Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Recorder 2

Tanda (') berarti dalam hati

School 07:10

" pagi semuah " ucap mika dan lyana ketika masuk ke dalam kelas

"elias selamat pagi"ucap lyana sambil tersenyum

"pagi "ucapku

Tiba-tiba seseorang menyebut namaku dengan keras di ambang pintu dan aku sudah tahu siapa orangnya .

"woy elias bagaimana ?" ucap luca yang kini telah berada disamping lyana dan mika

"apa ?"

"jangan pura-pura bodoh , kau sudah mendengarkannya ?" ucap luca

"belum " ucapku

"hah ?! Jadi kau benar-benar tidak ingin mengetahui apa isi yang ada di dalam sana " ucap luca

"tidak "ucapku

"dimana kotak perekam itu ?" ucap luca

Alu pun dengan malas membuka tasku dan mengambil kotak perekam itu. Meletakannya di atas meja .

"jika kalian ingin sekali mendengarkannya, silahkan"ucapku

"wah,,,benarkah "ucap luca ingin mengambil kotak perekam itu tapi dia kalah cepat dengan mika
" mika berikan padaku "ucap luca

"jangan jadi sok penguasa emangnya kau pikir siapa dirimu, main ambil saja" ucap mika

"apaan sih elias yang memberikannya " protes luca tidak terima

" hei hei daripada kalian bertengkar begini bagaimana kalau kita dengarkan saja sama-sama di rumahku ada tip perekam"ucap lyana

"benarkah, pulang sekolah ini saja, hei elias kau mau ikut ?" ajak luca

Aku hanya mengeleng sebagai jawaban . Tiba-tiba luca merangkulku .

"hei jangan tidak peduli begitu , apa kau tidak penasaran dengan isi perekam itu ?" ucap luca

Aku pun melepaskan rangkulan luca dan menatap mereka. "jika aku ingin aku akan ke rumah lyana"ucapku

"ah, kau ini tidak asik "ucap luca

"tidak apa-apa ini elias, kami bawa pulang?" tanya lyana

"tidak " ucapku 

Dan bersamaan dengan itu bel masuk berbunyi. Segera murid masuk ke dalam kelas dan tak lama guru yang ditunggu pun masuk .

***
Back home 14:30

Aku pun menghela nafas berat ketika aku sudah berada di depan pintu rumahku . Setidaknya aku biasa menghabiskan waktuku untuk istirahat total karena tadi ada jam olahraga dan parahnya malah disuru lari estafet . Itu benar-benar menguras energiku. Ketika aku memegang kenop pintu seseorang menepuk pundakku, aku pun segera menoleh dan mendapati seorang gadis yang sudah lama menghilang tanpa jejak  beberapa minggu yang lalu .

"Shela? "

"jangan dengarkan kotak perekam itu " ucap shela

"apa maksudmu ?"

"aku tidak punya waktu untuk menjelaskan, waktuku sangat tipis, jangan ada yang mendengarkan kotak perekam itu jika kalian tidak ingin berakhir sepertiku "ucap shela

"apa maksudmu ?" ucapku menyirit heran

Perlahan matahari yang tertutup awan kini menampakan dirinya lagi . Membuat sinarnya semakin terang . Betapa kagetnya aku melihat tubuh shela transparan .

"elias dengarkan aku, jangan dengarkan kotak perekam itu, dimana kotak perekam itu? Apa masih ada di tanganmu ?" ucap shela

"tidak ada, ada di lyana mereka ingin mendengarkan kotak perekam itu . Apa ka-kau sudah mati ? " ucapku sedikit gagap

Shela mengeleng pelan " tidak ada waktu lagi, cepat hentikan mereka sebelum mereka mengalami hal sepertiku , cepatlah"ucap shela

Ketika mataku berkedip shela sudah menghilang dari pandanganku . Aku pun mengucek mataku dan mencubit lenganku memastikan apa aku bermimpi lagi.

'sakit , berarti ini bukan mimpi aku harus menghentikan mereka '
Tanpa ragu lagi aku langsung berlari ke arah rumah lyana.

***
Aku pun memecet bel rumah. Nafasku memburu, keringat bercucuran di keningku dan segera aku menyekanya. Aku berusaha menormalkan nafasku. Aku pun berusaha menelan ludahku. Tak lama kemudian seorang wanita parubaya membukakan pintunya .

"siapa ?"

"saya elias, teman lyana, apa lyana ada ?" ucapku

"ah, temannya lyana, ayo masuk , lyana ada di kamar atas bersama temannya, kamu ingin minum apa elias "ucap ibu lyana ramah

Aku pun segera mengeleng "tidak perlu , saya permisi dulu "ucapku langsung menaiki tangga menuju kamar lyana

Aku pun segera membuka pintu kamar lyana dan melihat mika dan luca sedang duduk.

"di-dimana kotak perekam itu? Apa kalian sudah mendengarkannya?" ucapku

"kami belum mendengarkannya "ucap mika

Aku oun bernafas lega. Luca phn segera bangun dan berjalan mendekatiku

"elias akhirnya kau datang , sudah kuduga kau penasaran dengan isi rekamannya kan"ucap luca menghampiriku

"dimana kotak perekamnya ?" tanyaku

"ini "ucap lyana sambil menunjukan kotak perekam itu

"yosh karena sudah berkumpul semuah ayo kita dengarkan " ucap luca

"jangan,,,jangan dengarkan perekam itu"ucapku panik

"heh? Kenapa elias ?" ucap lyana

"kenapa? Ah,,,kau ingin mendengarkannya sendirian yah,,,,ayolah jangan pelit lyana jangan pedulikan elias ayo cepat hidupkan perekamnya " ucap luca

Lyana pun memasukan kotak perekam itu . Dan memecet tombol on .

***
Suara tetesan air jatuh ke tanah membuat suara yang begitu mengema. Aku pun perlahan membuka mataku dan perlahan bangun . Aku pun melihat sekeliling, sebuah koridor sepi dengan dinding warna cat yang sudah sangat pudar.

"dimana aku ?" ucapku sambil melihat sekelilingku

"luca, mika, lyana"ucapku mencari keberadaan mereka tapi tidak ku temukan siapapun .

Aku pun mulai berdiri dan berjalan pelan di koridor panjang dan melihat diantara jendela dengan kaca yang sangat kotor . Langkah kakiku begitu mengema di sepanjang koridor.

'ini sekolah bukan, kenapa aku bisa ada di sekolah ? Kenapa sekolah ini terlihat seperti tidak terurus ? Sebenarnya aku ada dimana ? '

Aku pun berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Dan yang kuingat terakhir kali adalah aku ada di kamar lyana dan lyana menghidupkan tip perekam . Setelah itu aku tidak ingat apapun lagi . Apa gara-gara kotak perekam itu aku berada disini?

Langkahku berhenti dan menatap sebuah kelas dengan pintu terbuka . Aku pun berjalan mendekatinya dan aku melihat bangku dan meja bertumpukan dan hanya bebrapa yang tidak berada di tumpukan itu, salah satu bangkunya diduduki seorang gadis yang sedang tidur di mejanya dengan wajahnya menghadap ke jendela yang ada di seberang .

Aku pun berjalan pelan ke arah gadis itu. Aku pun berusaha menelan ludah . Dari pakaian sekolah yang dia kenakan dan rambut coklat gelap sepanjang sebahu. Kelihatannya aku tahu ini siapa, tapi kurang yakin.

"shela ?" ucapku

Gadis itu pun bangun dan menoleh ke arahku .

"hai " ucapnya

"sedang apa kau disini?" tanyaku

"sedang tidur "ucapnya kembali menempelkan pipinya pada meja
"ini dimana?" ucapku

"sekolah "ucapnya enteng

Aku pun mengendus kesal "aku juga tahu ini sekolah tapi kenapa aku dan kau bisa ada disini? Yang lain dimana?" tanyaku sedikit kesal

Shela pun kembali mengangkat kepalanya. Tatapannya menatap lurus kedepan .

"kita terjebak dan kita tidak bisa kembali lagi "ucap shela

"apa maksudmu ? Apa ini ada hubungannya dengan kotak perekam itu ?" ucapku

Shela pun menoleh ke arahku dan menganguk sebagai jawaban.

"iya, aku tidak tahu sudah berapa lama aku terjebak disini dan sampai sekarang aku belum menemukan petunjuk apapun, aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan"ucap shela sambil mengacak rambutnya frustasi

Aku pun menghela nafas panjang dan meraih tangannya yang dari tadi terus mengacak rambutnya.

"tidak ada gunanya kau melakukan itu, yang terpenting sekarang kita cari luca, lyana dan mika dulu,ayo"ucapku sambil menarik tangannya

Ia pun menganguk dan beranjak dari kursinya. Aku pun membawanya keluar dari kelas.

"sekarang apa kau tahu daerah sekolah ini ?" tanyaku

"hanya beberapa yang ku ketahui, kini kita berada di lantai 2, dilantai satu aku sudah jelajahi tapi tidak menemukan apapun, aku mencoba membuka pintu depan tapi sepertinya terkunci, sudah seharian ini aku mencari kuncinya tapi belum juga ku temukan, bagaimana kalau kita periksa di lantai 3"ucap shela

"baiklah " ucapku

"ikut aku, tangga mengarah di lantai 3 ada di sebelah sana "ucap shela sambil menunujuk ke arah koridor sebelah kiri shela.

Aku pun mengikutinya, suara langkah kaki begitu mengema sepanjang koridor . Keheningan melenda, tidak ada yang berbicara selain suara langkah kaki. Sampai di ujung koridor ada sebuah tangga naik ke atas dan di sampingnya tangga untuk turun kebawah . Kami pun naik setiap anak tangga. Hingga anak  tangga terakhir membuatku berhenti. Shela yang menyadari aku berhenti ikut berhenti dan menoleh ke arahku .

"ada apa ?" tanyanya

"bagaimana bisa kau menemuiku waktu itu? "ucapku

"ah,,itu bisa di bilang aku memiliki kekuatan supranatural, tapi tidak sering ku gunakan karena kau tahu kan aku bisa dibully karena memiliki kekuatan aneh seperti itu " ucap shela

"kurasa itu bukan hal yang aneh "ucapku

"terima kasih, kau orang yang pertama menganggap hal itu tidak aneh"ucap shela tersenyum
"kita lanjutkan lagi "ucapnya lagi
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban . Tiba-tiba terdengar suara sirine yang cukup panjang. Seketika raut wajah shela terlihat sangat panik .

"ada apa ?" tanyaku

"gawat, kita harus bersembunyi " ucap shela panik, langsung menarikku dan segera berlari

" ada apa ?"

"tidak ada waktu untuk menejelaskan, yang terpenting kita harus lari "ucap shela terus berlari

Shela pun berhenti dan berusaha membuka pintu kelas tapi terkunci dan kembali lari ke pintu kelas lain juga terkunci .

"sial "umpat shela kembali berlari

"kalian tidak bisa lari" suara halus tapi terkesan mengerikan mengema di sepanjang lorong .

"AAAAA!!!!"

Sontak aku terkejut mendengar jeritan mengerikan berasal dari belakang .

"jangan melihat kebelakang elias"ucap shela dengan nada kencang

Aku pun menurutinya dan berusaha berlari walaupun aku sudah mencapai batasku . Shela menarikku berbelok ke kanan dan segera mengapai kenop pintu . Pintu itu langsung terbuka dan shela langsung menarikku kuat masuk ke dalam . Segera shela membanting pintu tertutup rapat . Tiba-tiba sebuah benda tajam menancap di pintu. Dan hampir mengenai wajah shela dan badanku . Aku kaget bukan main, seandainya benda tajam itu sedikit lebih panjang mungkin bandaku dan wajah shela langsung tertusuk oleh benda tajam itu.

Nafasku terasa memburu, detak jantungku berpacu cepat. shela segera menarikku lagi sedikit menjauh dari pintu untuk merunduk .

"tahan nafasmu "ucapnya berbisik

"apa ?!"

"cepat !" bisik shela

Aku pun berusaha menahan nafasku . Kami pun terdiam, suara dentuman besi dan langkah kaki terseret-seret begitu menggema di luar . Aku pun sudah tidak tahan menahan nafas begini apalagi setelah berlari-lari tadi . Shela yang melihatku tidak sanggup menahan nafasku segera membungkam mulut dan memecet hidungku kuat .

Aku mendelik ke arahnya. Shela mengeleng pelan dan mengisyaratkan agar bertahan sedikit lagi.

Suara jeritan dan suara lain yang aneh mengerikan masih terdengar sangat jelas di sana. Benda yang tertancap di pintu perlahan tertarik . Shela semakin menengelamkan kepalanya di antara kedua lututnya . Aku pun ikut melakukan hal yang sama . Tak lama kemudian suara itu tidak terdengar lagi .

Shela pun kembali mendongak dan menatapku kedua tangannya masih pada posisi satu memencet hidungku satu lagi membungkam mulutku kuat .

"jangan menghembuskan sekaligus perlahan, jika tidak ingin ketahuan "ucap shela

Aku pun menganguk dan shela mulai melepaskannya . Aku pun mengikuti instruksinya, perlahan ku hembuskan nafasku . Walaupun sulit aku pun mencobanya. Shela segera terduduk dan menyandarkan tubuhnya di dinding.

Setelah beberapa saat aku mengatur nafasku dengan baik . Pun terduduk dan merasakan kepalaku sedikit pusing.

"kau baik-baik saja ?"tanya shela

"sedikit pusing, apa itu tadi?"ucapku menoleh kearah shela

"immortus, mereka keluar saat malam hari, jika kita tertangkap maka kita tidak akan selamat"ucap shela 

"apa ?! Ba-bagaimna bisa makhluk itu-" ucapku terasa kehabisan kata-kata tanpa penjedaan shela langsung menjawab

"Mereka ada karena kebencian dan dendam mendalam seseorang, kita harus menemukan siapa yang menciptakan dunia ini ,kalau tidak, kita tidak akan pernah bisa keluar dari sini "ucap shela

"bagaimana cara menemukannya "ucapku

Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Segera mataku menatap sekitar dengan awas-awas. Shela pun demikian .

"elias itu "ucap shela menunujuk di antara kaki-kaki meja dan bangku

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro