Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 24 : A Gift

.

.

.

.

"Eomma?"

Sohyun menggenggam lembut jemari ibunya. Membawanya menuju pipi, lalu menciumnya penuh kasih.

"Maaf."

"Selama ini aku sudah membencinu tanpa kepastian.. aku sangat bodoh.."

Desiran rasa penyesalan terus menjalar di tubuhnya. Seorang anak tidak sepantasnya berkata kasar atau bahkan tidak menghormati seseorang yang sudah melahirkannya. Benar bukan??

Sohyun masih terus menangis mendekap pergelangan tangan sang ibu.






"So...hyun..."






"Eomma... kau sudah siuman? Biar kupanggilkan dokter!"

Seru Sohyun begitu ia mengetahui ibunya telah sadar.

Belum sampai Sohyun beranjak pergi, tangannya ditahan oleh sang ibu.

"Tak perlu.. jangan kemana-mana.. Eomma mau menghabiskan waktu bersamamu saja.. jangan pergi.."

"Baiklah.. jika itu yang Eomma inginkan.."

Jawab Sohyun beriringan dengan senyuman manisnya. Ia membantu mendudukkan ibunya dan menyandarkan tubuhnya pada bantal tepat di belakang punggungnya.

Setelah lama tak berjumpa, akhirnya ibu dan anak itu dipertemukan. Walaupun bisa dikatakan, 'ini berkat Irene'. Andai saja Irene tidak memberikan ancaman itu pada Taehyung, mungkin sampai kapanpun ia tak akan bertemu ibunya.

Sohyun cukup senang akan ini.

"Maafkan Eomma.. Eomma tak pernah mengunjungimu. Eomma pikir, laki-laki itu akan melukaimu jika Eomma kembali. Rupanya.. tanpa kembali pun ia selalu menyiksamu. Eomma menyesal, Hyun-ah."

"Eomma. Eomma tidak boleh merasa seperti itu. Aku yang harusnya menyesal. Aku membenci Eomma begitu mendengar kebohongan dari Appa. Aku benar-benar minta maaf.."

Sohyun lantas memeluk ibunya. Lihat.. bagaimana kehangatan di antara keduanya terajut.

"Jadi? Bagaimana kabarmu selama ini? Eomma sangat merindukan masa kecilmu yang selalu bercerita banyak hal."

"Oh ya? Jadi Eomma merindukan masa kecilku? Hmm..."

"Tentu saja. Oh ya.. bagaimana kabar.. ..




Taehyung? Iya kan? Nama anak itu Taehyung.





Eoh! Benar! Bukankah malam itu dia menciummu di depan Eomma?

Yak!!"

Ibu Sohyun memukul kepala Sohyun dengan lembut.

"Aaww.. kenapa Eomma malah memukul kepalaku?"

"Habis kau nakal! Kau masih kecil, kenapa sudah berciuman huh??"

"Maaf.. Eomma. Lagipula.. aku dan Taehyung saling suka."

"Eoh? Benarkah? Apa dia mengatakan bahwa dia mencintaimu?"

"Uhuh.."

"Hei.. anak Eomma sedang kasmaran rupanya.. "

Ibu Sohyun tertawa kecil.

Sohyun ikut tertawa bersama ibunya. Ia merasa sedikit malu.

"Pipimu memerah? Hehehh.. kau lucu sekali. Anak Eomma masih lucu seperti dulu."

"Oh ya Eomma. Aku jadi teringat. Besok adalah ulang tahunnya. Menurut Eomma.. apa yang bisa aku hadiahkan?"

"Memang Taehyung itu orang seperti apa?"

"Entahlah. Aku tidak yakin. Tapi yang aku tahu, Taehyung selalu tersentuh dengan hal-hal kecil."

"Kalau begitu.. hadiahi saja sebuah foto. Foto kalian berdua. Pasti terlihat manis.."

"Wah Eomma. Idemu sangat bagus. Ya sudah.. Beristirahatlah. Aku harus pergi dulu Eomma.."

"Baiklah. Hati-hati ya.."

Sohyun langsung pergi menuju tempat percetakan foto setelah mendapat ide cemerlang dari ibunya. Di sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya tersenyum sambil menatap ponsel yang sedang menampilkan foto selfi mereka.

...........................

Sohyun's POV

Saat ini aku sedang berdiri di halaman rumah Taehyung. Dengan membawa kado ini, aku harap hari ulang tahun Taehyung menjadi lebih indah. Aku ingin membalas ungkapan perasaannya malam itu. Aku belum sempat menjawabnya kan?

Ah.. aku jadi ingat ciumannya.

Aku merutuki diriku sendiri. Memukul kepalaku berkali-kali. Bagaimana aku selalu lemah jika bersamanya? Bagaimana aku bisa menyerahkan bibirku begitu saja? Harusnya aku lebih jual mahal.

Huh. Lupakan.


Eh.. kenapa rumah Taehyung sepi sekali? Kemana dia??

Oh. Apa dia ke rumah sakit? Aku sampai lupa. Bukankah neneknya sedang dirawat??

Dia juga belakangan ini tidak menghubungiku. Aku pun mengambil ponsel dan mencoba menelponnya berulangkali. Namun tetap saja tak ada respon.

Aku melangkah menuju rumahnya semakin dekat. Mungkin dia ada di dalam sana, sedang tidur atau apa.

Aku mengetuk pintu rumahnya berkali-kali.

Rumah ini jadi terasa lebih sepi semenjak Halmi sakit. Aku jadi rindu saat aku sering kemari dan berteriak memanggil namanya.

"Taehyung? Tae... apa kau di dalam?"

Sekali lagi, aku mengetuk pintu dan masih tidak ada balasan.


















"Sohyun?"
.
.

"Eh paman..."

Mendadak paman Woohyuk menghampiriku. Paman Woohyuk adalah tetangga kami. Beliau sering membantu Halmi membersihkan halaman rumahnya ketika Taehyung tidak ada. Beliau juga yang selama ini menjaga Halmi selama Taehyung di luar rumah.

"Sohyun.. kau belum tau?"

Wajah paman berubah. Tatapannya semakin sayu dan aku tidak paham apa artinya itu.

"Paman? Kenapa paman terlihat sedih?"

"Kotak apa itu?"

Tanyaku kepada paman bertubi-tubi. Aku melihat paman menggenggam sebuah kotak sederhana. Namun terlihat cantik.

"Ini untukmu Hyun-ah.. ambillah.."

"Untukku? T-tapi dari siapa?"

Aku mengambil kotak itu dari paman, sedikit aku intip bagian dalamnya. Dan ternyata....
































Isinya sebuah boneka. Boneka cherrish wedding yang waktu itu aku lihat di Dongseongno Street.

"Apa ini dari Taehyung?"

Tanyaku penasaran.

Paman mengangguk.

Lalu aku kembali bertanya. Menanyakan keberadaan sahabatku itu.

"Kemana Taehyung, Paman? Aku harus menemuinya."

"Sohyun.. dia tak akan kembali.





























Selamanya."











Apa dunia sedang mengutukku? Apa dunia mengejekku? Memberi lelucon padaku? Apa maksud paman? Taehyung tidak akan kembali? SELAMANYA??

Tolong jangan bergurau!




"Dua hari lalu.. adalah kematian Halmi. Taehyung begitu terpukul. Ia menangis... ia sangat sedih.

Keesokannya.. aku menemaninya memakamkan Halmi. Setelah pemakaman berakhir, ia memelas padaku. Ia memberiku sebuah kotak, ia bilang.. agar aku memberikan kotak ini padamu. Aku pun juga terkejut saat dia mengatakan bahwa dia akan pergi selamanya. Entah kemana. Dia tak bilang. Hanya saja.. dia punya alasan yang tidak bisa aku sampaikan..

'Maafkan aku'. Dia meminta padaku agar menyampaikan kalimat itu padamu."







Air mata jatuh. Aku terduduk lemas. Halmi??

Halmi telah tiada??

Begitupun juga Taehyung? Kenapa dia meninggalkanku? Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?? Bagaimana mataku tertutup atas semua rentetan kejadian ini??

Kenapa Tuhan mengujiku lagi??

"Sohyun.. kau tak apa?"

Paman berusaha menenangkanku. Percuma saja. Hatiku terlanjur sakit. Baru dua hari lalu Taehyung bersikap manis padaku. Jadi ini tujuannya? Ia sengaja menghabiskan waktunya bersamaku lalu meninggalkanku? Atau bagaimana??

Argh.. aku sangat pusing! Aku benar-benar letih!

Aku pun melangkah pergi dari rumah yang kini hanya tinggal kenangan itu. Mengabaikan paman yang masih dalam kegelisahannya padaku.























Kau jahat Tae.





























Kau pergi tanpa alasan? Apa kau menyerah pada hidupmu?





























Kau bilang padaku 'kuatlah! Jangan pernah menyerah atau kau akan benar-benar kalah!'






























Pada kenyataannya.. ...

Kau sendiri yang menyerah. Kau kalah!

Kau pergi begitu saja.

...........................

"Halmi... maafkan aku. Aku baru hadir di pemakamanmu."

"Maaf. Apakah aku bukan cucu yang baik?"

"Aku... terlalu terlambat. Benar kan?"

Sohyun menatap foto Halmi yang terpampang di depannya. Terlihat guci abu jenazahnya terlihat masih baru meski sudah dua minggu. Sohyun mendesah.

"Sudah Sohyun.. jangan terus bersedih. Halmi tidak akan bisa kembali lagi. Eomma yakin.. Halmi mendengar kalimat-kalimat yang kau ucapkan. Halmi pasti memaafkanmu. Halmi menyayangimu.. iya kan?"

"Iya Eomma. Aku percaya Halmi mendengar permintaan maafku. Aku pun menyayanginya."

"Namun ada satu hal yang masih membuatku bingung. Kenapa Halmi membiarkan Taehyung pergi? Kenapa Halmi tidak mencegahnya?"




"Aku sadar aku terlalu meminta lebih. Tapi aku menyayanginya Eomma..."

Air mata kembali menetes. Pipi Sohyun yang selama ini mengembang karena senyuman, sekarang kembali pada kesedihan.

"Bukankah ia jahat?? Dia mengatakan cinta padaku. Sedetik kemudian, dia meninggalkanku.."

"Bukankah itu jahat?"

Sohyun mendapat pelukan dari ibunya. Tenang memang, namun di luar. Di dalam hatinya masih ada rasa kecewa berbaur pahit. Ia mencintai Taehyung. Ingat itu.





Sampai kapanpun.















Lalu, dengan apa yang dilakukan Taehyung sekarang ini...






Apa Sohyun selamanya bisa mencintai Taehyung? Apa rasa benci tak akan muncul kemudian hari?
























Apa ini kodrat hidup manusia?

Untuk mendapatkan sesuatu, kau harus melepas sesuatu yang lain.

Kau tidak bisa mendapatkan keduanya dalam sekali genggam.

Harus ada pengorbanan. Meskipun itu artinya kau akan kehilangan.



Kau akan tenggelam dalam air mata.





Atau kau akan merasa hatimu tak hidup lagi.





















Sungguh Tuhan benar-benar adil dalam mengatur hidup.





















Aku Kim Sohyun. Ini masa remajaku. Bersama seorang sahabat yang aku cintai dan mencintaiku.

Ini masa remajaku. Masa dimana aku bertumbuh dalam keluarga tanpa kasih sayang seorang Appa. Eomma yang rela mengorbankan jiwanya untukku. Yang rela berpisah demi cintanya namun cinta sendiri yang menghianatinya.

Aku Kim Sohyun. Jangan pernah lupakan aku. Kisah cintaku yang kandas entah bagaimana. Kemalangan selalu menimpa berlapis-lapis.








Sikap kasar dan bejat Appa.













Aku yang harus mengumpulkan uang untuk biaya sekolahku sendiri.


Eomma yang terlukai.




Halmi meninggal dunia tanpa aku ketahui.









Dan taehyung yang pergi tepat di hari ulang tahunnya menjadi kado terburuk yang pernah ada.






Semua memang berbalas kebaikan padaku. Aku mendapatkan hidupku kembali. Kasih sayang eomma. Walau tanpa Appa.

Aku terpaksa melaporkan Appa ke polisi karena dia telah melukai Eomma. Sekali ini saja, aku menuruti logika dari perasaanku.

Memang benar apa yang laki-laki itu bilang. Bahwa aku tidak boleh terus berdiam diri. Aku bertindak melawan appa, bahkan setelah ia melakukan suatu keburukan.

Aku sedikit menyesal.

Sekali lagi. Inilah hidup. Aku harus tetap berjuang. Aku harus tetap melangkah.




Atau aku akan kalah.






Walaupun orang yang aku sayang pergi meninggalkanku, aku tak akan pernah lengah.



Setidaknya, ia masih meninggalkan kenangan lama terukir di benakku. Dan hanya itu saja yang tertinggal padaku.

















Aku selalu menyayanginya.

Ia pasti punya alasan.













Aku yakin dia kembali.


















Padaku.

Hanya untukku.






























Done.

Cerita ini selesai.





Kaget???











Terkejut??









Ini hal mengejutkan yang pernah aku sampaikan ke kalian.

Cerita ini akan mengejutkan dengan akhir yang mungkin tak kalian duga.


Tapi jangan khawatir.

Aku sudah menyiapkan sequel untuk kelanjutan cerita ini.







Penasaran??


Jadi sebenarnya cerita ini belum benar-benar berakhir.








Sedikit intermesso.



Di sequel kelanjutannya, waktu bersetting lima tahun setelah hari dimana Taehyung meninggalkan Sohyun.

Sohyun dan ibunya pindah ke Seoul untuk melanjutkan hidup di sana. Memulai kehidupan dari awal dan dengan sederhana.


Di cerita ini, Sohyun akan dikejutkan dengan kehadiran masa lalunya.

Siapa? Pasti kalian dapat menebak.



Namun.....















Sungguh apa yang Sohyun saksikan sangatlah berbeda.


Orang yang ia kenal dulu polos dan ceria, berubah menjadi seseorang yang berkebalikan. Lebih urakan dan...... dengan pekerjaan barunya yabgvtak pernah Sohyun kira.


















Bagaimana kelanjutan kisah TaeSo??







Next (?)

Tentu saja dengan sampul dan judul baru.

Tunggu ya..


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro