Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 3 : Bahagia itu Sederhana


Jangan pernah bersedih. Mungkin kita jauh lebih beruntung dari sekian banyak orang di dunia ini. Tetaplah bahagia meskipun itu diwarnai sebutir dua butir air mata.

Karena bahagia itu sederhana...
Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mendapat kebahagiaan.
.

.

.

.

.

.

Hari ini Sabtu. Itu artinya, sekolah sedang libur. Dan itu artinya Taehyung harus membantu halminya merawat ladang.

"Halmi-ah... hari ini aku akan membantumu di ladang."

"Tidak perlu sayang.. belajar saja di rumah. Biar halmi kerjakan sendiri pekerjaan halmi."

"Halmi.... aku ini cucumu. Halmi juga sudah tua.. aku tidak mau halmi terlalu capek."

"Apa kau pikir halmimu ini sudah sangatt tua?? Aigo... bocah ini.."

Taehyung pun mendapat pukulan halus di kepalanya yang membuat dia tersenyum.

"Halmi!!! Halmiiii!! Yuhuuuu!!...."

Taehyung dan neneknya dikejutkan dengan suara teriakan dari luar. Siapa lagi kalau bukan si 'pembuat rusuh di Sabtu pagi', Kim Sohyun.

"Astaga... gadis kecil itu!"

Taehyung menghela nafasnya kasar sambil berjalan untuk membukakan pintu.

"Yak!! Kau lama sekali! Aku sangat merindukan halmi-ku tau!"

"Apa??? Halmi mu... aishh!"

Taehyung hanya mendapat ejekan dari Sohyun. Sohyun dengan tanpa permisi langsung masuk ke dalam rumah Taehyung membuat Taehyung gemas akan tingkah Sohyun.

"Halmi....!!"

Sohyun langsung memeluk nenek Taehyung tanpa diminta.

"Omo!! Ada apa anak ini... uhh... cucu kedua ku??"

"Yak halmi.. aku mau jadi yang pertama. Bukankah wanita itu harus diutamakan?"

"Aigo... kau pandai bicara ya.. hmm??"

Nenek Taehyung terlihat sangat senang menyambut kedatangan Sohyun. Sebenarnya, Sohyun sudah sangat dekat dengan keluarga Taehyung sampai-sampai Sohyun seperti anak perempuan di keluarga mereka.

"Halmi, apa kau akan berladang?"

"Ehmm.. iya. Hari ini halmi harus membersihkan rumput-rumput pengganggu di ladang Tuan Park."

Satu hal yang belum aku beritahu. Nenek Taehyung memang seorang petani, lebih tepatnya buruh. Karena, ia selalu bekerja di ladang orang lain dan mendapat upah dari itu. Meskipun begitu, uang hasil kerja kerasnya masih cukup untuk biaya hidup sehari-hari dirinya dan juga Taehyung.

"Halmi.. ijinkan aku ikut dan membantumu... ya ya..??"

Sohyun sekarang sedang ber-aegyo supaya mendapat anggukan dari nenek Taehyung.

"Mwoya... kau tidak usah ikut. Kau itu sangat berisik. Yang ada.. halmiku terganggu dengan kebisinganmu!"

Sohyun lalu melirik sinis Taehyung.

"Eh.. kenapa dengan matamu?? Awas.. nanti bisa keluar kalau kau mendelik seperti itu!"

"Iya.. iya.. sudah anak-anak. Tidak perlu bertengkar. Halmi ijinkan Sohyun ikut ke ladang. Tapi janji ya.. akan membantu?"

"Ne Halmi.."

..............................

Ketiga orang tersebut telah sampai di sebuah ladang. Cuaca begitu terik, namun beberapa pepohonan di pinggir ladang cukup menyejukkan suasana. Ditambah lagi angin sepoi-sepoi yang berhembus perlahan, membawa kenyamanan tersendiri di tengah-tengah cerianya sang mentari.

"Woah.. halmi... disini pemandangannya sangat indah. Lihat gunung itu.. seperti lukisan indah dari kejauhan.."

"Lebay deh.. udah berapa kali kamu ikut dan menggangu kami di ladang? Dan selalu kalimat itu yang kamu ucapkan ketika sampai di awal.."

"Apaan sih... biarin.. terserah aku lah."

Taehyung dan Sohyun memang sering berdebat karena hal-hal kecil. Namun, sungguh. Taehyung ingin sekali mencubit pipi dan hidung gadis itu saking gemas sama tingkah nya.

"Sudah...sudah.. kalian selalu saja bertengkar. Ayo.. mulai kerja. Sohyun di sebelah sana.. dan Taehyung di sebelah sana.. biar cepat selesai."

Pekerjaan yang melelahkan pun dimulai.

Sohyun yang merasa keadaan terlalu hening, akhirnya menciptakan suasana gaduh dengan melempar rumput hasil cabutannya ke arah Taehyung.

Taehyung awalnya cuek. Tetapi, setelah Sohyun melakukan itu berkali-kali ia mulai geram.

"Yak! Kim Sohyun!! Kenapa kau selalu menggangguku sih?"

"Ha? Siapa? Aku? Seperti ini?"

Sohyun melemparkan lagi runputnya dan berhasil mengenai muka tampan milik Kim Taehyung.

"Hei! Kim Taehyung!! Kau sangat cocok dengan muka yang bernoda seperti itu.. haha.."

Teriak Sohyun dari tempatnya yang langsung mendapat sambutan dari Taehyung.

Taehyung pun berlari mendekati Sohyun untuk menangkap gadis itu dan memberinya pelajaran. Sontak, Sohyun melarikan diri dengan segera. Namun permukaan ladang yang tidak rata membuatnya jatuh berkali-kali hingga akhirnya Taehyung berhasil meraup tubuh kecil Sohyun.

"Nah... mau kemana kau sekarang anak kecil?? Eoh??"

Taehyung menciduk tanah yang cukup basah di ladang, lalu mencorengkannya ke wajah Sohyun.

"Nah.. kau juga sangat cantik kalau begini... iya kan?"

Setelah melakukan itu, Taehyung pun kembali ke tempatnya untuk melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda.

"Tae... bantu aku berdiri...!!"

"Masa bodo!"

Nenek Taehyung sedari tadi mengamati kedua cucunya itu hanya bisa menggelengkan kepala.

Padahal.. mereka sudah kupisah tempat. Masih saja bertengkar.. bagaimana kalau mereka jadi pasangan nanti?

Gumam nenek dalam hatinya.

.............................

Hari semakin panas. Matahari saat ini sudah berada di atas ubun-ubun membuat butir keringat berjatuhan tanpa disadari. Ketiga keluarga kecil itu merapat ke sebuah gubuk di tengah ladang.

"Saatnya makan siang anak-anak..."

Kata Halmi.

"Halmi.. halmi hanya membawa dua bekal?"

Respon Sohyun yang terlihat begitu sedih.

"Aigo.. halmi lupa kalau Sohyun juga ikut. Ya sudah..berbagi makanan dengan halmi saja ya?"

"Tidak. Halmi tidak boleh membagi makanan halmi dengan Sohyun. Halmi harus makan banyak. Biar Sohyun makan bersamaku saja."

"Wah... cucu yang sangat teladan.."

Sohyun berkomentar.

"Tentu saja. Memangnya kau yang tidak berinisiatif terhadap halmi sepertiku?"

"Aish...."

"Baiklah.. kalau Taehyung memang tidak keberatan.. dia akan membagi makanannya dengan Sohyun."

Dan mereka pun makan bersama siang itu dengan sangat gembira. Tentu saja setelah Sohyun dan Taehyung membersihkan wajah dan tangannya dengan sumber air bersih yang ada di sekitar ladang.

Disela kegembiraan itu, Sohyun dan Taehyung masih saja bertengkar.

"Sohyun!! Kau mengambil udang terakhirku??"

"Omo omo!! Ekspresi macam apa itu? Kau mengejekku?"

Lanjut Taehyung.

Sohyun sedang menggigit udang kesukaan Taehyung kalau kalian mau tahu. Sekarang, setengah bagian dari udang itu berada di mulut Sohyun. Sedangkan setengahnya lagi berada di luar. Taehyung pun dengan sergap menyambar udang yang masih di luar itu hingga bibirnya dan bibir Sohyun hampir bersentuhan.

"HAP!!"

Suara Taehyung ketika mengambil udang dari mulut Sohyun.

"Nyamm.. nyam... kau tidak bisa menikmati yang ini Sohyun-ah.. haha...hemm.. enak sekali!"

Seru Taehyung.

Sementara itu, Sohyun terdiam mematung.

Apa ini? Rasanya aku hampir tidak bisa bernafas. Jantungku berdebar sangat cepat... eotteoke?

Sohyun tidak bisa berbuat apapun. Jika saja Taehyung lebih keras merebut udang itu dari mulutnya, mereka pasti sudah berciuman! Dan hal itu pula yang membuat Sohyun tidak bisa berkutik lagi. Ia terlarut dalam lamunannya.

Tae...kenapa kau membuatku semakin mencintaimu? Bagaimana jika aku merasakan sakit yang sangat perih nanti? Bebaskan aku. Aku mohon...

.

.

.

.










.



To be Continued.

Annyeong~~~ aku balik lagi nih dengan kelanjutan kisah Taehyung dan Sohyun.

Ingat guys.. bahagia itu sederhana. Bahkan.. mencabut rumput di tengah ladang yang panas, serta makan siang di tengah gubuk bisa membawa kebahagiaan bagi keluarga kecil Taehyung plus sahabatnya, Sohyun.

Keep reading😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro