7. Crazy Girl
Merry me juliet~
Tapi aku cewe heeee
( ु⁎ᴗ_ᴗ⁎)ु.。oO *mari kita doakan kewarasan author kita.
***
Kalian tau Halilintar, Gempa, Ice, dan lainnya? Ya, mereka adalah kawan karib Boboiboy saat SMA.
Tampang mereka? Cukup tampan dan menawan, tidak jarang wanita yang sering menyatakan cinta pada mereka.
Hari ini, kampus libur. Dan Boboiboy berencana untuk mengajak kawan lamanya reunian. Seperti anak sekolah yang sudah lulus pada umumnya, paling tidak tiga bulan sekali mereka ingin sekali saling bertemu untuk bertegur-sapa.
Hari ini mereka akan mengadakan pertemuan di alun-alun kota. Tempatnya strategis dan nyaman.
--
Boboiboy, Taufan, dan Blaze datang 30 menit lebih awal dari yang lain karena mereka duluan yang membuat rencana tersebut, oleh sebab itu mereka harus selalu stay time.
"Duh ... lama anjing, laper tau," seperti biasa, Taufan mengeluhi situasi yang ia perbuat sendiri.
"Makan aja elah, ribet banget," ujar Blaze sembari memukul perut Taufan yang notabenya sedang kelaparan tersebut.
"Anj—"
"Sut! Sekali-kali tobat napa sih, toxic mulu," tegur Boboiboy pada Taufan.
"Cewe aja terus yang dialusin," sambung Blaze.
Taufan terkekeh pelan, ia sadar bahwa dirinya memang yang paling laknat dari temannya yang lain. "Iya iya, sorry."
Boboiboy memutar bola mata malas dan Blaze mengangguk pelan. Teringat bahwa Blaze dan Boboiboy belum tau apa yang akan diadakan pada reunian kali ini, Blaze bertanya, "Hari ini kita mau ngapain aja, bray?"
Taufan menoleh kemudian tersenyum kecut. "Semua sudah ku atur, tenang dan nikmati reunian ini." Taufan meluruskan tatapannya pada sebuah mobil hitam di depannya.
"Loh, itu si Hali, 'kan?" tanya Taufan sembari menunjuk mobil yang bari saja berlalu.
"Ya mana gua tau, njir," geram Blaze.
"Oiya, maaf. Tapi gua yakin itu tuh mobil si Hali. Kerasa aura nya, aura orang ganteng tapi nyali kek jablai gitu," celutuk Taufan dengan sigap Blaze mengikut pinggang Taufan dengan keras.
"Anying..."
"Toxic terus lu!" Baiklah Boboiboy geram sekarang.
--
Setelah mereka bertegur sapa dengan Halilintar, Ice, Gempa, dan Fang mereka dibimbing Taufan menuju suatu tempat.
Pemandian air panas.
Apa Taufan mengajak mereka hanya karena nafsu? Ah dasar Taufan aneh.
"Ngapain ke sini? Gw gak bawa baju ganti, males." Tolak Halilintar
"Ngapain ganti, telanjang aja elah," cetus Taufan tanpa pemelanan suara sedikit pun.
Boleh aku bertanya?
Apa Taufan masih waras untuk ku jadikan suami?
Baiklah kembali ke topik.
Merasa apa yang dikatakan Taufan senonoh dan vulgar, semua kawannya tersenyum kecut sembari memandangi Taufan. Taufan yang merasa dipandang pun agak risih karenanya.
"Apa?" tanya Taufan ketus
"BUAT DIA JADI BUGIL!" pekik Blaze
"GAS KEN!"
"CEMPLUNGIN! CEMPLUNGIN! CEMPLUNGIN!"
"SANA ENA ENA AMA AIR, BYE!"
Taufan yang hanya memakai kaus putih oblong dan kolor di dalam kolam seketika jatuh pingsan.
Halilintar dan yang lain seketika berbalik saat mendengar suara dentuman air dari pertemuan tubuh Taufan dengan air kolam.
"Fan... anjir woi Taufan mau mati!" Blaze langsung menyusuli Taufan. Boboiboy dan yang lainnya ikut.
Dan— benar saja, tubuh Taufan mengapung di air. Ah, iya mereka lupa bahwa Taufan belum makan dari tadi siang.
Apa lambungnya kambuh?
Tanpa banyak pikir lagi, Halilintar dan Gempa langsung membopong Taufan ke tepi sementara Boboiboy mengambil handuk yang biasanya sudah disiapkan oleh pihak setempat.
"Fan, nyusahin ege lu. Mati aja sekalian," celutuk Halilintar ngawur. Gempa yang merasa tidak setuju dengan perkataan Halilintar langsung menatapnya sengit. "Jaga kata-katamu, Hali."
"Ck."
"Kok tiba-tiba pingsan sih? Pura-pura, kah?" terka Ice
Blaze menggeleng dan berusaha mengingat-ingat apa yang kemungkinan terjadi pada Taufan. "Oh iya, Blaze ingat! Taufan belum makan dari tadi siang, mungkin ia kedinginan dan lelah makanya begini..." jelas Blaze.
"Hmm logis, biasanya orang yang belum makan jadi lemas dan tak mampu beraktivitas," tutur Fang. Fang cukup pintar di bidang kedokteran namun siapa sangka, ia adalah anak akuntansi.
"Kita hangatkan dia dan beri teh hangat untuk mengganjal perut kosongnya," titah Fang. Halilintar dan Gempa mengangguk dan membawa Taufan ke tempat yang lebih nyaman.
"Ice, sebaiknya kamu beli makanan lebih dahulu, Blaze temani Ice sana!" cecar Fang.
Mengapa jiwa kepemimpinan Fang terbit sekarang?
"Boy lama, gw aja lah yang ambil handuknya," gumam Fang.
"Eh Hali, Gem, gw ambil handuk dulu ya, jangan kemana mana!"
"Yosh!"
Fang berlari dengan cepat, kasian Taufan kalau harus sampai menggigil dalam keadaan perut kosong.
Saat hendak menuju loker, lampu tempat Fang berada mendadak mati, namun Fang berusaha tak peduli dan menyalakan flash handphone miliknya untuk memberikan sedikit penerangan.
Merasa cukup terang, Fang kembali melanjutkan perjalanannya. Namun seseorang menahan Fang dan menyudutkannya ke dinding.
"BAJINGAN, SIAPA INI!!!?" Fang berusaha memberontak dan mengenali gender dari sosok tersebut guna mencari titik vital padanya.
"Ssttt... apa kau tidak kenal dengan ku, hm?"
Perempuan! Tapi, bolehkah aku kasar padanya? Ah ini gawat, biar lah!
Dengan otot kekar Fang, ia mendorong tubuh ramping wanita di depannya dan menendang bagian perut wanita tersebut. Meski hanya menggunakan insting, namun nyatanya telat sasaran.
Sejujurnya, Ia tau ini berbahaya namun keadaan sedang tidak memungkinkan.
Dalam sekali tendangan saja, wanita itu sudah terkapar sembari merintis di tempatanya jatuh.
"Ahh.. kau..."
Fang berusaha tetap datar, ia mengambil handphone yang falsh nya masih aktif saat tak sengaja terjatuh tadi.
Ia mengambilnya dan mengarahkan handphonenya ke wajah wanita tadi.
... Cika. Mantan kekasih Fang dan orang yang hampir saja membunuh Boboiboy dan Yaya.
"SIALAN! MAU APA KAMU KE SINI, HAH!?" Fang mencengkam dagu Cika dengan kuat.
Tidak ada kata ampun bagi wanita brengsek ini.
"Ahh... sakit Fang"
"Aku tidak peduli, mau apau ke sini!?" desak Fang
" Tadinya aku ingin membun.. au.."
"Mem?"
"Lo-longgarkan cengkram—" belum selesai Cika berbicara, Fang sudah melepaskan cengkaramannya dengan kasar.
"Ck, sudah." Fang berdiri, ia terlaku malas menatap iris mata wanita di hadapannya.
Cika tersemyum kecut dan bangkit dari jatuhnya. Fang yang terlalu banyak menyimpan luka itu malas melihat ke arah Cika dan memutuskan untuk membelakanginya. Namun bagi Cika inilah saat yang tepat.
"Apa yang kau lakukan, Cika...
Setelah kejadian 5 tahun lalu, kau masih saja berani berkeliaran di depanku?" sarkas Fang. Ia mengepalkan tangannya, kesal.
Ya ... kejadian 5 tahun laku hanya diketahui oleh Fang, Cika, dan partner Cika.
Dahulu, Fang dan Cika merupakan pasangan gelap di sekolah mereka -maksudnya, berpacaran tanpa diketahui orang lain.
Hingga suatu hari Fang sadar bahwa Cika lebih menyukai Boboiboy. Bahkan ia sempat memergoki rencana jahat Cika saat ia ingin menaburkan obat palsu di makanan Yaya.
Selain itu, Cika adalah toxic girlfriend menurut Fang.
Sikap Cika yang tidak ada manis-manisnya dan terkesan kasar membuat Fang terlampau sakit hati.
Ditengah memori kelam tersebut, Cika memeluk Fang dari belakang. Dengan cepat Fang menghempas tubuh cika
"Gila!!" Cika malah tersenyum sambil memainkan kedua jari telunjuknya.
"Fang, jadilah kekasihku lagi, kau mau, 'kan?" Cika membuat wajah polos tanpa dosa miliknya.
"Manusia mana yang mau denganmu? Bahkan pengemis jalanan enggan menikahimu!" dengan kata kata super tajam, Fang menyerang hati Cika dan berlalu dari ruangan itu. Ia lupa, kalau Taufan harus segera ia tolong.
"Fa..fang..."
***
Hati Fang terasa tercabik setelah mengatakan hal demikian. Padahal kata-kata tersebut tidak dipersembahkan pada dirinya. Namun ... apa sikapnya tadi terlalu kasar?
"Aku tidak kasar, kan? Tidak, kan? Aku hanya ingin membantu Taufan hahaha, ya!"
Fang mempercepat langkahnya dan kembali ke tempat Taufan berada.
Oh, rupanya Boboiboy lebih dahulu membawakan handuk untuk Taufan. Entah lewat mana, tapi ia bersyukur Boboiboy tidak bertemu Cika -kelihatannya.
Taufan juga sudah lebih baik dan siuman, bahkan ia sedang menyatap makanan saat ini.
"Sebaiknya aku minta mereka pulang, Cika bisa saja berbuat lebih..."
Dan Fang pun segera meminta temannya pulang tanpa memberikan alasannya. Padahal waktu baru menunjukan pukul 07.13 malam.
"Sudahlah pulang saja, ruangan tengah konslet. Kalau kenapa-napa bagaimana?" bujuk Fang
"Gitu ya? Ya udah kita ke restauran deket sini yuk!" ajak Boboiboy.
"Ayo aja gua mah asal ditarktir!" jawab Taufan
"Gua juga," sambung Ice
"Gua ge!" ucap Blaze
"Kalo gini bangkrut gua, bego!" geram Boboiboy.
"Pulang aja Boy. Minggu depan main lagi, gw mau ngerjain skripsi," ucap Halilintar
"Sama Boy. Lain kali aja ya, kita pamit dulu." Gempa dan Halilintar pamit, sementara Ice, Taufan, dan Blaze memasang wajah masam dan kecewa miliknya.
"Ya, hati hati ya!"
"Yoi, yok Ice, Fang!" panggil Gempa
"Ah, Gempa gak seru." Misuh Ice.
"Pulang aja, minggu depan main lagi. Oh iya boy,"
"Apa fang?"
"Semangat nyari Yaya nya, gw bantu doa aja ya..."
"Eh iya, makasih. Duh malu gw," ucap Boboiboy malu malu. Fang tersenyum dan pergi meninggalkan tempat tersebut bersama Halilintar, Gempa, dan Ice yang kebetulan saling numpang.
"Yok balik!" ajak Boboiboy
"Pulang nanti main PS di rumah gw, ya?" ajak Blaze
"Gampang!" jawab Boboiboy dan Taufan serentak.
Apa sih yang enggak, jarak rumah gak sampai satu kilometer kok gak bisa.
"Hahah, ya udah yok pulang!"
"Ya..."
****
( ु⁎ᴗ_ᴗ⁎)ु.。oO
Tengkyu, maaf kalo banyak typo. Males pertinjauin.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro