Recorder 1
Tanda (') berarti dalam hati
Suara kibar kain gorden sesekali terdengar ketika angin masuk melewatinya. Matahari tak lagi menampakan wujudnya karena sudah tengelam dan tergantikan oleh gelapnya malam.
Suara langkah kaki terdengar dan sesekali bunyi suara decingan kayu ketika tertekan oleh kaki. Langkahnya menyusuri setiap anak tangga dan berhenti di sebuah pintu. Tangannya meraih kenop pintu yang berwarna putih .
Suara bunyi pintu yang perlahan dibuka menampilkan suasana kamar yang sangat gelap. Matanya tak sengaja menangkap seseorang yang berdiri di pojokan ruangan matanya berwarna merah menyala seulas senyuman mengerikan terpancar di wajahnya. Sebuah cairan menetes dari wajahnya .
"AAAAAAAA!!!!"
Sontak membuatku terbangun . Keringan dingin bercucuran di pelipis ku. Aku pun segera bangun dan menghembuskan nafasku perlahan .
"syukurlah hanya mimpi "gumanku sambil menyeka keringatku
***
Sekolah 07:00
"selamat pagi Elias "ucap Lyana tersenyum padaku
"pagi "ucapku sambil berjalan ke arah lokerku yang berada di deretan ke 4 dari ujung kanan
"elias apa kau sudah mengerjakan sisa tugas kelompok kita ?" tanya lyana yang kini berdiri di sisi kananku
"yah sudah, apa kau sudah bawa bahan untuk pratikum kelompok kita? "ucapku sambil membuka lokerku
"yah sudah, sesuai dengan yang kalian suruh" ucap lyana
Aku pun menatap sebuah kotak perekam itu dan ada tulisan di atasnya . Segera aku mengambil kotak rekaman itu .
"wah...apa itu punyamu ? Barang seperti ini sudah sangat jarang ditemukan" ucap lyana
"tidak ,ini bukan punyaku " ucapku sambil menatap tulisan diatasnya
'tidak bisa dibaca, hurufnya sudah banyak yang hilang ,punya siapa ini? Kenapa biasa ada di lokerku '
"elias apa jangan jangan itu adalah rekaman pernyataan cinta "ucap lyana
"hah ? Apa ? Coba aku lihat "ucap Luca langsung merampas rekaman yang ku pegang
"ho-i apa apaan sih , kembalikan "ucapku sambil mengambil kembali kotak perekam itu tapi luca berusaha menjauhkannya dariku .
"ets...tenang guys, hah ? Kenapa tulisannya tidak bisa dibaca begini ?" ucap luca sambil melihat tulisan yang ada di kotak perekam
"coba lihat"ucap lyana menghampiri luca
"oh,iya tulisannya sudah banyak yang hilang " ucap lyana
"ada apa ini ?" ucap Mika yang kini sedang berjalan ke arah kami
"ini elias mendapatkan kotak perekam ini dari lokernya, mungkin ada seorang gadis yang menyatakan cintanya melalui kotak rekaman ini "ucap lyana
"tapi aneh kalau ini pernyataan cinta, masa tulisannya banyak yang hilang begini , dan lagi haha... gadis itu kuno sekali "ucap luca sambil memanikan kotak perekam itu
"boleh ku lihat "ucap mika sambil mengulurkan tangannya meminta kotak perekam itu
Luca pun memberikan kotak perekam itu pada mika . "menarik , bagimana kalau kita dengarkan apa yang ada di dalam sini "ucap mika
" boleh juga "ucap luca
"kelihatannya menarik "ucap lyana
Aku hanya menghela nafas dan langsung berjalan ke arah kelasku tanpa memperdulikan mereka lagi.
"elias kau mau kemana ?" teriak seseorang yang kuyakini suara luca
"kelas " ucapku cuek dan masih berjalan ke arah kelasku yang ada di lantai 2
Ketika aku melewati koridor bercabang tak sengaja aku menoleh ke arah kiri dan mendapati seorang gadis pucat dengan mata berwarna merah, dengan seragam sekolah terlihat kusut, menetapku dengan tatapan mengerikan . Segera aku mengedipkan mataku dan kulihat lagi gadis itu sudah tidak ada .
'apa itu tadi '
"dengarkanlah rekaman itu " ucap suara gadis tepat di telingaku segera aku menoleh dan melihat sekeliling
"siapa tadi itu ? "gumanku
Aku pun mengelengkan kepalaku berusaha untuk menepis semua opini yang tidak-tidak .
'mungkin hanya imajinasiku saja , sudahlah lebih baik aku segera kekelas '
Aku langsung berjalan kembali ke arah kelas . Aku berhenti di depan kelas 2-2 yang tercetak di atas papan yang bergantung di atas kelas dan mulai masuk kedalam kelas.
'tidak ada orang?' itu yang menjadi pertanyaanku . Biasanya di jam segini ada setidaknya 3 atau 4 murid yang ada di dalam kelas . Aku pun tidak memperdulikannya .
Aku pun berjalan di antara bangku kelas yang tersusun memanjang kebelakang . Aku berhenti pada bangku no 3 dari depan dan meletakan tasku di sana .
'dengarkan rekaman itu ' sebuah tulisan bernodakan darah tertulis di meja tepat di sebelah ku .
Segera aku mundur kebelakang hingga menabrak bangku yang ada di belakangku .
'apa ini ?'
Tiba-tiba terdengar suara bel pertanda masuk berbunyi membuatku terkejut . Aku melihat semua murid masuk ke dalam kelas dan aku kembali pada tulisan darah yang berada di sebelah bangkuku .
Lagi lagi mataku terbelalak kaget melihat tulisan itu sudah tidak ada, bersih tanpa ada bercak darah sedikit pun.
"hey , ayo duduk guru udah masuk tuh "ucap luca membuyarkan lamunanku dan segera duduk di bangkuku
" selamat pagi semuah "
"pagi "
"baiklah sekarang kumpulkan tugas kelompok kalian " ucap guru geografiku
Aku pun membuka kancing tas ku dan kembali menatap bangku yang ada di sebelahku .
"ada apa elias ?" tanya Alex menyadari kalau mejanya dari tadi kutatap
"ah, tidak ada "ucapku kembali pandanganku pada tasku
***
Jam istirahat .
"hei elias kau tidak keberatankan kalau kami mendengarkan rekaman ini "ucap luca sambil memegang kotak perekam yang tadi ada di lokerku.
"tidak , tidak sama sekali " ucapku santai
Dengan cepat mika merampas kotak perekam itu dari tangan luca
"hoi"
"ini punya elias, kenapa kau yang kepo dasar tidak sopan , biarkan elias dulu yang mendengarkan rekamannya " ucap mika
"elias saja tidak keberatan , kenapa malah kau yang sewot "protes luca dan mendapat jitakan dari mika
"dasar bodoh walapun elias tidak keberatan tapi tetap saja yang punya yang harus mendengarkannya diluan, ini kotak perekamnya ku kembalikan "ucap mika sambi meletakan kotak perekam itu di atas mejaku tepatnya di depanku
"hei kalau sudah dengarkan beritahu aku yah " ucap luca
Mika menatap kesal luca dan mendorong luca keluar kelas . Aku kembali menatap kotak perekam yang kini berada di mejaku . Semenjak kotak rekaman ini ada di lokerku banyak terjadi kejadian yang aneh.
'apa aku dengarkan saja apa isi rekaman ini ?'
Tapi , mengingat tulisan darah yang ada di meja tadi. Ah...tidak, ini tidak benar . Aku mengelengkan kepalaku dan aku memasukan kotak perekam itu ke dalam tasku .
***
My room 21:30
Setelah makan malam . Aku kembali ke kamar, merebahkan diriku di tempat tidur. Aku manatap tas yang kini berada di atas meja belajarku.
"sebenarnya apa isi yang disampaikan di kotak perekam itu ?" ucapku masih menatap tasku
Walaupu masih ada rasa takut di dalam diriku, disisi lain aku juga penasaran dengan kotak perekam itu . Aku pun bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah tasku yang berada di atas meja belajarku . Aku membuka tasku dan mengambil kotak perekam itu .
Aku menatap kotak rekaman itu . Rasa penasaranku akan isi kotak rekaman itu membuatku berjalan ke arah tempat memutar kotak rekaman itu. Ketika aku ingin memasukan kotak rekaman itu . Terdengar suara tawa seorang gadis. Aku pun melihat sekeliling dan mataku terpaku pada sosok gadis bermata merah bibir yang terkoyak dan seulas senyum mengerikan terpancar di wajahnya . Aliran darah mengalir dari dahinya memenuhi wajahnya. Seketika gadis itu berdiri didepanku dan mencekikku .
"dengarkan rekaman itu "
Seketika aku membuka mataku dan langsung terbangun. Nafasku kian memburu, detak jantungku berdetak dengan cepat, keringat bercucuran di keningku .
"astaga mimpi apa itu "ucapku sambil mengelus dadaku
Aku mencoba menenangkan diriku dengan menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan .
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuatku tersentak kaget dan menghembuskan nafasku .
"elias bangun nanti kamu telat ke sekolah"ucap ibuku di luar
"iya" ucapku
Tak lagi kudengar suara ibuku . Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan segera mengambil handukku yang tersangkut di pintu. Ketika aku ingin membuka pintuku aku menoleh ke belakang dimana tasku berada. Aku menghela nafasku dan berjalan keluar dari kamarku .
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro