CHAPTER 1
Miss Marigold
"Entah kau model yang digilai banyak pria atau dewi kecantikan sekali pun, aku tidak peduli. Bagiku kau hanya seonggok sampah seperti yang lain."
- Chase Carlbough –
⸙ ⸙ ⸙ ⸙ ⸙
Ruangan berukuran 6×7 meter itu nampak berantakan. Sebuah kemeja putih panjang, celana bahan berwarna hitam beserta dasi dengan warna senada, pakaian dalam pria dan wanita, dua pasang sepatu pentopel, dan gaun merah pendek teronggok di lantai. Sementara di atas ranjang berukuran besar, dua sejoli tengah terlelap dengan tubuh telanjang bulat di balik selimut satin berwarna putih.
Keduanya asyik terlelap hingga nyaring dering ponsel membuat salah satu di antara mereka membuka mata. Dia Chase Carlbough, lelaki berwajah tampan dengan proporsi tubuh sempurna, yang saat ini tengah meraba-raba nakas mencari benda pipih miliknya.
Ternyata bunyi alarm yang biasa dia pasang.
Chase mematikan alarm tersebut. Lalu menyingkirkan lengan-lengan kurus yang memeluk perutnya sejak pelepasan hebat yang mereka lakukan tadi. Lantas turun untuk memunguti pakaian dan memakainya.
"Kau akan pergi?"
Chase menoleh saat suara Kate Caldwell—wanita berkulit putih pucat dan berambut cokelat kemerahan yang tadi tidur bersamanya—bersuara. "Tentu saja," balas Chase datar, seraya mengancingkan lengan kemejanya.
"Tidak bisakah kau tinggal di sini hingga pagi? Aku masih merindukanmu." Suara Kate terdengar serak menggoda dan manja.
Wanita yang masih bertelanjang bulat itu turun dari ranjang. Memeluk Chase dari belakang dengan sangat intim. Mengusap dada Chase yang tertutup kemeja dengan sensual. Sayangnya, Chase sama sekali tidak merasa tertarik.
"Kau tahu apa yang selalu kulakukan pada wanita-wanita yang pernah tidur denganku," ujar Chase dingin.
Gerakan tangan Kate seketika terhenti. Dia berjalan ke hadapan Chase dan menatap lurus manik mata biru safir milik lelaki itu. Berusaha mencari sorot canda di balik tatapannya, tetapi nihil. Chase sedang mode serius sekarang.
"Chase," pekik wanita itu ketakutan. "Kita sudah tidur dua kali. Aku kira—"
"Kau kira apa?" sela Chase segera. Menjauhkan tangan Kate yang berusaha menggapainya. "Entah tidur sekali, dua kali, atau sepuluh kali pun, aku tetap akan mencampakkanmu."
"Kupikir aku berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang kautiduri."
"Tidak ada yang berbeda Ms.Caldwell. Kau dan mereka sama saja, hanya akan menjadi penghangat ranjangku sesekali. Jangan bertingkah seolah aku akan mempertahankanmu untuk hubungan menyedihkan yang kau maksud. Aku tidak berniat melakukannya."
"Chase, kau—"
"Aku sudah mentransfer sejumlah uang untuk memenuhi hasratmu untuk berbelanja pakaian-pakaian modis. Bersikaplah seolah kau tidak pernah dekat denganku saat kita berpapasan entah di mana pun itu."
"Chase...."
"Ms.Caldwell, kau dan aku adalah orang asing sekarang," tegas Chase. Kedua netra kelamnya menatap tajam pada Kate, menembus hingga jantung wanita itu. "Jangan memanggilku dengan santai lagi, dan enyahlah dari hadapanku sekarang!" lanjutnya dingin.
Bola mata Kate mengkristal, dadanya amat sakit hingga dia nyaris saja mengeluarkan isakkan.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku, Mr.Charlbough! Aku Kate Caldwell, model yang paling digilai banyak lelaki. Kau tidak bisa mencampakkan aku seperti ini!" jerit Kate histeris saat Chase hendak meninggalkan ruangan tersebut.
Chase berjalan kembali ke arahnya. Kate pikir Chase mungkin akan berpikir ulang tentang keputusannya dan akan kembali ke sisinya lagi. Tapi dia salah besar. Chase hanya berjalan menuju nakas untuk mengambil ponsel yang hampir ketinggalan.
"Entah kau model yang digilai banyak pria atau dewi kecantikan sekali pun, aku tidak peduli. Bagiku kau hanya seonggok sampah seperti yang lain," gumam Chase pelan, tetapi menusuk.
Dia lantas berlalu meninggalkan Kate dengan senyuman miring. Sementara Kate nyaris menjerit karena merasa sudah dipermainkan oleh lelaki itu.
"Chase brengsek! Aku tidak akan memaafkanmu. Kau bajingan!"
⸙ ⸙ ⸙ ⸙ ⸙
Rose baru saja tiba di kantor, dan mendapati para karyawan tengah berkerumun. Sepertinya, ada berita hangat yang tidak boleh mereka lewatkan pagi ini. Dan kehadiran Rose seketika membubarkan perkumpulan itu dengan terpaksa. Mereka terlalu takut untuk membuat kesalahan atau sekadar berleha-leha di depan wanita yang temperamen buruknya tidak bisa ditahan oleh siapa pun tersebut.
"Apa ada hal yang terjadi, Sienna? Mengapa mereka terlihat sangat sibuk?" tanya Rose, mempertanyakan hal yang sebenarnya tidak begitu ia pedulikan pada asistennya.
"Akan ada pimpinan redaksi baru yang akan menggantikan Mr.Franklin hari ini," balas Sienna seraya meletakan segelas kopi di meja Rose yang sudah dia persiapkan beberapa menit sebelum Rose datang.
Rose menyimpan tas jinjing berwarna merah darah yang sejak tadi tersampir di pundaknya ke atas meja. Mulai membuka berkas-berkas yang akan dia tinjau.
"Benarkah?" tanya Rose minat tak minat. "Semoga dia tidak secerewet si pria tua Eliot Franklin," komentarnya datar, tetapi sarkas.
Sienna sedikit meringis mendengar ucapan kasar Rose. Meski dia sudah lama di sisi wanita itu, tetap saja dia tidak pernah terbiasa dengan semua sifat buruk yang dimilikinya.
"Sepertinya, beliau sudah datang." Sienna mengedikkan dagu ke arah luar, yang bisa dilihat melalui dinding kaca ruangan Rose yang menghadap langsung ke bilik-bilik meja timnya.
"Haruskah aku ke sana untuk menyapa dengan basa-basi memuakkan?"
Sienna belum menjawab, tetapi Rose sudah bangkit dari duduknya. "Sepertinya memang harus," lanjut Rose lagi. Berjalan dengan dagu terangkat tinggi-tinggi keluar ruangan.
Sebuah tatapan tajam dari lelaki tinggi yang memiliki rahang dan tulang hidung kokoh, segera menyambut Rose ketika dia berdiri di ambang pintu. Seulas senyum tipis yang Rose yakin mengandung tipu muslihat, terulas dari bibir lelaki yang tengah berdiri di tengah kerumunan pegawai—yang berdiri membentuk suatu perkumpulan yang rapi berbentuk U.
"Ah, kau Ms.Seymour?" tanya lelaki itu, berjalan mendekat ke hadapan Rose. Tatapan matanya menatap Rose lekat, seolah menelanjangi setiap inchi tubuhnya dengan tatapan itu. "Saya Chase Carlbough, Pimpinan Redaksi yang akan mulai bekerja hari ini. Semoga kita bisa bekerja sama—dan menjalin hubungan dengan baik," ucap lelaki bernama Chase tersebut, mengulurkan tangan, dan sengaja berbisik di telinga Rose untuk mengatakan kalimat terakhir.
Mau tak mau, Rose menerima uluran tangan itu. Tatapannya membulat ketika dengan terang-terangan Chase menggelitik tangannya dengan menggoda. Apa-apaan dia itu? Rose merasa bahwa lelaki di depannya patut diwaspadai. Dia benar-benar iblis mengerikan di balik senyum malaikatnya. Hari pertama bertemu, dan dia sudah berani melakukan hal-hal yang kurang ajar.
"Senang bertemu dengan Anda, Mr.Carlbough. Ya, kuharap kau akan bekerja dengan baik, agar hubungan kita juga baik. Jangan menggoda bawahan Anda di tempat kerja, itu bukan sikap seorang profesional," balas Rose, sarkastik.
Baik Sienna mau pun pegawai yang lain sedikit tercengang dengan apa yang Rose ucapkan. Bahkan Adam tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya sampai mulut lelaki itu membentuk huruf 'O' kecil. Biar bagaimana pun, di sini jabatan Chase lebih tinggi daripada diri Rose. Tapi wanita itu begitu berani dan terang-terangan. Luar biasa. Ini sisi Rose yang sudah lama mereka ketahui, tetapi tetap saja rasanya terkejut setiap kali mereka menyaksikannya secara langsung.
"Ah, tentu saja," balas Chase, sama sekali tidak merasa tersinggung dengan ucapan Rose barusan. Malah bisa-bisanya dia menyunggingkan senyuman manis dengan sorot mata yang menatap intens pada permata bening milik Rose.
Dan Rose bersumpah, dari setiap pergerakan Chase yang Rose awasi saat itu, Rose menyimpulkan bahwa Chase adalah lelaki brengsek yang senang merayu wanita. Memang tidak salah. Dia memiliki fisik yang sempurna. Iris mata berwarna biru yang menenggelamkan setiap wanita dalam pesonanya, tulang hidung yang kokoh, rahang tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang seksi, alis tebal, dan rambut cokelat yang menawan. Jangan lupakan bentuk tubuhnya yang menyerupai model. Dia benar-benar sempurna, seperti iblis penghancur hati wanita yang bertopeng malaikat tampan.
Rose harus hati-hati. Dia mirip seperti seseorang. Dia tidak boleh terjebak dengan rayuan dan tipu muslihat lelaki seperti itu.
⸙ ⸙ ⸙ ⸙ ⸙
Chapter ini ditulis oleh teman satu Gen aku yang namanya mirip dengan Marry ye hehehe.... Kalian pasti merasa ada perbedaan dari cara kami menulis. Jadi kalian bisa tahu jika kami berdua bukan plagiat hehehe...
Okay setelah kemarin kita berkenalan dengan Rose Seymour. Sekarang kita berkenalan dengan pria tampan yang menjelma jadi iblis penghancur hati wanita yang bertopeng malaikat tampan.
Chase Carlbough
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro