Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CH 6 : GADIS YANG MERAJUK

Disclaimer:
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Saya hanya meminjam karakter dan tidak memperoleh keuntungan bersifat materi dari fanfiksi ini.

****

Apakah Tuan yakin? Bahkan tiap hari Tuan mengunjungi kamar Nona Sakura .. Gumam Benjiro dalam hati dan pergi menjauh dari perpustakaan.

****

Perpustakaan Kediaman Indra

"Efek pemulihannya adalah 1 bulan.." Ucap Indra sambil menulis kata yang dia ucapkan ke sebuah gulungan kertas. "Kuberi nama jurus ini adalah genjutsu." Lanjutnya.

Selama ini dia sedang meneliti sebuah ilusi sharingan yang dimiliki olehnya. Tentu saja Hagoromo, ayahnya, juga memiliki sharingan. Tetapi, penelitian yang ditulis oleh Hagoromo kurang lengkap karena tiba-tiba sharingan Hagoromo berubah menjadi ungu (rinnegan) ketika menyegel ibunya (Kaguya). Maka dari itu, Indra bersedia untuk menekuni penelitian sharingan yang masih tetap menjadi misteri hingga saat ini.

"Tuan!! Tuan Indra!!" Teriakan melengking seorang gadis telah membuyarkan konsentrasi menulisnya. Itu adalah suara Kanna, pelayan pribadi Sakura. Indra berhenti menulis dan meletakkan pena bulunya di samping gulungan kertas. Menunggu pelayan itu masuk ke ruangannya.

Brak!

"Tuan!" Jerit Kanna dengan menggeser pintu sangat keras. Indra mengetatkan gerahamnya. Betapa tidak sopannya perempuan ini.

"Ada apa?" Suara Indra lebih terdengar seperti desisan penuh ancaman dibanding dengan bertanya seperti manusia biasa.

"Anu ... Nona Sakura..." Suara Kanna tertelan di tenggorokan. "Nona Sakura berada di atas atap rumah ini, Tuan!"

"APA?!" Mata Indra melebar. Geraham laki-laki itu makin mengetat penuh kemarahan seolah akan meledak. Indra saat itu juga bangkit dari duduknya dan berlari kencang melewati Kanna. Kanna pun mengikuti Indra berlari dari belakang.

Saat berada di luar halaman, semua murid-murid Indra menyoraki Sakura dari bawah. Ada juga yang membawa tumpukan jerami untuk persiapan menangkap tubuh Sakura ketika jatuh.

"Nona Sakura! Apa yang Anda lakukan disana?!" Teriak salah satu murid Indra.

Melihat itu, Indra mendongak keatas dan menatap Sakura dengan tatapan tajam. Tentu saja sharingan nya juga muncul. Belum pernah Ia menghadapi hal konyol semacam ini.

"Turun atau aku akan menjemputmu disana dan menangkapmu. Tentu saja aku mengikat kedua tanganmu setelahnya. Kau memiliki dua pilihan, Sakura." Ancam Indra, suaranya rendah dan membuat bulu kuduk berdiri.

"Pilihanku adalah mati daripada mengandung anak darimu!" Sakura menatap nyalang penuh kebencian kepada sosok yang mengenakan kimono putih berkerah tinggi itu.

Kata-kata Sakura rupanya memancing emosi Indra. Rahangnya berkedut geram, lalu mata merahnya berubah menjadi sinis.

"Kalau begitu, kuputuskan untuk mengikat tanganmu." Secepat kilat Indra bergerak dari bawah halaman menuju atap tempat Sakura berada. Sakura terkejut bukan main saat Indra sudah dihadapannya dan mencengkeram lengan kanannya saat ini.

"Lepas!"

"Kau tau.. mengapa aku memilih menidurimu?"

Sebenarnya Sakura tidak tertarik mendengar pernyataan dari Indra. Tetapi, cengkeraman laki-laki itu makin kuat hingga tubuh Sakura sedikit dekat dengan Indra serta wajah mereka berhadapan. Mata Sakura menyipit, ingin rasanya ia menghindar dari tatapannya.

"Itu karena.. aku membencimu dan keluargamu yang pendosa itu. Sebagai hukumannya, kau bersama denganku agar aku bisa menikmati penderitaanmu." Bibir Indra berubah menjadi senyuman kejam. Mendengar itu, Sakura membelalakkan matanya. Rasanya sangat pedih sekali mendengar ungkapan itu dari mulut Indra.

Tomoe di mata sharingan Indra berputar dan tertangkap oleh bola mata Sakura sehingga Sakura pun jatuh ke dalam jurus ilusinya atau bisa disebut dengan genjutsu.

"Perempuan merepotkan." Ucap Indra dengan nada dan tatapan mencemooh.

****

Sakura telah masuk kedalam genjutsu Indra. Sehingga dengan mudah Indra menggendong tubuh Sakura kembali ke kamarnya.

"Kanna..." Panggil Indra saat membaringkan tubuh Sakura di ranjang.

"I...iya Tuan.." Kanna menghampiri Indra dengan menunduk.

"Panggil ayahmu ke perpustakaanku nanti malam.." Perintah Indra tak terbantahkan.

"Baik, Tuan."

Perpustakaan Kediaman Indra

Malam harinya, setelah melakukan aktivitasnya, Benjiro masuk ke dalam perpustakaan dan Indra menyuruhnya duduk di depan mejanya. Benjiro merasa, ini adalah sesuatu yang penting jika Indra menyuruhnya duduk di hadapannya.

"Benjiro, sepertinya aku membutuhkan beberapa pelayan untuk mengawasinya. Karena setelah ini aku tidak sering berada di rumah. Aku harus memperkenalkan Ninjutsu ke seluruh dunia. Aku tidak bisa membiarkan ajaran Ninshu mendominasi."

"Anda ingin berapa pelayan, Tuan?" Suara serak ala orang tua meluncur dari mulut Benjiro.

"Sebanyak mungkin. Ini demi masa depan Ninjutsu. Lakukan tes juga seperti biasa apakah orang itu bisa dipercaya atau tidak."

"Baik Tuan Indra." Benjiro menganggukkan kepalanya dan mulai beranjak. Tetapi, ia mengurungkan niatnya karena ingin menanyakan suatu hal yang mengganjal di hatinya.

"Tu.. Tuan.. Saya ingin menanyakan satu hal.."

"Hmm?" Lirik Indra tajam.

"Ji.. jika ini demi masa depan Ninjutsu.. mengapa Anda memilih Nona Sakura yang ayahnya seorang pengkhianat sebagai ibu penerus Ninjutsu? Maaf atas kelancangan saya ini, Tuan..." Benjiro berhasil mengeluarkan unek-uneknya. Tentu saja dengan menahan napas.

"Entahlah.." Jawab Indra tanpa ekspresi. Wajahnya datar seperti biasa. "Tubuhku bergerak sendiri." Sambungnya dan mulai melanjutkan tulisannya.

Mendengar jawaban Tuannya tersebut, bibir Benjiro melengkung keatas membentuk senyuman.

"Ah .. saya mengerti, Tuan. Saya pun juga seorang pria yang telah menikah..." Timpal Benjiro.

"Kau ini bicara apa? Kau ini semakin tua dan banyak bicara. Cepat keluar dari ruanganku dan bekerja!"

"Ma...maafkan saya, Tuan ..." Ucap Benjiro lalu ia memutuskan untuk meninggalkan perpustakaan dengan terbirit-birit.

///

Mimpi itu masih menjadi sebuah misteri. Tubuh kita tidak bergerak tetapi bisa merasakannya dengan jelas. Rasa duka, senang ataupun kepanikan semua itu ada di dalam rekaman memori yang telah terekam sebelumnya. Entah itu rekaman dari leluhur kita dan tidak sengaja terputar kembali. Sampai-sampai orang-orang menyebut hal ini adalah Deja Vu. Tapi anehnya adalah..

Siapa gadis kecil berambut merah muda yang duduk disebelah bocah rambut kuning itu??

Oh.. rupanya gadis bersurai merah muda itu lagi... Dan siapa pria kecil tampan itu?? Dia tampak kesakitan.

Dan lagi-lagi... gadis berambut merah muda.. warna rambut itu sama denganku... siapa wanita berdada besar disebelahnya? Apakah ibunya?

Mimpi itu terus berulang-ulang seperti loop atau putaran yang tak ada ujungnya. Dan aku, tidak mengenali mereka semua yang muncul di dalam mimpiku.

///

"Bangun."

Sakura tersentak dan membuka matanya tiba-tiba.

Napasnya memburu. Suara detak jantungnya berdentam setelah mendengar suara yang membangunkannya itu. Matanya lalu menangkap Indra berdiri di ujung ranjangnya.

"Apa yang Anda lakukan disini?!" Jerit Sakura. Ia beringsut ketakutan.

"Mulutmu itu semakin runcing, Sakura.. Tentu saja ini kamarku. Aku berhak berada disini." Indra lalu bergerak menuju ke samping Sakura. Lalu duduk di pinggirannya. Menatapnya.

"A..apa yang Anda lakukan?" Sakura dengan cepat memejamkan mata saat Indra mendekatkan wajahnya.

"Aku akan pergi untuk menyebarkan ninjutsu, dan aku telah memasang mataku di sudut-sudut rumah ini. Jadi janganlah berbuat bodoh ketika aku tidak ada di rumah.." Bisik Indra tepat di telinga Sakura hingga tubuh Sakura bergidik.

"Lalu, jika kau mencoba melukai dirimu lagi, maka aku akan membawakan satu mayat kepadamu." Ancam Indra tak terbantahkan.

Dengan mata terpejam, air mata dari kelopak mata Sakura sudah tak terbendung lagi. Dan air itu pun meluncur dari ujung kelopak mata.

****
BERSAMBUNG

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro