Recorder 5
Tanda (') berarti dalam hati
Aku dan shela keluar dari ruang loker dan melihat kiri dan kanan koridor. Shela menarikku ke arah kanan koridor. Langkahnya terlihat sangat tergesah-gesah.
"Shela ada apa ?"ucapku
"nanti kau akan tau Elias, kita harus cepat , sebentar lagi akan malam"ucap Shela
Kami pun berakhir dengan berlari dan akhirnya kami sampai di depan sebuah toilet. Aku melihat papan nama diatasnya, tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas tulisannya, apa ini toilet perempuan atau laki-laki
Cklek
Suara kunci terbuka dan segera Shela menarik kenop pintunya. Shela pun segera masuk di ikuti aku di belakangnya. Shela melangkah cepat ke ujung toilet, hingga dia terkejut dengan apa yang dia lihat. Aku pun berjalan mendekatinya .
"ada apa She-astaga"ucapku melihat immortus besar yang membunuh lyana semalam tertidur disini.
Kawat-kawat yang melilit tubuhnya dan tertancap di sekitar dinding. Matanya tertutup kain dan mulutnya terbuka. Sebuah ketas dengan kunci yang tergantung tepat di mulut immortus. Aku melihat tulisan besar dari darah di dinding belakangnya.
AKU MENANTANG KALIAN
Aku menelan silva secara kasar. Keringat dingin bercucuran di pelipisku. Detak jantungku meninggikan performa. Mataku melirik ke arah Shela yang menatap immortus itu sedikit takut.
"Elias kau mau mengambilnya kan"ucap Shela tersenyum manis padaku
'aku tau, pasti aku yang disuru'
Aku menghela nafas berat dan menatap kembali immortus yang ada di depanku. Tanganku entah kenapa terasa begitu berat untuk di gerakan. Shela menyengolku membuatku tersentak.
"cepatlah Elias"ucap Shela
Sekali lagi aku meneguk silvaku dengan kasar. Aku pun berusaha mengerakan tanganku untuk mengambil kertas berserta kuncinya. Tanganku terasa bergetar ketika tanganku sedikit lagi menyentuh kertas dan kunci.
'dapat'
Aku pun dengan perlahan menarik tanganku. Dan akhirnya aku berhasil mendapatkan kertas dan juga kuncinya.
"ayo , cepat pergi"ucap Shela berjalan cepat ke arah pintu keluar toilet
Suara sirine menandakan malam akan segera datang membuatku dan Shela menjadi panik. Shela menarik kenop pintu dan yang terjadi.
"terkunci"ucap Shela
suara raungan mengerikan. Dan sesuatu yang di tarik secara kasar hingga membuat yang lantai kami injak terasa bergetar hebat.
'oh, shit!'
Shela berusaha menarik kenop pintu dengan panik. Suara seretan besi begitu bergema di dalam sini. Immortus itu akhirnya terlepas dari kawatnya dan mulai berjalan ke arah ku dan Shela.
"Shela kuncinya!"seruku
Shela pun segera mengambil kuncinya dan memasukannya secara panik membuatnya beberapa kali meleset dari lubang kuncinya.
"ayolah....ayolah....ayolah"
Cklek
Immortus itu meraung dengan nada mengerikan. Batang besinya naik dan hendak menerjangku hingga seseoramng menarik tanganku dengan cepat.
Suara hantaman keras terdengar cukup keras. Shela dan aku langsung berlari cepat hingga lari kami sempat berhenti mendadak mendapati mayat yang kutemukan di loker berjalan ke arah kami.
Aku pun melihat kebelakang sang immortus keluar dari toilet. Sial kami terjebak, mana kami tidak punya senjata.
"Shela ada ide ? "ucap ku panik
"tidak!"ucap Shela cepat
"yang benar saja!"seruku
aku melihat immortus itu berjalan semakin mendekat . Suara tembakan keras terdengar dari arah belakangku dan ku melihat Shela menendang mayat itu hingga ke pinggir .
"Luca?"ucapku
"Cepat!"seru Luca sambil menembak immortus yang ada di belakangku
segera aku dan Shela berlari kencang dan menaiki tangga ke lantai dua. Sampai di atas kami di kejutkan dengan tangan-tangan yang merayap ke arah kami .
"Elias minggir "ucap Luca
Aku pun segera minggir dan beberapa tembakan di arahkan pada tangan-tangan yang merayap ke arah kami.
"sebelah sini ayo!"ucap Shela sambil berlari ke arah lorong kiri
Kami pun mengikuti Shela dari belakang . Hingga Shela membuka pintu kelaas terdekat dan kami masuk ke sana. Suara bantingan pintu terdengar kami pun merosot terduduk di lantai dengan nafas terengah-engah.
"tahan nafas kalian"ucap Shela
"ap-" belum selesai Luca mengeluarkan protesannya, aku langsung menbukam mulut dan menyuru tangannya untuk memencet hidungnya.
aku berusaha menahan nafasku. Hingga aku sempat mendengar suara seretan besi dan tangan-tangan yang mengedor-ngedor pintu.
Setelah cukup lama kami tak mendengar lagi suaranya. Aku pun berusaha mengeluarkan nafasku secara perlahan. Aku sempat merasa pusing tapi ku tepis rasa itu dan melirik ke arah Luca yang berusaha menyuruku untuk melepaskan bungkamanku.
"keluarkan yang perlahan Luca, jika kau tidak mau immortus menemukan kita disini"ucapku
Luca pun menganguk . aku pun melapaskan bungkamanku darinya dan Luca mengeluarkan nafasnya secara perlahan.
"aduh...kepalaku pusing"ucapnya sambil memegang kepalanya
"mulai sekarang biasakanlah, karena kita akan terus di kejar oleh immortus "ucap Shela
"ini gila! Kita bisa mati jika kita terus di hantui oleh para mayat-mayat itu, aku jadi cemas tentang Mika yang sendirian di gedung sekolah ini"ucap Luca sambil tergeletak di lantai.
"Mika? Dia anak baru yah"ucap Shela
Aku pun menoleh ke arah Shela dan aku berusaha mengingat apa Mika anak baru atau tidak.
"dia bukan anak baru, dia kan anak lama sama seperti kita"ucap Luca yang kini bangun dari tidurannya
"Mika yah....Mika....Mika"guman Shela seperti berusaha mengingat sesuatu
Jujur aku juga sedikit heran. Apa Mika benar-benar bukan anak baru? Maksudku aku tidak ingat sejak kapan Mika mulai berteman dengan Luca dan lainnya.
"kau tidak mengenalnya yah Shela, padahal dia itu teman dekat kami loh, bukan begitu Elias"ucap Luca
Aku hanya terdiam berusaha mengingat kapan aku dan lainnya mengenal Mika.
"aneh "ucapku dan Shela serentak membuatku dan Shela saling pandang.
"kau memikirkan apa yang ku pikirkan Elias"ucap Shela
"sepertinya"ucapku
Luca menatap heran pada kami berdua. "kalian kenapa?"ucap Luca dengan nada heran.
"tidak kenapa kenapa"ucapku dan Shela serentak
Luca semakin menatap kami heran. "ngomong-ngomong Luca darimana kau dapatkan pistol itu ?"ucapku
"oh? Ini ? Aku menemukannya di ruang lab IPA, aku heran kenapa ada pistol di atas lemari barang praktikum"ucap Luca
"apa ada lagi?"ucap Shela
"tidak ada tapi aku menemukan pemukul besi ini, ada yang mau?"ucap Luca sambil memegang besi bengkok yang tidak terlalu panjang
"tidak ! Ku kira ada senjata lagi, biar kita lebih cepat sampai ke kantor kepala sekolah"ucap Shela
"kau mau Elias?"ucap Luca
Aku pun menerimanya. Walaupun ini pasti tidak berguna tapi buat jaga-jaga tidak masalah bukan.
"Elias berikan kertas tadi"ucap Shela
Aku pun mengeluarkan kertas itu dari kantongku dan menyerahkannya pada Shela.
"apa itu?"ucap Luca
Shela meletakan kertas itu di lantai dan membukanya. Terlihat sebuah gambar interor seperti kantor . Dan ada bercak darah di sekitar meja. Ada tulisan tidak jelas di bagian bawahnya.
Mendadak Shela jatuh pingsan . Aku segera menompang tubuh Shela.
"Shela Shela bangun Shel "ucapku sambil menepuk pelan pipinya
"oi, shela bangun, jangan pingsan disaat yang tidak tepat begini, oh, ayolah ...Shela bangun, dia kenapa Elias?"ucap Luca
Aku hanya mengeleng pelan sebagai jawaban. Kenapa Shela mendadak pingsan begini? Apa ada sesuatu yang dia lihat (lagi)?
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro