Part 8 : Between Us
"Sampai kapan kau akan seperti ini?"
Laki-laki itu menengadahkan kepalanya.
"Waktu terus berjalan. Kau juga semakin dewasa... setidaknya berhentilah menangis."
Sohyun mendudukkan dirinya di samping laki-laki itu.
"Kita hidup sudah cukup lama. Aku selalu ada disampingmu bahkan hampir 15 tahun nyawaku. Aku sangat mengenalmu. Kau begitu ceria dari luar tapi sebenarnya kau menyimpan banyak kerinduan. Tak perlu malu mengakuinya... karena kita sama. Kita sama-sama memiliki aib yang akan mempermalukan diri kita masing-masing. Namun ingatlah.. kita saling memiliki. Kau selalu bilang agar aku jangan menangis sendirian. Maka.. disinilah aku sekarang berada."
Taehyung kembali menutupi kedua mukanya dengan telapak tangan. Mungkin ia masih malu untuk menunjukkan air matanya pada Sohyun. Setelah apa yang menimpa Sohyun, lantas itu tak dapat mencegahnya untuk selalu hadir menghapus luka Kim Taehyung. Meskipun.. gadis itu juga memiliki luka yang bertubi-tubi lebih menyakitkan.
Sohyun menyandarkan kepala Taehyung pada bahunya. Lalu mengelusnya pelan. Tak terasa kristal bening ikut terjatuh dari mata bulatnya.
Bukankah cinta itu adalah bagaimana dua orang pasangan terikat dalam satu perasaan?
Jika Taehyung bersedih, maka Sohyun pun tak luput dari perasaan sedih.
"Kau harus pulang Tae.."
"Tidak. Aku tidak bisa. Aku hanya akan merepotkan halmi saja.. lebih baik aku pergi.."
"Kenapa kau berpikir begitu? Halmi sangat menyayangimu. Dia menangis sejak menyadari kepergianmu yang tiba-tiba. Apa kau tidak kasihan padanya? Apa kau mau melihatnya sakit? Hanya kau yang dia punya. Siapa lagi yang akan mengurusnya nanti?"
Taehyung terdiam sejenak.
"Kau benar. Bodohnya aku tidak memikirkan hal itu..."
"Sudahlah.. hapus air matamu. Kuatlah.. semua akan baik-baik saja.."
"Andai yang kau ucapkan itu benar..."
Tatapan Taehyung mulai meremang. Kepalanya pasti sangatlah berat sekarang. Pikiran akan orangtua yang selalu berkorban deminya dan demi mencukupi keperluannya kini musnah begitu saja.
Mereka bukanlah orangtua. Mereka lebih kejam dari sekedar orangtua.
................................
Semenjak mengetahui fakta tentang orangtuanya, Taehyung jadi lebih pendiam. Meski diamnya tak menghalangi senyuman lolos di wajahnya. Kelihatannya mungkin dia tenang. Tapi lihatlah anak polos itu, Sohyun selalu tahu apa yang ia rasakan di dalam. Dia terluka.
Laki-laki itu berusaha keras..
Sohyun mengamati Taehyung setiap saat. Matanya penuh dengan rasa prihatin. Taehyung yang beruntung masih memiliki orang tua lengkap, tetapi ia malah disia-siakan oleh keduanya.
Sohyun sungguh tak mengerti bagaimana hukum Tuhan berjalan. Kenapa orang-orang kecil seperti mereka selalu dibuat menderita?
Taehyung yang duduk termenung daritadi membuat Sohyun ingin menemani dan menghampirinya. Namun, langkahnya tercekat tak kala gadis cantik itu muncul dan mengurungkan niatnya.
"Hai! Apa yang kau lakukan disini?"
Gadis itu bertanya. Taehyung yang terkejut berangsur-angsur membentuk senyum di bibirnya.
Kenapa gadis itu muncul sih?
Sekarang Sohyun mulai kesal. Apalagi, gaya bicara dan perilaku Bae Irene tampak begitu akrab kepada Taehyung.
"Kau tampak sedih, apa kau mungkin mau berbagi cerita denganku?"
Irene bertanya pada Taehyung. Seolah-olah sejak tadi ia juga memperhatikan pria imut itu.
Irene menggapai tangan Taehyung. Menggenggamnya saat ia duduk berdampingan di samping Taehyung. Membawa tangan Taehyung agak meninggi dari posisinya.
"Bisakah kita mulai dekat? Aku mungkin mulai tertarik padamu. Mari berbagi cerita bersama-sama..."
Rasanya jantung Sohyun tertusuk jarum berkali-kali. Cuaca yang tadinya bersahabat, sekarang terlihat begitu panas dan menggerahkan. Ia sungguh tak menyangka, Bae Irene benar-benar tertarik kepada Taehyung??
Oh ayolah.. aku tahu Taehyung itu mukanya pas-pasan di antara yang lain di mata seorang Irene!
Mana mungkin Irene tertarik pada pria yang tak se-terkenal Sungjae?
Sohyun rasa pikirannya kini hampir meledak dengan berbagai pertanyaan yang mampir. Pusing... sekali lagi.. dia Irene dan dia Taehyung. Mereka berdua sangatlah berbeda dari status sosialnya. Bagaimana mungkin Irene....????
Hanya satu harapan Sohyun. Berpegang dari pengalamannya sebagai sahabat kecil Taehyung, ia sangat tahu bahwa Taehyung adalah orang yang tertutup. Dia tidak akan mudah didekati oleh orang lain. Apalagi orang yang tiba-tiba saja sok kenal dan sok dekat dengannya.
Meskipun orang itu adalah gadis yang disukainya?
Ah! Sohyun lupa akan hal itu. Dia Irene. Gadis idaman Taehyung. Apapun pasti dia lakukan supaya dekat dengan Irene. Dan sekarang, Irene membuka pintunya lebar-lebar pada Taehyung di depan mata kepalanya sendiri. Ini GILA!
"Kenapa kau diam saja?"
"Kau juga tak datang kemarin. Aku menunggumu berjam-jam.."
Oh... lihatlah gadis licik itu! Dia memasang wajah memelasnya.. apa-apaan itu?!
Sohyun semakin gerah hati. Ayolah Taehyung.. jangan kecewakan Sohyun. Tolak saja gadis itu. Bukankah kau orang yang tertutup? Walaupun kau cukup ekstrovert. Tetapi.. masalah keluarga adalah privasimu.
"Eung... untuk itu.. maaf. Aku sungguh minta maaf karena ada urusan mendadak.."
Taehyung mulai membuka mulutnya. Sohyun yakin kalau Taehyung menyadari bahwa Irene menggenggam tangannya, tapi ia hanya diam saja!
"Lalu.. bagaimana? Apa mungkin kita bisa lebih dekat?"
Hati Sohyun berdebar menanti jawaban Taehyung.
Kumohon Tae... kumohon... jangan...
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tentu.. aku rasa kita bisa lebih dekat."
..............................
Ini pertama kalinya. Pertama kali bagi Sohyun mengacau di kelas. Perasaan hatinya mempengaruhi segala aktivitas yang dia lakukan. Apa dia sekarang sudah resmi kehilangan Taehyung?
Apa aku kehilangan dia?
Karena banyak melamun di kelas dan mendengungkan kalimat-kalimat ngawur, serta tak dapat mengerjakan soal di depan kelas akhirnya ia mendapat hukuman.
Hari ini mungkin jadi hari tersialnya. Ia harus membersihkan gudang. Sendirian. Ditambah lagi.. ia terluka memikirkan Taehyung dan Irene.
"Sudahlah Sohyun.. kau tidak pantas dengannya. Jadi jangan berharap lebih.. dia hanya menganggapmu adik."
"Ahhhh!!! Aku kacau sekali! Kenapa kami tidak bisa bersama? Kenapa hanya aku yang menyukainya? Kenapa aku hanya adik baginya??"
"Kami bersahabat sejak kecil. Tapi kenapa di hatinya tidak tumbuh rasa cinta yang melebihi seorang sahabat? Kenapa itu hanya muncul padaku saja?! Ini tidak adil! Sungguh!!"
Sebelum memasuki gudang, Sohyun mendengar suara-suara aneh dari dalam sana.
Apa mungkin tikus? Tapi... kenapa.... seperti... ada suara... mengecap???
Batin Sohyun.
Sohyun masih terus melangkah mendekati pintu gudang. Penasaran dengan yang ada dibalik sana. Perlahan dan hati-hati dia membuka gagang pintu. Suara decitan pintu sedikit mengusik telinga. Namun suara decapan itu mengalahkan segalanya.
Sohyun menjulurkan kepalanya ke dalam, mengintip, tikus macam apakah yang menjadi sumber suara aneh itu?
Lalu...terlihat ada dua orang insan di balik tumpukan kursi.
"ASTAGA!!"
.
.
.
Saat kita saling percaya.
Saat kita saling merasa memiliki satu sama lain.
Namun kemudian seseorang datang menyelipkan diri di antara kita.
Membuat jarak semakin merenggang serta menciptakan luka hati yang tak pernah kau sadari....
To be Continued.
How about this part?
Do you like it?
Sorry.. author baru bisa update.😅😅😅
Tetep sebar cinta buat pasangan Taeso ya😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro