Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 19 : Pasar malam

"K-k-kireiii"

Ucapmu spontan saat melihat sebuah kimono cantik terlipat rapi diatas baju-bajumu.

Warna biru mudanya terlihat segar dipandang. Ditambah dengan hiasan yang simpel membuatnya jauh lebih sederhana dan sangat cocok dengan tubuhmu yang mungil.

Tanpa basa-basi lagi, segera kamu buka lipatannya dan mulai mengenakannya dibadan. Nyaman, kainnya terasa begitu lembut dan wangi.

Senyuman tipis terukir diwajahmu,
"Ternyata selera orang itu tidak bisa di anggap remeh"

Setelah mengenakannya, kamu dimintai untuk menemuinya dihalaman. Dan benar saja, Tomioka-san sudah bediri rapi dengan kimono miliknya juga.
'Tumben? Biasanya aku yang nunggu?' Gumammu dalam hati.

Tomioka tengah mengenakan sebuah kimono yang simpel namun cocok dibadannya yang tegap. Entah mengapa ia terlihat lebih tampan dari biasanya.

"T-tomioka-san?" Panggilmu memastikan.
"Hm (y/n). Sini ikuti aku" Dia segera melangkah untuk memandu perjalanan kalian. Punggunya yang tegap terlihat sangat menawan dibawah rembulan malam itu.

Kamu hanya mampu memandanginya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

(Tomioka POV)

DEG DEG-DEG DEG

Aku merasakan detak jantungku makin tak berirama. Dirinya, (y/n) terlihat begitu cantik dengan kimono yang baru aku beli. Tak kusangka kalau pas sekali dengan tubuhnya. Padahal aku membelinya dari salah satu pedagang tua karena merasa iba padanya.

Sebisa mungkin aku tahan senyumanku didepannya. Ingin sekali rasanya terus tersenyum menatap tubuhnya, tapi itu tidak boleh. Aku sudah pernah dicap lelaki mesum olehnya. Menggelikan.

Taburan kelopak bungan wisteria menemani perjalan kami berdua. Bulan hari ini terlihat jauh lebih indah dari biasanya. Padahal aku sering melihatnya, namun sensasi malam ini begitu berbeda. Berjalan bersama dan saling menatap kearah langit yang sama bersamanya, sensasinya jauh berbeda. Walaupun aku tau mungkin (y/n) tak merasakan apa yang tengah aku rasakan saat ini.

Tak mengapa. Mengajaknya berpergian bersama setelah sekian lama tak bertemu adalah hal yang bagus. Bagus karena aku bisa menikmati malam ini bersamanya. Iya, hanya bersama (y/n).

Pasar malam tahun ini adalah yang terbaik. Aku sangat mengharapkan momen seperti ini. Itu mengapa aku menyusulnya dari rumah Tokito.

Kami berjalan menyusuri jalan yang kian lama kian ramai.

Akhirnya, puncak acara pasar malam itu tiba. Sebelum acaranya dimulai, kami berjalan-jalan melewati stan-stan permainan dan kios-kios penjual makanan. Ku perhatikan (y/n) yang nampak kebingungan dengan keramaian disektarnya. Dia tersenggol kesana-kemari, ditabrak lelaki perempuan hingga tubuh mungilnya tenggelam dalam keramaian.

Aku yang melihat itu segera menggandeng tangannya, dan mengajaknya berjalan keluar dari keramaian. Penampilannya terlihat lusuh, tak sesegar tadi, dan itu jelas mengundang gelak tawaku.

"Hahaha" Tawaku menggema.

Entah mengapa ia tak terlihat marah, dan ikut menyahuti tawaku. Suara tawa kami menggema diudara. Hangat, aku menghirup udara yang hangat malam ini. Kehangatan itu seakan menyalur kedalam hatiku. Sepertinya lama sekali aku tak tertawa seperti ini.

"Mau lanjut?" Tanyaku pada (y/n).

Dia mengangguk semangat disertai senyuman menawan miliknya. Dia segera menarik jariku untuk menuntunku ketempat yang ia inginkan.

Tangannya menuntunku kesebuah kios baju yang cantik dan berwarna-warni. Aku biarkan dia memilih yukata yang ia inginkan, sambil menunggunya aku membeli sebuah gulali untuk kumakan.

"Mana yang cocok Tomioka-san?" Tanyanya meminta pendapatku.
"Semua cocok" jawabku.

"Satu saja"

"Semua saja"

(Back to author Pov)

Tomioka mengeluarkan dompetnya sambil menggigit tusuk gulali. Pipinya jadi penuh gulali.

"Aku yang bayar" katanya sambil menyodorkan uang pada si penjual.
"Terima kasih" ujar si penjual.

Kamu agak heran dengannya. Kenapa pula dia sampai repot-repot mengeluarkan uangnya untuk yukata-yukata milikmu?

"Kenapa?" Tanyanya setelah melihatmu menatapnya dengan tatapan menuduh.
"Aku sedang bawa uang banyak" jawabnya asal.
"Kalau begitu traktir aku yang lainnya!" Ucapmu menantang.
"Baik, bagaimana kalau takoyaki?"
"Kenapa tidak?!"

Kalian pun pergi mencari kios yang menjual Takoyaki. Setelah puas karena telah membeli banyak Takoyaki, Tomioka mengajakmu berkeliling lagi sambil mencari tempat yang enak untuk melihat kembang api. Banyak juga para pasangan yang telah hadir, meramaikan acara yang dinanti-nanti malam ini.

DUAR!

"WAHHH~ AYO LEBIH DEKAT LAGI TOMIOKA-SAN!" Ujarmu seperti cacing kepanasan.

Kalian duduk dipinggir sungai sambil melahap Takoyaki. Kembang api yang dilontarkan para pengunjung meluncur ke atas dan langit malam menjadi berwarna. Disusul dengan kembang api lainnya yang membuat orang berdecak kagum. Malam jadi sangat indah.

Kamu memandangi kembang api itu dengan seksama. Tomioka yang melihat senyumanmu jauh lebih indah dari pada langit malam itu segera mengalihkan pandangannya dan menatapmu dengan senyuman hangat miliknya.

2 jam acara berlangsung, kalian beranjak pergi dan jalan-jalan ringan menuju kerumah. Kakimu bergerak menendang beberapa helaian bunga wisteria yang berserakan.

Nyalimu tidak terlalu besar untuk mengajaknya berbicara. Akhirnya kalian berdua hanya terdiam selama perjalanan pulang. Tak mengapa! Yang penting sekarang dapat 2 yukata baru.

Setelah sampai, kamu dan ia segera berjalan menuju lorong yang berbeda dan beristirahat dikamar masing-masing. Sesampainya dikamar, kamu segera melepaskan kimono yang kamu kenakan dan menggulungnya, berniat untuk mencucinya besok.

Selesai berganti baju, dibawalah kimono itu menuju ruang pencucian. Awalnya kamu sempat tersesat dirumah itu, membawa kimono kotor kesana kemari, memasuki satu lorong lalu keluar ke lorong lainya. Bukan karena besar, lorongnya yang banyak dan terlihat sama membuatmu bingung sendiri akhirnya.

Akhirnya, semua lorong telah kamu telusuri. Kecuali satu lorong. Lorong tempat kamar Tomioka-san berada.

'Masa harus masuk kesini?'

Kakimu melangkah ragu memasuki lorong itu. Diujung lorong terdapat sebuah taman bunga mini dengan kursi kayu ditengah-tengah nya.

'Lorong ini indah juga' pikirmu tanpa menghentikan langkah kakimu.

WUSH

Manik mu membelalak setelah berhasil menangkap sebuah bayangan melintas cepat diujung lorong. Aneh, ada bayangan seseorang tapi kamu tidak bisa merasakan hawa aneh disekitar sini.

Kamu remas kimono itu sejenak dan segera berlari mengikuti arah bayangan itu pergi. Benar saja, diujung lorong terdapat 3 jalan menuju lorong lainnya. Dan kamu tak berhasil menangkap sosok bayangan itu. Disana sepi, hanya terdengar suara hewan malam yang bersahut-sahutan.

Manikmu terus mewaspadai keadaan. Tak lama, manik mu kembali melihat bayangan itu berjalan cepat diujung lorong bagian kanan.

"Hei!" Panggilmu dan mulai berlari mengejar. Namun lagi-lagi bayangan itu hilang setelah dirimu sampai diujung lorong. Lorong itu buntu. Tidak ada jalan lain disana.

Kakimu terus melangkah semakin dalam. Derap langkah kakimu berpacu dengan debaran jantungmu yang tak mau kalah bersuara nyaring.

Diujung lorong terdapat sebuah kamar dengan fusuma yang tidak tertutup sempurna, menyisakan sebuah celah kecil untuk kamu intip. Dan benar saja! Kamu melihat bayangan itu berdiri dibawah sinar rembulan. Hawanya tidak terasa!

Tanpa berpikir dua kali, segera kamu tarik hikite itu namun,

"JANGAN MELANGKAH LEBIH DARI ITU!"

DHUAAARRR!!!
Halo! Dengan Ten disini (♡∀♡)
Minna-san!! Terima kasih untuk 10K readers nya (⌯˃̶᷄ ﹏ ˂̶᷄⌯)゚
Saya tidak menyangka sangat:)
Sangat sangat sangat sekali sangat tidak percaya sangat (╥︣﹏᷅╥᷅)

Ja! Sampai ketemu di Chapter selanjutnya! 🎉❤️

Sincerely, Ten🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro