Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sebuah Awal yang Panjang

1124 words

༶•┈┈⛧┈♛

 
Judul itu bohong, nyatanya kisahku singkat, kok. Semua ini bermula pada Hades—ya, begitulah.

Dikurung dalam kotak pandora Hades tidak begitu buruk, tetapi tak juga menyenangkan.

Di usia tujuh tahun lalu, reaksi pertamaku tentang kotak pandora hitam Hades ialah sebuah wadah yang menampung sebuah dunia lain—katakanlah begitu. Saat itu aku masih bocah ingusan yang tidak tahu arah, naif, dan memiliki pandangan yang pendek akan masa depan. Sudah diberi kesempatan reinkarnasi, tetapi bersikap kurang ajar. Jadi, ketika Hades berhasil menjebakku, tamatlah Darwian yang malang.

"Sudah kukatakan jika manusia itu makhluk fana, berpikiran terbatas dan memiliki pengetahuan yang tumpul." Suara Hades membawa gemuruh hebat di telingaku.

"Iya, nih," kataku seringan bulu hidung, "cuma kau doang yang kepintarannya tidak tertandingi."

Hades tertawa kian keras. Lalu terdiam sesaat bersamaan dengan guntur yang perlahan mereda. "Ratapilah nasibmu, wahai manusia. Buatlah dirimu sadar atas kesalahanmu," tuturnya dengan nada tegas, lalu Cerberus meraung, Hades melanjutkan, "Hari penghakiman akan tiba atas dosa-dosamu."

Lubang hitam sebesar bola basket terbentuk di hadapanku, tepat di atas kotak pandora yang berisi dua hal istimewa, tetapi tak kupilih. Dalam gestur menjentikkan jari secara pelan, badanku menyusut—atau gravitasinya begitu besar—bagai spageti, lalu aku lenyap begitu saja. Yah, hilang dari pandangan siapa pun. Bahkan dari Roh Gelap yang setia membimbingku sejauh ini.

Kisah itu terjadi sekitar 10.000 tahun lalu. Masa-masa akhirku yang gelap dan suram sebelum akhirnya menerima dengan lapang dada 'hukuman' yang Hades ciptakan. Yah, siapa sangka, hal tersebut menjadi awal mula Darwin lahir.

"Mulai sekarang namamu Darwin." Hades memberitahu ketika kunjungan entah yang ke berapa kala itu. "Tidak cocok bocah sepertimu menerima nama Darwian."

Dewa itu berkata seenak jidatnya, seakan-akan aku ini manusia berkepala kambing, yang mana aneh baginya memiliki nama 'Darwian'. Andaikan namaku Maimunah atau Parto menurutku oke-oke saja selagi itu pemberian orang tuaku.

"Boleh request nama, tidak?" tanyaku nggak keren sama sekali. "Christoper kedengarannya bagus. Atau Zayn? Bagaimana dengan Malik? Hm ... Caleb—"

"Sebut satu nama lagi, aku akan membunuhmu untuk yang ketujuh kalinya," potong Hades secepat cheetah.

Aku semakin kurang ajar. "Theodore, Isa, Sigrid, Norman, Bayezid—"

Cerberus meraung. Hawa panas yang keluar dari rongga tenggorokan lalu mengalir ke lubang mulutnya yang bertaring membuatku menciut. Selalu seperti itu. Percaya saja, kepala dan badanku pernah terpisah sebab dipiting anjing berkepala tiga peliharaan Hades itu. Ketika teringat, entah kenapa aku selalu mengusap leherku seakan bagian sana bisa memisahkan diri sendiri begitu saja.

Setelah melihat aku bagai anak kucing yang kehilangan induknya, Hades segera berangkat kembali ke tanah Asphodel. Guntur-guntur seperti melantunkan irama untuk Hades. Meski semuanya kelihatan gelap pekat, kilat-kilat yang hadir ikut menyumbangkan melodi suram kepada tuannya.

Dari hari hingga ke tahun, semuanya bagai menjeratku sampai ke rusuk-rusuk. Aku tidak tahu menyebut tempatku di sini apa dan setiap kali aku bertanya pada Hades, dia tidak pernah memberitahu. Yang dikatakannya hanyalah, "Kau berada dalam sebuah wadah kehampaan. Tidak mati dan tidak hidup."

Aku bukan bocah tujuh tahun yang idiot atau kurang ajar lagi. Jika Hades pikir aku bakal selamanya terkurung dalam jeruji gelapnya yang jelek ini, maka dia keliru.

Selama 10.000 tahun—kuasumsikan begitu sebab begitu lama di sini—berada dalam kurungannya ini, aku sudah banyak menyaksikan hukuman atas dosa-dosa yang diperbuat seseorang, atau yang disebut Hades sebagai Hari Penghakiman. Di mana orang itu bakal disiksa sampai mati, lalu dihidupkan, dan berulang sampai ia mengakui kesalahannya atau akan berakhir ketika Hades ingin.

Selama 10.000 tahun ini, aku memahami polanya; setiap hari begitu begitu banyak  orang-orang yang bernasib sepertiku. Membuat sebuah kekonyolan, lalu masuk dalam perangkap Hades. Setiap hari itu pula, ribuan orang bakal dihakimi hingga tiba saatnya.

Namun ... aku berbeda. Aku selalu merasa punya dua pikiran yang timpang-tindih. Suara itu berbicara dalam kepalaku samar-samar. Tidak jelas, seperti kaset radio yang rusak.

Dalam kondisi tertentu, aku kadang kehilangan 'perasa' pada badanku. Misalnya saat dicambuk Roh-Roh Gelap di sini, hanya ada secuil rasa sakit bagai digigit semut, selebihnya aku baik-baik saja. Yah, kendati luka cambuk permanen membekas dari kening kananku sampai ke tukang pipi. Itu barangkali sebagai satu-satunya tanda kalau aku pernah berada di sini.

"Kau ... tidak akan pernah bisa keluar dari sini, Dar."

Pada suatu waktu suara sebuah suara dalam batok kepalaku perlahan jelas dan dapat kusimpulkan kalimatnya.

"Atau  ... " Suaranya kekeh. "Bisa ....?"

Berhari-hari lamanya, atau bertahun-tahun, suara yang hadir dalam kepalaku itu kuasumsikan sebagai bagian dari efek stress akibat terlalu lama berada di sini membuatku hampir gila. Lama-kelamaan, aku mulai menerimanya dan aku bakal berserah diri pada siapapun jika aku sungguhan gila.

Guntur menyambut, kilat datang, getaran tanah mengguncang sekujur badan. Itu tandanya Hades datang. Dalam kejauhan, semburan api muncul melalui Cerberus dan Hades tiba-tiba saja jatuh dari langit dan berdiri di depanku dengan tampang yang—yaampun—kurang ajar banget. Memuakkan, serius.

"Darwin," katanya pelan, "berkali-kali aku datang ke sini, aku pernah berkata padamu bahwa Hari Penghakiman akan tiba."

"Aku tidak pernah melupakannya," balasku singkat.

Cerberus agak mendengkus, alih-alih terasa seperti sate sedang dikipas, aku hanya merasakan hangat kecil pada suhu yang dihasilkan anjing berkepala tiga itu. Jadi, kakiku tidak mendadak melangkah mundur seperti biasa. Tumitku bagai kaki manekin yang menempel di tanah begitu saja.

"Hingga tiba saatnya, giliranmu akan datang." Hades melanjutkan.

"Aku tidak akan melawan," jawabku singkat.

"Aku tidak akan melawan." Suara dalam kepalaku mengulang sembari terkekeh. Kemudian dia membeokan kalimat yang sama dengan nada agak ditekan, "Aku tidak akan melawan?"

"Hari ini adalah saatnya," lanjut Hades.

Dia menyerukan sebuah kalimat yang hanya bisa dipahami oleh dia dan antek-anteknya, kemudian sepuluh Roh Gelap melayang mendekat dari kejauhan. Secara perlahan mewujud tengkorak berjubah yang membawa senjata masing-masing.

"Hanya ada satu cara untuk kabur dari sini." Suara itu kembali mengisi benakku. Dia terkekeh, "Bunuh Hades."

"Bunuh dia," kata Hades memerintah.

Sepuluh Roh Gelap lantas mendekat, sementara kepalaku luar biasa berisik. "Kita bisa keluar dari sini," katanya, "lepaskan aku."

Aku kurang memahami kata-katanya, bahkan sampai kedua tanganku terentang sebab digiring Roh Gelap di kiri-kanan, tidak ada apa pun yang terjadi selain berisiknya suara itu yang membuatku benar-benar seperti kehilangan akal.

"Lepaskan aku."

"Lepaskan  .... aku  .... "

Semuanya terjadi begitu cepat. Saat hawa panas membungkus tubuhku luar-dalam, semuanya mendadak terlihat terdistorsi. Namun, aku bisa melihat sebuah energi gelap yang melingkupiku secara utuh. Terasa tidak normal saat sepuluh Roh Gelap yang mengelilingiku lenyap begitu saja.

Perlahan, energi gelap yang melumatku barusan berbentuk sebuah bayangan abstrak yang lama-kelamaan mewujud ... seseorang dalam balutan jubah hitam berdiri di depanku, menghadap Hades.

Seakan tidak lebih membingungkan, rasanya aku sungguhan tidak waras ketika Hades mengatakan sebuah kalimat yang sama sekali janggal, "Itu Darwin yang kumaksud."

♛┈⛧┈┈•༶

jujur, ini masih mentah, diketik beberapa jam sebelum detlen. kurang maso apa lagi saya💀

ngomong-ngomong, Darwian bisa kalian temukan di work saya yang berjudul 'Hades's Pandora Box'
#promosi

dah ah

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro