36
Devon duduk di samping ranjang tempat Kiran sedang tertidur.
Iya. Kiran tertidur.
Devon nggak mau menganggap Kiran itu bagaimana, intinya dia sedang tidur. Padahal Kiran sedang dalam tahap koma.
Kini mereka sudah di rumah sakit.
"Kiran lo kenapa tidur sih? Ayo cerita sama gue"
Tidak ada yang menjawab.
"Cerita tentang perasaan lo ke gue, ayo Kir!" perintah Devon sambil menggoyangkan tangan Kiran yang lemas tak berdaya.
"Devon? Pulang yuk? Besok kan lo sekolah" ajak Brandon sambil memegang bahu Devon. Devon meringis dan terdiam. Menatap Kiran yang mulutnya ditutupi oleh alat yang tidak Ia ketahui.
"Gue maunya sekolah sama Kiran" jawab Devon singkat.
"Dev. Ayo pulang," giliran Aldo yang mengajak Devon. Devon masih bersikukuh tidak mau pulang.
Keluarga Kiran sudah sampai di rumah sakit. Namun Devon tak juga mau pulang.
"Dev, pulang ya. Besok lo bisa kesini lagi sama kita. Siapa tau, Kiran sadar" ujar Ira pelan dengan suara bergetar.
Devon tahu, Ira menahan tangis.
"Lo nangis aja, Ra" kata Devon kemudian setelah keheningan yang cukup lama.
"Kiran nggak suka lihat gue nangis, kata dia.., kita harus kuat menjalani hidup,"ujar Ira kemudian.
-0-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro