Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 23 : Kenangan Lama

"Tunggu sebentar disini! Aku akan mengambil obatnya!" Shinobu yang telah mengerti apa yang terjadi padamu segera berlari mengambil obat-obatan yang sudah ia persiapkan sebelum datang ke kediaman Tomioka.

" (y/n)!" Panggil Tomioka. Namun tak dibalas olehmu. Tubuhmu terus mengejang hebat di pelukan tubuhnya.
" (y/n)" panggilnya lagi, kini tangannya bergerak menepuk-nepuk pelan pipimu.

"(y/n) Jangan tinggalkan aku!!!" Teriaknya penuh khawatir. Shinobu dengan cekatan meracik obat lantas memasukkannya kedalam sebuah botol kecil yang telah ia bawa.

"Biar aku berikan ini Tomioka-san!" Ucap Shinobu tak kalah panik. Tangan mungilnya bergerak memasukkan butiran halus obat tersebut kedalam mulutmu.

Tomioka yang tak bisa melakukan apapun hanya terdiam duduk sambil memegangi secangkir air untukmu. Obat Shinobu memang selalu manjur, kejang hebatmu perlahan terhenti setelah meminumnya.

Keringat dingin yang membasahi pelipismu diusap perlahan olehnya.
"Tidurlah (y/n)-chan" Ucap Shinobu lembut bak menenangkan seorang bayi yang terus menerus menangis.

Tomioka mendesah kasar. Masih merasakan debaran jantung yang berpacu pada porosnya.
"Dia akan sembuh?" Tanya Tomioka pada Shinobu.
"Ya, besok pagi dia pasti akan sembuh" Balasnya seraya membetulkan posisi selimutmu yang tak beraturan.

Shinobu menatap lekat-lekat wajah khawatir milik Tomioka. Sudah lama rasanya ia tak melihatnya khawatir dan panik seperti itu. Mengingatkannya akan sebuah kejadian masa lalu yang hampir merenggut nyawamu.

Lagi-lagi sebuah memori terulang bak monokrom lama dipikirannya. Hari kejadian mengerikan itu. Hari dimana hati Tomioka hancur olehmu.

BRAK!!

"SHINOBU!" Suara Tomioka terdengar lantang dari depan rumahnya.

Shinobu yang mendegar itu lekas berlari menghampiri Tomioka yang telah berlumuran darah. Digendongannya terdapat seorang wanita dengan surai (h/c) berantakan berlumur darah diseluruh tubuhnya hampir meregang nyawa.

Manik ungu Shinobu terbelalak tak percaya akan apa yang telah dilihatnya.
Para pelayan yang melihat itu segera berlari mendekat untuk melakukan tindakan pertama. Ya, untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita bernama (y/n).

Tomioka sempoyongan berjalan mendekat ke ranjangnya yang penuh dengan para medis. Menangis dalam diam karena tak kuasa menahan sesak yang menjalar dalam dadanya.

Manik Shinobu kembali terpejam sambil menghembuskan sebuah napas gusar dari hidungnya. Tak kuasa baginya mengingat kenangan bak mimpi buruk di masa lalu tersebut.

Tomioka berjalan mendekat dan duduk tepat disebelahmu. Ia bergerak menyatukan bibir ranummu dengan bibir nya dengan lembut. Menciummu karena ia merasa amat lega. Manik Shinobu terbelalak melihatnya, namun ia masih bisa menerima alasan mengapa Tomioka melakukan hal seperti itu.

"Shht jangan katakan ini padanya" Ucap Tomioka kepada Shinobu.
"Kamu boleh menempati kamar apa saja untuk malam ini" lanjutnya
"Heee~berarti malam selanjutnya aku tidak boleh menempatinya?" Balas Shinobu dengan nada khasnya.
"Hah terserahmu saja. Aku lelah" Tomioka segera melangkah keluar menuju kamarnya, meninggalkanmu berdua dengan Pilar Serangga tersebut.

"Ne (y/n) chan. Itu pasti sakit bukan?"

『️◆️◆️』️

Berhari-hari telah berlalu. Kesehatan tubuhmu semakin membaik, bahkan nafsu makanmu semakin meningkat. Shinobu sampai terheran-heran mengapa kesehatan tubuhmu bisa membaik secepat itu.

Srakk!!

Bunyi pintu yang tergeser, menampilkan seorang wanita dengan jepit kupu-kupu berdiri diambang pintu.

"Tomioka-san?" Suara perempuan kupu-kupu itu menggema di ruangan.

"Ada apa?" Jawab Tomioka ketus.

" (y/n) sudah tertidur, sepertinya aku harus sering kemari untuk membawa obatnya." Jelas Shinobu sambil berjalan kearah Tomioka. Tangannya mulai menunjuk ke arah lantai yang kosong disebelah Tomioka, meminta ijinnya agar ia boleh duduk disana. Tomioka menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Shinobu tanpa sepatah kata apapun.

"Bulan hari ini terlihat indah ya Tomioka-san" ucap perempuan itu memulai topik percakapan.

"Ya"

"Shhhhhhh"

Desahmu merasakan hawa dingin yang menorobos masuk kedalam selimutmu.

"Hauss.. " Ucapmu setelah merasakan kering menjalar ditenggorokanmu. Kakimu segera bangkit berdiri, dan mulai berjalan tertatih-tatih karena belum sepenuhnya sadar menuju dapur.

WUSH

Manik mu membelalak setelah berhasil menangkap sebuah bayangan melintas cepat diujung lorong. Bayangan yang telah kamu lihat sebelumnya, kini ia muncul kembali.

Kakimu ingin sekali mengejarnya. Namun, bukankah Tomioka telah melarangmu mendekati kamarnya?

Kamu langkahkan kakimu menuju tempat yang telah kamu tuju sebelumnya. Berusaha untuk acuh tak acuh dengan bayangan yang membuatmu penasaran tersebut.

'Gimana kalau itu maling? Oh atau mungkin simpanannya Tomioka-san?' Batinmu terus mengoceh.

Kepala mu tertoleh kesana kemari untuk memeriksa keadaan.

'Sepi' Gumammu dalam hati.

Setelah merasa keadaan benar-benar berkompromi denganmu, segera kamu kejar bayangan yang menghantuimu tersebut.

Kali ini kamu berusaha untuk berlari tanpa menimbulkan sedikit suara pun. Dan benar saja, bayangan itu kembali berlari mendekat kearah kamar yang telah Tomioka-san larang beberapa hari yang lalu.

Tanpa berpikir panjang lagi, segera kamu raih hikite dan mulai menggesernya dengan kasar, memperlihatkan sebuah kamar yang disinari cahaya rembulan membias keseluruh sudut kamar.

Kakimu melangkah perlahan untuk mencari keberadaan bayangan yang kamu kejar barusan, namun nihil. Tak ada siapapun disana. Kosong, dan sunyi. Bahkan batang hidung Tomioka-san tak terlihat sejauh ini. Kemungkinan dia sedang berada diruangan lain dan berbincang-bincang ringan dengan Shinobu-sama.

"Hei keluarlah!" Panggilmu, namun tak ada yang menjawab.

Matamu tertumbuk kepada sebuah kain lecek yang ditali dengan sebuah pita bermotif kotak-kotak hijau kuning merah diatas meja kecil, tepat disamping tempat tidur dikamar itu. Kain tersebut kotor dan terlempit asal-asalan. Yang membuatmu lebih terkejut lagi adalah noda bercak darah yang dibiarkan mengering diatas kain dan pitanya.

"Dia tidak bisa mencuci?" Gumammu heran pada Tomioka-san.

Disalah satu dinding, terdapat dua buah topeng rubah yang digantung berdampingan diatas sisinya. Entah mengapa, suasana didalam kamar tersebut menjadi sangat mencekam. Udara terasa dingin menusuk kulit.

Tanganmu menyentuh perlahan permukaan salah satu topeng rubah itu. Aneh, sepertinya kamu pernah melihatnya. Warna putih yang mendominasi, dengan sentuhan manis bunga 5 kelopak berwarna biru muda yang memperindah sisi topeng.

Tanganmu bergerak untuk mengambil topeng tersebut dari dinding.

Dibelakang topeng itu tertulis sebuah kanji singkat. Tulisannya tidak rapi, bahkan tintanya sudah hampir luntur seluruhnya. Sulit untukmu membacanya.

Lensamu melirik kembali topeng yang maish tergantung ditembok.
'Mungkin itu ada namanya juga' gumamu sebelum akhirnya tanganmu kembali mengambil topeng tersebut dan segera membaliknya. Kanji disitu tertulis lebih jelas, dan tulisannya sedikit lebih rapi dari yang lainnya.

Namun disitu tertulis 4 kanji singkat, tersusun rapi dengan tinta yang lebih tebal. Sepertinya sudah berulang kali nama ini ditulis kembali.

Kanji pertama bertuliskan 冨岡 義勇 /Tomioka Giyuu/
Kanji kedua bertuliskan 錆兎 /Sabito/
Kanji ketiga bertuliskan 真菰 /Makomo/
Kanji terakhir bertuliskan (l/f) (y/n)

DEG

Yoooo!! Gimana? Kalian hampir tau nih masa lalu kaliaannn:>
YIPIIII🤸🏼‍♀️

Ekhem berarti ni fanfic udah hampir berakhir yak😭

Sad:')

Udah segitu aja, Terus nantikan kelanjutan nya ya!

Sincerely, Ten🌸






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro