Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 29 - Remember Me [14]

"..."

"...ya..."

"Dia ingat sesuatu tentang kalian..."

...ingat tentang

masa yang berharga..."

"Namun terlupakan..."

<><><><><><><><>

A/n: Riku = Tata; Tenn = Mika/Rika. Mulai sekarang mereka pakai nama palsunya a.k.a Tata dan Mika/Rika. Jadi kalo ada Tata, itu artinya dialog Riku. Begitu sebaliknya

"A-apa-" Tata tidak bisa menunjukkan ekspresi lebih selain terkejut. Usahanya yang cukup simpel rupanya justru mengembalikan satu per satu kepingan memori dari ingatan Mika

"Apa yang dia ingat?" Tanya Zahra dengan tenang. Karena yang memiliki peran terbesar disini adalah temannya yang paling muda, Riku atau Tata. Ia harus bisa mengendalikan kondisinya supaya Riku tidak terlalu syok dan terburu-buru dalam menggali informasi lebih dalam.

"Setelah dia mengobrol dengan kalian, dia mengingat siapa Tata atau kau bilang Riku. Tapi dia tidak mengingat semua yang terjadi. Dia hanya ingat jika dia dan Tata bermain peran sebagai kembar seiras seperti Tenn dan Riku. Jadi ia hanya ingat, Tata adalah nama lain dari Riku,"

"Tapi Rika tidak mau mengatakan ke kalian karena terlalu takut," lanjut Touma.

"..."

"Biarkan aku menangis sebentar..." pinta Tata sambil memojokkan diri dan mulai mengeluarkan air mata yang sudah tidak bisa ditahan olehnya itu. Zahra dan Triska langsung mencoba menenangkan anggota termudanya itu dengan sesekali menepuk-nepuk kepalanya meski virtual.

Tata merasakan kehangatan dari keduanya dan menjadi lebih tenang.

"Baguslah.. Setidaknya dia sudah mengingat sedikit demi sedikit," syukur Zahra lega. Ia lega karena Tata tidak terlalu memikirkannya lagi sampai-sampai anggota termudanya kurang tidur karena overthinking.

"Seperti yang kubilang! Dia tidak mau mengatakan kalian bahwa dia sudah mengingat sesuatu," ucap Touma yang membuat ke-3 orang yang terlibat kebingungan dengan maksudnya.

"Serius... sudah kubilang, dia takut,"

"Aku tanya, kenapa dia takut?" Tanya Tata yang sudah menjadi tenang.

"Ya aku tidak tau! Aku bukan Rika!"

"Tapi kau temannya, bukan?!"

"Sebentar lagi akan menjadi pacarnya!"

"DI MIMPIMU," dan ya... terjadi perdebatan kecil lagi antara si penjaga Rika dan si adik termuda. Dengan topik yang sama tentunya.

"Kumohon jangan bertengkar sekarang.." pinta Zahra yang akhirnya dituruti 2 orang itu.

"Baiklah akan kuberitau," ucap Touma menyerah dengan Tata yang tidak akan berhenti mendesak sampai mendapatkan jawaban.

"Jika dia bilang kepadamu, dia pikir kalian akan mengatakan banyak hal buruk yang dilakukannya di masa lalu,"

"Tidak tidak. Kami tidak akan membicarakan tentang hal buruknya," kataku.

"Tapi semua yang dia lakukan itu menjadi kenangan yang sangat berharga..." sahut Zahra. "Itu yang kumaksud. Tapi seperti sebelumnya, dia mengatakan sesuatu yang menyakiti Tata si gadis itu,"

"Hey! Itu hanya nama perempuanku! Bukan berarti aku perempuan sampai ke dunia nyata!" omel Riku (Tata) yang sedang memakan biskuit sebagai cemilannya sampai mengotori kasurnya.

"Hah... aku merindukan permainan peran kami..."

"Terima kasih! Aku baru saja mengingat sesuatu!" Touma terlihat senang begitu Tata mengatakan hal itu. Padahal Tata hanya melepaskan rasa rindunya lewat kalimat itu. Tapi siapa sangka itu justru memberikannya sebuah petunjuk.

Touma kembali dengan membawa sebuah note yang didapatnya dari memo Rika. Ini Touma benar-benar menyadap dan mengambil alih hp Rika, huh...

Riku membaca notenya dan kembali menangis. Sudah berapa kali dia menangis? Entahlah. Yang punya buku ini juga tidak mengetahuinya. Tapi pastinya mata dia berkaca-kaca.

Bagaimana tidak berkaca-kaca? Isi notenya saja begini,

"Aku merindukan bermain peran dengan Riku...
Ntahlah aku merindukannya tiba-tiba..
Aku ingin bermain bersamanya lagi, memeluknya meski virtual, diberi kalimat pujian darinya..

Tapi karenaku, dia menjadi sakit hati.. 
Aku tidak mau memaafkannya padahal ia terlihat begitu gigih untuk mempertahankanku..Padahal diluar sana banyak yang ingin menjaga dirimu.. Kenapa aku yang kamu kejar..?

Riku.. bisakah..

Bisakah kita kembali ke masa lalu dan kembali bersama lagi..? 

Aku.. Rindu kamu..."

"Aku menemukan ini di notenya. Dan ini ditulis pada tanggal 21 Juli,"

"21 Juli... setahun setelah Tenn-nii pergi dan memblokirku untuk waktu lama.." gumam Tata mencoba mengingat-ingatnya.

"Tenn-nii... Jika ada mesin waktu, aku menginginkannya untuk memperbaiki kesalahanku.." lanjutnya sambil memeluk lututnya dan langsung merespon ke grup. Ia tidak bisa membuat yang lainnya tau jika ia menangis.

"Aku ingin menangis sekarang. Tolongg,"

Terlambat. Ia sudah menumpahkannya lebih awal.

"Lepaskan semuanya, Tata.." ucap Zahra.

"Mika atau Rika baru saja bilang kepadaku. Ia ingin bermain peran denganmu lagi, tapi tidak memiliki keberanian karena masih merasa bersalah,"

"Ah begitu ya..." respon Tata kepada Touma.

Touma memang menjengkelkan. Tapi Tata berutang budi kepadanya karena sudah menjaganya. Tentu saja dengan syarat tidak merebut Rika dari Gaku.

"Aku yakin dia akan melakukannya jika dia sudah siap," jawab Zahra dengan optimis.

Author: Melakukan apa tuch. /emot bulan gosong

/ditabok/ lanjut meng

"Apa dia keras kepala sebelumnya?" Tanya Touma.

"Lah tapi kau temannya!" protesku.

"pacarnya melarangku mendekatinya! Kau lupa hah?!"

"Oh- Iya-"

"Hm... sebenarnya iya. Bahkan dia pingsan saat event itu,"

"Event apa? Sepertinya aku lupa,"

"Tidak. Kamu tidak lupa. Aku dan Gaku-san hanya tidak memberitaumu," batin Tata.

"Itu menjelaskan banyak hal karena dia sekarang keras kepala ketika aku menyuruhnya untuk tidak berusaha terlalu keras untuk mengembalikan ingatannya," Touma menjelaskan situasi yang sedang terjadi.

Benar-benar ciri khas dari Rika, huh.

"Ahh mouu, aku rindu bermain peran dengannya.."

"Dia bilang, aku juga," kata Touma menyampaikan kata-kata dari Rika.

Tata's POV

Aku sudah kehabisan topik baru. Akhirnya aku membaca ulang percakapan kami dan sesekali melihat siapa saja yang sudah membacanya. Rupanya Risa sudah membaca dan tidak memberikan komentar apapun.

Aku ingat jika Risa selalu menggodaku setiap ada topik berkaitan dengan Tenn-nii atau bisa kubilang Rika.

"Risa, diamlah," kataku sambil mengetag orang yang kumaksud.

"Apa? Aku hanya menyimak kalian," balas Risa dengan jujur.

"Kau selalu menggodaku setiap aku bersama Rika,"

"WTF. Aku tidak mengatakan apapun! Kamu sangat suka memulai keributan denganku, iya bukan?"

"Bagaimana jika aku bilang iya?"

"Kamu gila,"

"Jika tidak?"

"Maka kau mengidap amnesia jika mengatakan tidak,"

"Baiklah tidak,"

"Ada apa?" Tanya Touma saat melihat aku berdebat. Lagi.

"Bukan apa-apa,"

"Hey kalian. Mau dengar sesuatu yang membuat kalian berhenti untuk sementara?" tawarnya. Cukup mencurigakan. Namun rasa penasaranku lebih tinggi dari rasa curigaku.

"Apa itu?"

"Kalian ingin tau?"

AKU TIDAK AKAN BERTANYA KEPADAMU JIKA AKU TIDAK INGIN TAU!

Hah... aku bingung dengan orang-orang saat ini.

"Rika bilang dia membenci kalian semua,"

I know you lied.

Rika tidak sekejam itu dengan temannya. Apalagi adiknya yang manis ini ahahaha.

"Hahaha maaf. Bercanda saja. Dia bilang sebaliknya, yaitu 'Aku mencintai mereka... tapi aku tidak mengingatnya dengan baik,'. Hanya itu saja," lanjut manusia tidak punya otak ini.

"Tentu saja. Aku juga masih mencintainya," sahutku.

Hening.. tidak ada yang memulai percakapan lagi sampai malam.

Merasa tidak ada yang perlu disampaikan lagi, pada akhirnya aku keluar sarang ternyamanku, kamar. Dan langsung menghabiskan sisa waktu dari hari ini untuk bermain dengan para adik kesayanganku yang sedari tadi mengkhawatirkanku.

Tetapi aku menjadi berpikir. 

Apa Tenn-nii merasakan hal yang sama disana?

Apa dia merasakan kehangatan disini?

Siapa yang menenangkannya jika ia ketakutan selain Gaku-san?

Aku memikirkannya setiap malam. Berdoa supaya dia tetap baik-baik saja. Dan pada akhirnya, aku pertama kalinya tertidur dengan nyenyak setelah perasaan bersalah yang menghantuiku selama 6 bulan lebih.

Apa kamu berpikiran yang sama..

Tenn-nii..?

TAMAT

Omagad besok hari terakhir dan ini chap belum sampe akhir. 

hOw?! berikan aku tambahan waktu kak-

asudahlah perhitunganku tidak waras kali ini. punggung selalu aja kretek-kretek tiap habis nulis. padahal cuman 1 jam depan laptop posisi tegak.

btw yang udah baca sampai sini, terima kasih banyak! sampai jumpa di chapter terakhir besok!

-Tasya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro