Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 17 : Tawanya


'Hah apa ini'

Kamu berdiri dipinggir sebuah aliran sungai yang penuh dengan bunga teratai. Angin disitu terasa begitu menyejukkan menerpa wajah. Menerbangkan helaian (h/c) suraimu.

" (y/n)"

Panggil seseorang dari belakangmu. Kamu yang tengah menikmati pemandangan itu segera berbalik dan menangkap sesosok perempuan mungil berkimono bunga membawa sebuah Haori biru dengan corak awan.

Dia berjalan mendekat dan mengenakan haori itu dibadanmu.
"Punyamu" ucapnya lembut.
"Pu-punyaku?" Tanyamu terheran-heran.

Tak lama sebuah tangan muncul mengikatkan sebuah topeng rubah disamping kepalamu. Entah apa yang telah terjadi, tubuhmu seakan tak bereaksi dan membiarkan orang itu mengenakannya dikepalamu.

"Ini punyamu juga" ucap seseorang dengan suara berat khas lelaki.

Setelah merasa ikatan talinya sudah kencang, lelaki itu segera mundur dan membiarkan wajahnya ditatap oleh manikmu. Lelaki berhaori putih polos, bersurai peach dengan luka pipinya sedang tersenyum simpul ke arahmu.

"S-s-sa-sabi-sabit-"

BRAK!!

Gebrakan itu berhasil membangunkan tidur lelapmu. Kamu yang terkejut, reflek membuka mata dan segera menarik posisimu menjadi duduk. Kamu melihat seorang lelaki dengan rambut acak-acakan membuka lebar fusuma mu, disertai tatapan herannya yang menatap lurus kearahmu.

Hening. Sekian lama menunggu, namun lelaki itu tetap diam ditempat dengan sebuah tatapan aneh terlontar melalui sorot manik samudranya.

"Kau mengigau" ucapnya lalu menutup kembali fusuma itu, dan berlalu pergi.

"Eh?! Sumpah gitu aja?!! Ga guna tau gak!!" Sumpah serapah mulai komat-kamit kamu ucapkan. Mengagetkan orang tidur cuma bilang "kamu ngigau" dasar aneh!

Giyu berhenti sejenak, menyandar tepat di dinding kamarmu. Dia terlihat berpikir sejenak sambil memijit-mijit pelan dahinya. Napas gusar ia hembuskan dari hidung mancungnya, lantas berjalan masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamarmu.

'Barusan aku mendengar dia memanggil nama Sabito berulang kali bukan?'

『️◆️◆️』️

Sinar mentari pagi mulai menerpa bumi di awal hari ini. Sinar mentari yang hangat, ditambah dengan udara yang masih sejuk pasti membuat hati siapapun menjadi tenang.

Pagi hari identik dengan dimulainya aktivitas seluruh manusia, bagitu pula denganmu.

Kamu sedang duduk disebuah ruangan makan sejak 30 menit yang lalu. Sedang apa? Jelas menunggu lelaki mesum itu.

Srakk!!

Suara fusuma yang bergeser, memperlihatkan lelaki muda tinggi dengan rambut hitam panjang yang acak-acakan sedang beridiri sambil berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya.

"Oh, kau sudah datang rupanya" ucapnya santai sembari masuk dan duduk satu meja denganmu.
"Haha, anda sangat telat Tomioka-san" ucapmu kalem dengan banyak perempatan didahimu. Jadi, 30 menit berlalu hanya untuk menunggu orang tidur?

Manik samudranya menatap kearah meja makan didepannya yang masih kosong, lantas berpaling menatap kearahmu.
"Ku kira kau sudah masak" ucapnya dengan nada menuduh.
"Tomioka-san.. bagaimana aku mau masak kalau aku sendiri tidak tahu dimana tempat bahan makanan itu berada" Sekuat tenaga dirimu menahan emosi menghadapi pria setengah sadar didepanmu itu.

Dia bernapas gusar lantas mulai berdiri mengambil kunci yang tergeletak diatas lemari kayu disudut ruangan. Dia menggapainya dengan mudah lantas mulai membuka lemari itu.

"Itulah keuntungan bagi manusia yang mempunyai sifat ingin tahu" Sindirnya ketus. Kamu menggerang kuat sambil menegepalkan tanganmu kuat-kuat.
'OKE SEKARANG AKU INGIN TAU APA YANG ORANG TUAMU PIKIRKAN SAAT MELAHIRKANMU?!' Batinmu.

"Yasudah kalau begitu, bagaimana kalau aku yang memasak saja?" Tawarmu pada lelaki itu.
"Tidak usah, ternyata masih ada sisa dari makanan yang kemarin" Ucapnya santai sambil menggotong sebuah nampan berisi makanan dan duduk manis dimeja makan.

'Gatau kok rasanya mau emosi aja gitu'

"Ehm, (y/n) latihannya mulai nanti siang ya. Aku tunggu kamu di lapangan utama." Yeah! Inilah yang kamu tunggu-tunggu. LATIHANN YUHU!
"Baik Tomioka-san" jawabmu berusaha untuk tetap kalem. Tanganmu segera mengambil makanan dari lemari itu lantas duduk didepannya untuk menyantap makananmu dengan lahap.

『️◆️◆️』️

Tap tap tap tap

Bunyi ketuk ujung sepatu mu diatas tanah. Pakaianmu telah lengkap, mulai dari seragam, haori, nichirin, sabuk, sepatu, pita dari Shinobu-sama semuanya sudah terpakai rapi di tubuhmu. Dan itu telah siap mulai dari 45 menit yang lalu.

"Nah ayo kita latihan" Ucap Tomioka, lagi-lagi ia datang dengan santainya tanpa merasa bersalah terhadap perempuan didepannya yang sudah membuang 45 menitnya untuk menunggunya.
"Ada tepat waktu Tomioka-san" Sindirmu dengan senyuman mematikan.
"Aku ketiduran" jawabnya.

'Orang ini kok lebih nyebelin dari pada Tokito-san ya'

"Oke sekarang mau apa?" Tanyanya padamu.
"T-tunggu, seharusnya aku yang menanyakan itu pada anda?!"

"Memang kenapa kalau saya menanyakan hal itu terlebih dahulu kepadamu?"

"Jelas itu aneh! Lalu kalau anda bertanya seperti itu kepada saya, saya akan bertanya ke siapa?"

"Bertanya saja padaku"

"Lalu anda bertanya lagi kepada saya?"

"Oh, iya juga"

Kepalamu sudah panas. Ingin rasanya menggojroki diri sendiri dengan setumpuk es batu. Merasa gerah hati dan bodi.

"Oke oke begini. Bagaimana kalau anda mengasah kemampuan saya terlebih dahulu? Seperti melempar apel lalu anda menyuruh saya untuk menebasnya seperti itu?" Tawarmu kepada lelaki jahanam itu. Wajahnya terlihat flat, tidak bisa ditebak mau setuju atau menolak.

"Ya sudah, sebentar aku ambilkan digudang" Ucapnya sembari berjalan menuju gudang penyimpanannya.
'Tunggu? Ini ditinggal lagi??????'

Tak berselang lama ia datang dengan se bak penuh berisi buah apel yang lembek karena telah busuk. Buah itu telah berubah tekstur dan warnanya, lalu ia membawa se bak ini untuk latihanmu??

"Seperti ini bukan" Ucapnya sambil menggebrak ember itu ditanah. Kamu sudah kewalahan, tak mampu lagi untuk berdebat dengannya. Akhirnya kamu hanya menangguk lantas mulai menjauh untuk mempersiapkan dirimu.

Tanganmu bergerak memegang saya di pinggangmu, lantas mulai menarik-

PLOK!

Satu buah apel terhantam tepat diwajahmu. Kamu bisa mencium bau apel busuk itu diseluruh rongga hidungmu.

'Teme.'

Matamu terbuka untuk menatap kosong lelaki itu. Ditangannya telah siap dua apel busuk lainnya yang siap kapan saja untuk dilepas landaskan.

"Kamu tidak melihatnya?" Ucapnya meremehkan. Lagi-lagi kamu harus mengontrol emosi yang bagaikan ombak tsunami menerjang, meluap-luap. Wajahmu makin merah membara, tetapi sorot matamu mulai melunak, berhasil meredakan amarahmu sendiri.

"Setidaknya berikan aku aba-aba Tomioka-san" Senyum mengancam tercetak di wajahmu. Gila! Orang ini Gila!

"Oh oke," Ucapnya mengambil ancang-ancang.
"Aku mulai" Tangan kanannya bergerak untuk melemparkan apel itu lagi ke arahmu. Kamu yang telah terfokus dengan hal itu hingga tak menyadari bahwa yang dilempar adalah apel ditangan kirinya.

PLOK!

Lagi. Apel busuk itu tepat mengenai rambutmu. Membuat airnya menetes kemana-mana menjadi shampo mu dihari yang indah ini.

"Maafkan saya Tomioka-san. Sekali lagi" Ucapmu selagi mengambil ancang-ancang. Kamu pengang nichirinmu kuat lantas mulai mengambil pernapasan.

Tangan Tomioka mulai bergerak melemparkan apel ditangannya. Kamu fokuskan pandanganmu kearah apel itu dan mulai melangkah untuk menebasnya.

Namun, sebuah apel busuk yang telah hancur tadi terinjak oleh kakimu. Teksturnya saja sudah licin, ditambah lagi jatuh diatas rumput membuatnya lebih licin berkali-kali lipat.

BRAK! PLOK!

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sudah jatuh tersungkur, ditempok apel busuk lagi. Sialan.

Mata Tomioka sedikit melebar, bibirnya bergetar sedikit, kemudian mulai terbuka membentuk seringai, makin lama makin lebar dan akhirnya meledak dalam tawa terbahak-bahak.

"PFT- HEHEHEH"

Kamu menatap tajam, sambil memperhatikan Tomioka dari kejauhan.

Beberapa lamanya kamu menunggu, tapi tawa Tomioka tak kunjung mereda. Kebetulan matamu tertumbuk pada nichirin yang tergeletak di tanah. Tanpa pikir dua kali, Kamu langsung berlari mengambil nichirin itu, mengangkatnya tinggi-tinggi, bersiap menebaskannya.

Tapi tiba-tiba saja Tomioka meloncat dan langsung kabur berputar-putar dilapangan sambil terus cekikikan. Kamu buru-buru mengejarnya dengan nichirin yang diayun-ayunkan ke depan, berusaha mengenai salah satu bagian dari tubuh Tomioka. Tapi, Tomioka terlampau lincah, dia terus berlari berputar-putar mengelilingi pohon Wisteria sesekali melompat ke sana-sini, berusaha menghindari sabetan nichirinmu.

"BUNTUT BABII!" Semprotmu makin gusar.
"Haaa dasar perempuan aneh! " Ucap Tomioka tetap dengan kekehan menggelikannya.

Memang ya, tawa seseorang yang pendiam itu mampu membius siapa saja yang mendengarnya. Dan entah mengapa melihat Tomioka tertawa lepas seperti itu, hatimu terasa tenang dan begitu bahagia. Jarang sekali orang semisterius dia tertawa seperti saat ini. Senyuman yang cerah, manis dan

Tampan.

Etetet salah poto:v


Kangen Tokito yak?

Sama:(
Mulai sekarang ini Fanfic bener-bener jadi Tomioka x reader 😙💙💙
Dah author gak mau bacot banyak-banyak

Sincerely, Ten🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro