Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 7 - Rest, Iori

Pagi hari dengan hujan lebat yang menurunkan suhu ruangan, secangkir teh hangat, dan semangkuk sup yang baru disajikan sungguh menggoda iman untuk kembali tertidur dan berkencan dengan kasur.

Mungkin itu yang akan dipikirkan sebagian banyak orang. Namun tidak dengan pemuda perfeksionis satu ini, Izumi Iori. Ia akan tetap berangkat ke sekolah meski badai menerjangnya. //eh.

Tapi kali ini berbeda. Ia yang seharusnya terbangun 30 menit yang lalu, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar kamar. Tidak atau belum ada member yang memeriksa kamarnya. Mereka memaklumi Iori yang tidur lebih lama dari biasanya, karena jadwalnya yang begitu padat bahkan lebih banyak dari member yang lebih tua.

Merasa curiga karena adiknya tidak pernah tidur lebih dari 30 menit, Mitsuki pun mendatangi kamarnya dengan perlahan. Terlihat member termuda mereka meringkuk dikasur dengan beberapa lapis selimut.

"Iori..? Adikku yang manis, Nii-san memasak pancake spesial untukmu. Ayo keluar, bayi manisku," ucap Mitsuki menggoda sang adik sambil menggoyangkan badan adiknya dengan lembut.

Tak lama kemudian, sebuah kepala dengan surai raven keluar dari selimutnya. Ia memeluk boneka beruang pemberian kakaknya dengan erat. Ia sesekali menarik ingusnya yang keluar, memberi tau sang kakak bahwa ia sedang sakit.

Mitsuki menghela nafas kemudian tersenyum kecil. "Kamu sudah bekerja keras, Iori. Sekarang istirahat ya. Biar Nii-san kasih tau ke sekolah kalo kamu sama Tamaki izin sakit," katanya sambil mengambil termometer di laci Iori.

Iori mengelak hal tersebut. Bagaimana pun juga ia harus ke sekolah supaya tidak tertinggal pelajaran.

"Iori, kamu lagi sakit. Jangan maksain diri sendiri. Nii-san minta ke sekolah buat catatan pelajarannya. Tapi kamu full istirahat, ok?" bujuk Mitsuki. Pada akhirnya Iori pun menuruti kemauan Nii-san nya tersebut dan kembali mengistirahatkan diri.

"Tolong rawat aku hari ini, Nii-san," pinta Iori. "Sampai sembuh, Iori. Kamu kalo sakit berat ga bisa sembuh sehari aja. Izin seminggu dulu. Catatannya biar Nii-san yang urus," jawab Mitsuki lalu mengukur suhu badan Iori. Tercatat 39o terpampang di termometernya. Demam tinggi jarang menyerang Iori kecuali ia bekerja terlalu keras dan suhu udara yang berubah.

"Kamu tunggu disini. Nii-san mau ke dapur. Jangan maksain diri lho," ucap Mitsuki sambil mengelus kening Iori yang panas. Tak lama kemudian, ia keluar dari kamar Iori untuk mengambil makanan, obat, dan alat kompresnya.

"Mitsuki-san, Iori-kun kenapa?"

"Iori ga kenapa-napa, 'kan?"

"Iorin malas doang 'kan?"

"Ichi (Iori) sakit?"

"Iori kenapa?"

Berbagai pertanyaan khawatir bersahut-sahutan melalui telinga Mitsuki.

"Iori... sakit..." ucap Mitsuki menjawab kelima pertanyaan tersebut.

Semuanya terdiam bersamaan hingga pada akhirnya Riku berinisiatif memasak bubur untuk Iori yang dibantu Mitsuki. Nagi membuat kompres dari kain sedangkan Yamato menyiapkan obat demam yang tersedia dan Sougo menyiapkan vitamin dan minum nya. Tamaki... ahaha dia hanya menyiapkan pudding dan bersedia jika boneka puddingnya dipakai Iori.

"Minna, arigatou.. padahal dia adikku. Tapi yang repot kalian..." gumam Mitsuki tiba-tiba yang dapat didengar oleh membernya.

"Mitsuki-san, Iori-kun jarang sakit. Jadi biarkan kami merawatnya juga. Lagipula Mitsuki-san juga bisa kewalahan kalau mengurus Iori-kun sendirian," jawab Sougo sambil menepuk pundak Mitsuki. 4 orang lainnya menyetujui pernyataan tersebut dan beranggap bahwa mereka harus membantu satu sama lain karena mereka adalah keluarga.

Bubur mereka sudah siap. Tentu Mitsuki membuatnya banyak untuk mencegah member lain kelaparan. Mereka bersamaan pergi ke kamar Iori dan berusaha tidak membuat suara.

"Iori, bangun.. ayo makan terus minum obatnya dulu. Biar cepet reda," bujuk Mitsuki dengan member lain yang berada di belakangnya.

"Iori, bangunnn. Makan dulu jangan langsung tidurrr," sahut Riku pelan.

Tak lama kemudian, Iori pun bangun dan duduk sambil sesekali mengusap matanya. Ia melihat ke 6 teman se grupnya menatapnya saat ia sedang rapuh. Ia pun langsung menyembunyikan dirinya dibawah selimut seakan tidak ingin dilihat oleh lainnya.

Butuh waktu untuk memaksa Iori supaya mau makan didepan temannya. Mitsuki duduk di pinggiran kasur sambil menyuapi Iori dengan pelan dan Sougo membersihkan bahu dan leher Iori yang cukup berkeringat dengan kain kecil yang sudah dibasahi air hangat. Lainnya? Mereka hanya duduk di lantai sambil menatap Mitsuki dan Sougo yang melakukan pekerjaannya dengan teratur. Sedangkan Iori hanya membiarkan mereka berdua dan sesekali minum.

"Iori kalo begini jadi imut ya, Rikkun," bisik Tamaki ke Riku lalu memakan puddingnya. Riku mengangguk setuju ke Tamaki kemudian memakan omurice kesayangannya. Yamato hanya membaca naskah drama yang akan dimainkannya.

"Iori-kun, lain kali jangan terlalu maksain diri," ucap Sougo.

"Osaka-san, itu ke 3 kalinya aku mendengar kalimat itu. Tapi bagaimana pun juga, itu kewajibanku untuk menjadi pelajar dan idol disaat bersamaan," jawabnya menentang Sougo.

"Take a rest, Iori," kata member lainnya bersamaan lalu disambut suara tawa.

Tamat

Jurus ngetik semenit aowkaowk. dahlah bye. aks ngantuk

-Tasya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro