Kamu merengek seperti bayi yang botol susunya diambil, serambi sesekali mengais kain baju lengan Aoi.

"Boleh." Jawabnya singkat.
Mulutmu terbuka senang sambil memancarkan ekspresi senang tiada dua.

"Tapi ada syarat."

Cahaya mu hilang seketika. Kamu yang kesal lantas berdiri dan lari mengejar Aoi yang menggendong kotak Ohagi tersebut.

"Berikan itu padaku!!!" bentakmu

"Tidaakkk weeekk.. kejar aku." ejeknya sambil menjulurkan lidah.

Kamu mulai mempercepat tempo kakimu, dan segera mengambil kotak yang di gendongnya.

"Dapat!!"

GUBRAKK!!!

Tangan mu berhasil meraih kotaknya. Namun sayang, kaki mu tersandung kaki milik Shinobu yang tak sengaja lewat ditengah aksi kejar-kejaranmu bersama Aoi.

Alhasil, kotak yang kau pegang meloncat keluar tangan mu dan menghamburkan isinya dilantai. Bahkan ada beberapa Ohagi yang jadi korban kenaasan tubuhmu, hingga tertindih membuatnya rata dengan lantai. Juga ada yang terinjak dan tertendang Aoi yang berlari.

Shinobu san berusaha manahan tawanya. Sedangkan Aoi sudah meledak tertawa terbahak-bahak, memegangi perutnya yang kejang.

"Jahatt..." rintihmu kesakitan dan dibalas dengan tawa Aoi yang semakin menjadi.

[◆️◆️]

DOORR DOOR DOORRR..

" (y/n) chaann!! Bukalah pintunyaa!!" Suara Shinobu terdengar jelas dari dalam kamarmu. Ia tak henti-hentinya menggedor-gedor pintumu yang memang sengaja kamu kunci.

Kamu hanya meringkuk diatas futon sambil menangisi Ohagimu tadi pagi.

"Aku membawakan beberapa buah Manju⁵ untukmu, keluarlah!!" dia masih tak menyerah.

Dengan perasaan iba dan ingin akan manju yang dibawanya, akhirnya kamu membuka pintu kamarmu untuknya. "Masuklah" jawabmu singkat.

"Jangan bersedih (y/n) chan... aku akan meminta Shinazugawa san untuk membawakannya lagi." kamu hanya melirik sekilas senyuman tanpa dosa milik perempuan kupu-kupu tersebut.

"(y/n) chan." panggilnya.

"Ada apa?" kamu yang merasa terpanggil segera menolehkan kepalamu.

"Apa kamu bertemu seseorang tadi malam?" dia mulai berjalan mengimbangi langkahmu, lantas terduduk pada tempat kosong  di sampingmu.

"Aku ingat! Kemarin aku melihat lelaki mesum sedang berdiri di depan kamarku!" bibirmu mengerucut kesal dengan tangan disilakan didada saat menjelaskannya.

"Hanya itu saja?" tanyanya lagi.

"Memang ada apa lagi?" kamu malah balik bertanya.

"Iee~ iee~lupakan kalau begitu." paras cantiknya semakin menawan saat ia sedang tersenyum.

"Ne~(y/n)-chan, Apa kamu tahu oni?" dia mulai bertanya kembali sambil menyodorkan senampan manju yang terlihat sangat menggoda.

"Tidak. Apa itu?" tanganmu segera menggambil beberapa manju dan memasukkan mereka satu per satu kedalam mulutmu.

"Mereka adalah predator bagi kehidupan manusia."

Acara kunyah mengkunyah mu terhenti sejenak. Kamu segera menatap ke arahnya tanda tidak menangkap apa yang ia katakan.

"Hmmm... mereka adalah satu-satunya makhluk yang pantas dikirim ke neraka. Yang jelas, mereka memangsa manusia lemah yang tidak bedosa. Bahkan mereka bisa merusak masa depan milik kita, para manusia." hawa yang mengelilinginya terlihat mulai memanas, menandakan amat bencinya ia terhadap makhluk itu.

"Kita, para manusia yang kuat, sudah sewajar nya melindungi mereka yang lemah. Kita tentu tidak sendirian. Ada banyak para pemburu Oni diluar sana. Yang ingin aku tanyakan adalah, apa kamu mau ikut bersama ku membasmi mereka?" Tangan Shinobu terulur ke arahmu. Meskipun kamu merasa hawanya semakin memanas, wajahnya tak sedetikpun memudarkan senyumannya.

Kamu bisa merasakan benci yang dimilikinya tersalurkan ke hatimu. Otakmu mulai membayangkan para manusia-manusia itu mati karena keserakahan mereka.

"Aku akan ikut denganmu."

Manik-manik Shinobu membulat mendengarnya. Ia tidak menyangka kamu mau menerima nya secepat itu.
"Kamu tau resikonya bukan?" Ia mulai meyakinkanmu.

"Aku tau, aku tidak keberatan. Aku akan berusaha membuat kenangan yang indah bersama kalian selama aku hidup. Bila aku mati sewaktu-waktu, aku tidak mau hanya meninggalkan namaku." Nadamu tegas. Baru pertama kalinya kamu merasakan sesuatu yang membara-bara dalam hati kecilmu.

"Aku yang akan melatihmu, (y/n) chan."

[◆️◆️]

Mulai hari itu kamu resmi menjadi murid dari Shinobu-san. Kamu benar-benar tidak menyangka, perempuan cantik itu bisa meliuk-liuk dengan indah saat memegang ninchirinnya.

Ia mengajari mu dari dasar. Mula-mula ia melatih fisikmu dengan sempurna. Dia menyuruhmu untuk berlari setiap pagi dan tidak boleh kembali sebelum petang.

Semakin hari latihannya semakin berat. Seperti mengangkat batu, berlari di atas bambu, meniup kendi, melenturkan badan, berlomba menyiram teh dan masih banyak lagi.

1/4 tahun kamu habiskan untuk itu. Akhirnya, fisikmu benar-benar terbentuk sempurna, kamu bukanlah perempuan pada umunya lagi.

"Ini!" Shinobu san menyodorkan sebuah ninchirin ke arahmu.
"Kamu tidak bisa membunuh mereka tanpa ini." Jelasnya.

Ia menjelaskan kegunaan dan bagaimana cara menggunakan ninchirin tersebut. Ninchirin itu amat rapuh dari samping, namun mematikan di bagian bawahnya. Kamu hanya bisa mengangguk bertanda paham kepadanya.

"Apa kesimpulan yang bisa kamu ambil (y/n) chan?" Ia bertanya di akhir penjelasan panjang lebarnya.
"Humnn... aku harus stabil- stabil dalam menggunakannya agar ninchirin tersebut bisa amat berguna ba-bagiku." Balasmu dengan ragu.

Dalam waktu yang lama, ia hanya memandangi mu dengan mata mengancamnya. 'Aku salah ya, salah nggak sih?' Keringatmu mulai bercucuran.

"Ara araa ternyata kamu cepat paham ya (y/n) chan." Senyumannya berhasil mencairkan suasana.
"Apa kamu mau mencobanya (y/n) chan?" Ia menawari mu tanpa ragu.

"Baiklah!"

Ia kembali mengajari mu dengan sabar. Kamu tidak langsung bisa menggunakan ninchirin tersebut, mula-mula kamu perlu untuk membuat kuda-kuda sempurna.

Dia juga menjelaskan.
"Bernapas itu juga ada tekhniknya lo!" Serunya sambil mengacungkan jari telujuknya ke arahmu.
"Apa aku harus menggunakannya?" Mata mu menatap ke arah nya, berharap bahwa itu benar-benar tidak penting dan kamu tak perlu susah-susah menguasainya.

"Itu penting sekali (y/n) chan."
Harapanmu hancur seketika. Embel-embel kata "sekali" terinang-iang di kepalamu.

"Hehe.. "

"Pernapasan yang tepat akan menambah kekuatan otot dalam tubuhmu. Selain itu, saat kamu melakukan pernapasan dengan benar, itu akan mengurangi resiko cidera dalam saat sedang bertarung." Jelasnya.

' Menarik! '

Kamu tundukkan kepala mu dalam-dalam lantas berucap
"Ajari aku itu, Shinobu sama!"
Semangat mu berapi-api membakar hatimu. Dilatih Shinobu san amat menyenangkan, ditambah dengan pembawaannya yang kalem dan lembut, tidak salah kamu meminta menjadi muridnya.

Tangannya terulur mengangkat dagumu. "Ara.. araa.. angkat kepalamu. Tak perlu memintanya pun aku akan mengajarimu (y/n) chan." Ia mulai tersenyum.
"Terima kasih banyak Shinobu san!"

Manju adalah makanan tradisional Jepang. Ada banyak varian manju, tetapi sebagian besar memiliki bagian luar yang terbuat dari tepung, bubuk beras, kudzu dan soba dan isian anko, biasanya dibuat dari kacang adzuki rebus dan gula. Manju terkadang dibuat dengan isian lain seperti selai kastanye.

Readers!! Terima kasih untuk 1K Readers nya:) 😖❤️

Sekian dari saya,
Sincerely,Ten🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro