Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 18 : Pergi bersama?


Latihan hari ini selesai cukup lama. Yakni ketika matahari mulai tenggelam terganti kegelapan ditemani bulan dan berhiaskan taburan bintang.

Kamu yang kelelahan segera membaringkan tubuhmu diatas futon, merasakan setiap tulangmu remuk setelah latihan barusan.

Karena malam yang dingin, ditemani sepoi-sepoi angin malam yang sejuk, berhasil membuatmu rikeks dan mulai menghantarmu kedalam pelukan mimpi. Kamu akhirnya tidur nyenyak dengan seragam demon slayer yang masih lengkap terpakai.

'Hah apa ini'

Kamu berdiri dipinggir sebuah aliran sungai yang penuh dengan bunga teratai. Angin disitu terasa begitu menyejukkan menerpa wajah. Menerbangkan helaian (h/c) suraimu.

'Mimpi ini lagi?'

" (y/n)"

Panggil seseorang dari belakangmu. Kamu yang tengah menikmati pemandangan itu segera berbalik dan menangkap sesosok perempuan mungil berkimono bunga membawa sebuah Haori biru dengan corak awan.

Kamu merasakan ada yang janggal dari mimpi ini. Bukankah ini adalah mimpi kemarin?

(GIYU POV)

"S-sabito"

DEG!

' Tunggu! Itu suara (y/n) bukan?'

Telingaku menangkap jelas nama "nya" yang terucap jelas dari mulut (y/n). Segera kubanting selimut lantas mulai berjalan menuju kamar sebelahku, tempatnya sedang tertidur. Kakiku terus melangkah tanpa membuat suara, ku tarik fusuma perlahan dan melihat nya tengah tertidur pulas diatas futon.

"S-s-sabito" Ucapnya lagi.

Perasaanku seakan berkecamuk. Sudah lama tak kudengar nama itu keluar dari mulutnya. Sebuah nama yang bahkan selalu ia ucapkan dahulu, kini menjadi langka setelah kejadian mematikan itu.

Sialan! Aku merasakan sayatan kecil dihatiku. Selalu seperti ini. Melihat sosoknya saja sudah cukup menyakitkan hatiku. Bagaimana kalau dia sampai mendapatkan ingatannya kembali? Bagaimana kalau dia sampai tau tentang ku? Tentang Sabito, Makomo?

Tak tega rasanya terus bersandiwara seperti ini. Tapi, mau bagaimana lagi?

Ku putuskan untuk mendekat lantas mencium keningnya dengan hangat.

" (y/n) aku merindukanmu"

『️◆️◆️』️

TAK TAK

"ADUH!" Teriak Tomioka saat tangannya terpelintir ketika menepis setiap seranganmu.

Entah apa yang terjadi, kamu merasakan bahwa gerakanmu terlihat sangat menggebu-gebu bahkan sampai diluar kendali. Mungkin karena perasaan emosi dan dendam akan kejadian kemarin.

"Maafkan aku Tomioka-san" ucapmu lantas mulai mengurut perlahan tangannya yang terkilir.
"Pelan-pelan saja" Ucap Tomioka sambil meringis kesakitan.

"Hahaha, kukira seorang pilar sepertimu sudah terbiasa dengan rasa sakit" Guyonmu padanya. Dia tak menjawab dan hanya terkekeh kecil untuk menanggapinya.

Tangannya bergerak mengelus lembut suraimu, dia melakukannya dengan senyuman yang membuatmu terpesona seketika.
"Sudah cukup. Sudah tidak sakit lagi" ucapnya lembut.

Kamu merasakan panas menjalar dipipi sampai telingamu. Sesuatu yang aneh mulai melanda hatimu, mengacaukan detakan jantungmu, dan mengubah sikapmu.

"Ah-a-ma-maaf Tomioka-san" Ucapmu sambil sesegera mungkin melepaskan tangannya. Dia tak menjawab, namun senyuman tak kunjung pudar dari wajahnya

Tak berselang lama ia bangkit dari duduknya untuk mengambil air minum yang ia taruh dibawah pohon sakura ditepi lapangan. Matamu memandangi setiap lekuk tubuhnya dengan cermat. Rambutnya, tengkuknya, dan berhenti tepat dihaori sebelah-sebelah miliknya.

Kamu seperti mengenali haori tersebut. Tepatnya haori kotak-kotak hijau sebelah kirinya. Seperti, kain dalaman yang dikenakan lelaki bersurai peach di dalam mimpimu kemarin malam. Kok, bisa sama ya? Apa cuma mirip?

DEG!

"A-AKH" Teriakmu mengalihkan pandangan Giyu pada botol minumnya. Maniknya langsung menuju kepadamu, dan memeperhatikanmu yang mulai jatuh berguling ditanah.

Ia yang merasakan ada sesuatu yang aneh darimu memutuskan untuk segera berlari mendekat.
"Hei! Ada apa hei!!?" Tanyanya khawatir. Tangannya terus bergerak menggoyang-goyangkan kan tubuhmu yang tak berhenti menggeliat.

Teriakanmu semakin mengencang saat kamu merasakan sesuatu berdenyut kencang dalam kepalamu. Dan akhirnya membawa sebuah kegelapan yang mewarnai penglihatan mu. kamu mulai kehilangan kesadaran.

『️◆️◆️』️

"Ngh~" desahmu saat merasakan sakit yang merajalela di kepalamu. Kamu menyadari bahwa kini kamu telah terbaring diatas futon kamarmu. Matamu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya bangkit untuk duduk dan menggapai senampan ramen didekatmu.

Lapar.

"Oh, kau sudah bangun?" Seorang lelaki tengah berdiri diambang pintu, memperhatikanmu yang tengah makan dengan lahapnya.
"Ow- *glek Tomioka-san. Terima kasih atas bantuannya" Ucapmu disea-sela kunyahan.

Dia hanya tersenyum miring lantas mendekat dan duduk didepanmu. Tomioka tengah memandangi wajahmu yang kotor dengan cipratan kuahnya, tangannya mulai bergerak mengambil lap dan mengusap wajahmu dengan lembut.

"Kau jarang makan ya?" Ejeknya dengan nada manis.
"Siapa bilang! Aku-h-hanya lapar" ucapmu seraya merampas paksa lap dari tangannya. Kamu merasa malu sendiri diperlakukan semanis itu oleh orang setampan Tomioka-san.

"Aku niat mengajakmu kesuatu tempat, tapi sepertinya kamu sedang sakit jadi aku batalkan saja" Tomioka berbicara menyela kunyahan mulutmu. Kunyahan mulutmu terhenti diikuti wajah kaget setelahnya.
"Hwee~ aku baik-baik saja Tomioka-san! Kenapa kamu tidak sepercaya itu padaku?!" Rengekmu dengan kedua sumpit yang menunjuk ke arah wajahmu.
"Tidak! Kalau kau pingsan lagi seperti tadi siapa yang repot? Aku" Ucapnya dan mulai berdiri dari duduknya.

Kamu yang mendengar hal itu segera menaruh mangkukmu dan memeluk erat kedua kakinya sambil terus merengek agar dia bisa membawamu juga.

"Kenapa kau bawel sekali" Ucapnya seraya berusaha menyingkirkan kedua tanganmu dari kakinya. Kamu yang melihat hal itu segera mengeratkan pelukanmu, dan merengek semakin kencang.

"Hwaa~ aku mau ikuttttt"

"Ga boleh!"

"Ga tau pokoknya ikuttt"

"Ah iya-iya udah jangan nangis" Tomioka segera duduk jongkok untuk menyelaraskan wajahnya dengan wajahmu. Ia lantas mengusap pelan kedua ujung matamu dengan ibu jarinya, dan mulai tersenyum hangat.

"Jangan nangis ya! Iya aku ajak" Ucapnya dengan senyuman yang menawan.

Kamu hanya bisa diam terbelalak tak menyangka pemandangan apa yang baru saja kamu lihat.

'Indah'

"Bangunlah dan pakailah kimono yang sudah aku siapkan. Kamu tidak boleh pergi sebelum memakainya!" Perintahnya yang diangguki dengan cepat olehmu. Tomioka yang melihat itu segera menjauh dan menutup fusuma, mempersilahkan mu untuk berganti baju dengan aman.

'Kurasa ini keputusan yang tepat' Batin Tomioka.

Asik jalan-jalan ama akang Giyuu nih😙
Jalan-jalan nya chapter selanjutnya yaa:>

Seperti yang author bilang saat itu.. Remind akan up hari setiap minggu ya!!😋

Terima kasih banyak atas vote kaliann😍

Sincerely, Ten🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro