Aku melirik kearah sebuah keluarga yang sedang makan di rumah makan seberang sekolah, mereka tampak bahagia sambil bertepuk tangan. Diatas meja itu juga terdapat sebuah kue tart besar yang dipenuhi lilin. Mereka bernyanyi dengan bahagia.

Aku memandangi bagaimana anak kecil itu meniup lilinnya dengan bahagia, lalu memotong-motong kue tersebut, membagikannya kepada kedua orang tuanya.

Seorang gadis kecil dengan gaun putih duduk di depan meja makan. Sebuah kue cokelat dan tiga gelas jus jeruk berada di hadapannya. Lilin-lilin yang tertancap di atas sana masih belum menyala. Rambutnya yang panjang dikucir dua dan diberi pemanis pita berwarna pink.

Anak itu bersiul sambil tetap menatap kearah jam dinding yang terpasang di ruang makan. Usianya sudah genap 9 tahun hari ini dan ia ingin merayakannya. Ia tidak butuh pesta besar seperti teman-temannya disekolah.

"Mama dan papa lama sekali..." ucapnya sambil melipat tangannya

Pembantu yang bekerja di rumah telah kembali ke kediaman masing-masing jam 9 tadi. Gadis itu menyelinap ke dalam ruang makan saat rumahnya sedang sepi.

Namun hingga pagi kembali datang-kue itu tidak pernah dipotong.

Tanganku menyentuh kaca pembatas, air mata lolos begitu saja membasahi wajahku. Perasaan rindu diam-diam menyelinap bersama dengan harapan yang telah pupus. Menyadari bahwa aku tidak akan pernah mendapatkan pemandangan seperti itu dari sudut pandangku,

Aku memeluk buket bunga merah yang kubawa, sambil berbalik pergi.