Part 14 : It's Now or Never
Tak terasa, hari ini adalah liburan tarakhir bagi Sohyun dan Taehyung. Banyak hal bermakna bagi Taehyung yang mungkin tidak Sohyun sadari. Namun, liburan kali ini memberi Taehyung pelajaran. Bahwa ia harus semakin menjaga jaraknya pada Sohyun agar cintanya tidak jatuh terlalu dalam. Apalagi Sungjae sempat memergokinya malam itu.
"Kalian mau jalan-jalan sebentar? Kita bisa nikmatin udara segar di sekitar villa sebelum kita pulang nanti."
Saran Irene.
Mereka semua mengangguk. Tampaknya setuju. Lalu, masing-masing masuk ke dalam kamarnya. Merapikan pakaian dan memasukkannya ke dalam tas sambil berganti memakai kain yang lebih hangat yang bisa menutup permukaan kulit mereka.
"Kalian sudah merapikan barang-barang?"
"Sudah eonni."
Jawab Yeri bersemangat.
"Sohyun, apa kamu yakin mau ikut? Nggak mau istirahat aja?".
Tanya Sungjae yang membuat Sohyun sedikit tersentuh.
Kenapa dia begitu perhatian?? Ah sudahlah. Dia kan playboy. Aku tidak boleh terjebak sama mulut manisnya.
"Nggak papa. Aku udah baikan kok."
Taehyung melirik ke arah Sohyun dan Sungjae secara bergantian.
Apa-apaan si Sungjae? Tidak akan kubiarkan dia mendekati Sohyun. Yang ada malah Sohyun yang disakiti.
"Ekheemmm.. apa bisa kita berangkat sekarang??"
Ajak Taehyung mengalihkan suasana.
"Oke. Yuk!"
Sahut Irene.
................................
Pemandangan sekitar villa sangat menarik. Sohyun tak hentinya terkagum-kagum. Bahkan di jalanan yang berbatu ini, dia masih sempat tersenyum ceria.
Anak itu pasti sangat senang. Biarlah dia melupakan persoalan ayahnya. Aku senang menatapnya tersenyum manis seperti itu.
Batin Taehyung.
"Aduhh!!!"
Semua mata menoleh ke arah sumber suara.
"Sohyun!!"
Teriak Taehyung yang buru-buru lari mendekati Sohyun yang terjungkal di atas jalanan yang berkerikil itu.
"Kau ceroboh sekali! Ya ampun.. lihat lukamu itu."
Taehyung menyentuh pelan luka yang menyebabkan celana jeans Sohyun robek seketika.
"Lihatlah.. celanamu sampai robek. Pasti sangat sakit."
Taehyung terus meniupi luka Sohyun dan Sohyun pun hanya meringis kesakitan.
"Pertama jatuh dari sepeda, kemarin tenggelam, sekarang jatuh di atas kerikil tajam. Kau memang ceroboh Kim Sohyun.."
Taehyung tak mengalihkan sedikit pun pandangannya pada luka Sohyun. Sementara Sohyun terus menatap ke arah sahabat tercintanya itu dengan heran.
Maumu apa sih? Kenapa kau terus membuatku semakin mencintaimu, bahkan untuk hal-hal kecil seperti ini.
Kau bilang kau suka pada Irene, namun... Sikapmu padaku malah menjeratku yang padahal ingin sekali melepaskanmu demi kebahagiaanmu.
"Apa sakit? Apa kau bisa jalan? Lukamu cukup dalam sampai memar begini."
Taehyung kini melihat ke matanya. Buru-buru Sohyun mengalihkan pandangan dengan penuh kegugupan.
"Ehm.. e.. aku.. bisa jalan."
"Ya sudah. Ayo berdiri. Pegang tanganku baik-baik."
Sohyun meraih tangan Taehyung. Ia pun segera bangkit dan ternyata Sohyun tak bisa mengatasi rasa sakitnya itu. Ia justru kembali tumbang, tetapi untunglah.. tangan Taehyung menyangga tubuhnya yang hampir terjatuh.
"Kau tak bisa jalan kan??"
Tanya Taehyung cukup retoris.
Mereka berdua tak sadar. Sedari tadi teman-teman mereka mengamati gerak-gerik yang mereka berdua lakukan.
"Lihat.. seakan dunia milik berdua.."
Celetuk Seungcheol.
"Hm.. oh ya? Lihat saja apa yang setelah ini akan terjadi."
Sahut Yeri.
Ucapan Yeri tampaknya memang cukup manjur. Mendengar kalimat Seungcheol, Sungjae yang tadinya masih terkejut melihat ketangkasan Taehyung dalam membantu Sohyun kini mulai beraksi juga.
"Sohyun.. biar aku menggendongmu. Naiklah ke punggungku."
Saran Sungjae yang tiba-tiba saja sudah berada di depan Sohyun dengan membungkukkan badan.
Taehyung yang masih menyangga dan menopang tubuh Sohyun, mulai merasa terganggu.
"Tidak perlu. Biar aku saja yang mengurus Sohyun. Kau pergilah.."
Sohyun terperangah mendengar kalimat yang baru saja Taehyung lontarkan.
Apa dia cemburu?
Mana mungkin Sohyun! Dia tidak akan pernah mencemburuimu. Lupakan saja...
"Tae... bukankah kau sudah janji padaku? Kau akan menemaniku pergi melihat taman lavender di seberang sana? Kita juga akan berfoto."
Irene menginterupsi tatapan tajam antara dua pria tampan yang sedang memperebutkan Sohyun.
"Nah.. Sunbae. Kau sudah janji sama eonni. Biar Sungjae sunbaenim saja yang menggendong Sohyun."
Sohyun melirik kesal ke arah Yeri.
Dia selalu saja mendekatkan Sohyun pada si lelaki hidung belang itu.
"Tapi Irene.. aku.. aku harus menolong sahabatku."
"Dia juga sudah seperti adikku sendiri. Aku merasa bertanggung jawab akan dirinya."
Jawab Taehyung.
Sahabat?? Adik??
Oh.. jadi hanya karena aku sahabatnya yang dianggap seperti adik, makanya dia menolongku. Tak ada perasaan lebih.
Menyebalkan.
"Pergilah. Biar aku sama Sungjae sunbaenim saja."
Jawab Sohyun ketus.
"Tapi Hyun.."
"Pergilah! Kau sudah janji pada Eonni."
Heol. Aku terpaksa memanggilnya eonni. Sebenarnya aku tak suka. Aku lebih senang menyebutnya Irene saja
"Baiklah jika itu yang kamu mau."
Taehyung melepaskan Sohyun dan meletakkannya di atas punggung Sungjae. Tentu saja.. dengan berat hati.
Aku pasti sudah salah bicara! Bodoh kau Tae! Kenapa kau malah bilang begitu?? Harusnya aku bilang, bahwa aku harus menolong orang yang aku cintai.
"Gendong dia baik-baik. Kalau sampai dia terluka... awas saja kau!"
Ancam Taehyung meninggalkan Sohyun dan juga Sungjae.
Mereka pun mengambil arah yang berbeda. Irene dan Taehyung akan menuju ke taman lavender, sedangkan Sohyun, Sungjae, Seungcheol dan juga Yeri memutuskan untuk kembali ke villa.
......................
"Aku baru tau. Kau gadis yang ceroboh."
"Hm. Sok tau."
"Jutek amat sih. Ngomong-ngomong... aku sudah memikirkan sesuatu soal bagaimana kamu harus mengganti uangku."
Sohyun terhenyak. Ia baru teringat kembali, Sungjae yang sudah dengan licik menjebaknya. Sungjae sudah melunasi biaya pendidikannya dan sekarang dia menagih hutangnya pada Sohyun. Apa yang akan dia minta?
"Kenapa? Jangan kaget begitu. Kau kan juga sudah janji akan menuruti permintaanku."
"T-tapi.. apa yang akan k-kau minta?"
Sungjae mengangkat alisnya. Sembari tersenyum mengangkat salah satu sudut bibirnya.
"Jadilah pacarku!"
...............................
"Yak Taehyung! Kenapa kau begitu perhatian padanya?"
"Hem.. apa?!"
"Kau ini. Melamun saja dari tadi. Katakan padaku, kenapa kau begitu perhatian padanya? Bukankah kau sudah berniat ingin menjauhinya? Karena itulah kau datang padaku kan?"
Dan itu kesempatan bagiku untuk balas dendam ke Sohyun
Lanjut Irene dalam hatinya.
"Entahlah. Aku rasa.. masih sulit bagiku untuk menjauhinya. Dia sahabatku yang paling berharga. Sekaligus orang yang aku suka juga. Aku tak ingin menjauhinya. Aku hanya ingin menjaga perasaanku saja darinya."
"Tetap saja Tae.. kau tetap harus menjauhinya."
"Bagaimana caranya?? Aku ingin sekali melihatnya bahagia. Aku tahu.. sepertinya ia juga semakin menaruh harapan padaku. Orang sepertiku tak pantas buatnya."
"Aku tahu.. makanya.. kau jadilah pacarku. Dan lupakan perasaanmu padanya. Buat dia juga menghapuskan cintanya padamu. Mudah kan??"
Berpacaran dengan Irene?? Apa ini serius??
Aku bahkan belum siap membuat Sohyun menghapuskan cintanya padaku.
Aku masih ingin merasakan detak jantungnya yang selama ini samar-samar aku dengarkan setiap aku dekat dengannya.
"Taehyung. Apa kau mendengarku??"
"I-iya. Aku dengar."
"Bagaimana? Apa kau menerima usulanku?"
"Akan aku coba."
To be Continued.
.yup... aku update lagi pasangan kesayangan kalian.
Kira-kira Sohyun mau nggak ya jadi pacar Sungjae? Kalau mau... shipper nya HyunJae atau Taebi bakal muncul lagi nih. Wkwkwk..
Next (?)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro