40
Kiran menatap sekitarnya pelan. Ada mama dan papa. Kepalanya terasa pusing. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tempo hari dan satu pertanyaan terlintas di benaknya.
"Ma.., pa, Ira dimana?" tanyanya lirih.
Mama Kiran mengelus puncak kepala putrinya pelan,"iya sayang, sebentar lagi datang kok."
Dan benar saja, tak lama Ira datang. Bersama Devon.
Kiran langsung malu saat melihat Devon yang menatapnya sambil tersenyum. Pasalnya, Kiran masih ingat bagaimana Ia menyatakan perasaannya pada Devon saat itu.
Semoga pipi Kiran nggak memerah.
"Eh? Devonnya ikut juga..," ujar mama Kiran sambil tersenyum kearah Devon dan Ira. Devon hanya nyengir kuda.
"Kiran, kamu harus tau ini si Devon selalu kesini selama kamu koma," jelas papa Kiran sambil tersenyum menggoda.
Kiran hanya cemberut. Karena kepalanya terlalu pusing untuk berdebat dengan papa ataupun dengan.. Devon.
Bahkan memikirkan Devon saja sudah membuat Kiran malu.
"Beruntung kamu selamat, Kir. Gue makasih banyak sama lo" ujar Ira tiba-tiba sambil memeluk tubuh mungil Kiran. Kiran tersenyum sambil mengelus kepala Ira yang berada di atas perutnya.
Devon berdeham. "Gue nggak habis pikir lo ngelakuin itu, Kir."
Dan selanjutnya, Kiran memanyunkan bibirnya mendengar celotehan Devon tentang kenekatan yang dilakukannya.
-0-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro