u r a t a n u k i
calling 「 Jikoo_Tsa 」
thanks for waiting-! i hope
you like our service
huhu.. aku takut bab
ini juga punya nasib sama
seperti yang sebelumnya :")
maafkan diri ini jika
kau menunggu terlalu
lama. aku sangat sibuk
akhir-akhir ini T^T
dan maafkan jika end-nya
kurang ngeh :' ini chap
terpanjang yang pernah kubuat
(tidak termasuk note ini.)
― prisoner.
"Kakek, siapa yang ada di gulungan ini?" seorang anak kecil nampak tertarik dengan gulungan-gulungan usang yang ada di gudang sang kakek.
Kakeknya yang sedang merapikan surat-surat yang usang itupun menghentikan kegiatannya untuk melihat apa yang cucunya dapatkan. Ia tersenyum karena rasa keingintahuan cucunya yang tinggi itu kemudian ia datang dan duduk disebelah cucunya, siap menceritakan tentang gulungan itu.
Cucu-nya itu memberikan gulungan yang ia dapatkan dan membiarkan sang kakek melihat gulungan tersebut dengan seksama.
"Ah~ gulungan yang ini, sudah sangat lama aku tidak melihatnya," sang kakek merasa nostalgia.
Sang cucu nampak sudah tidak sabar. "Ayolah kakek! Kalau kakek ingat ceritanya cepat ceritakan!"
Pria yang sudah tua itu menahan tawanya ketika melihat tingkah sang cucu. "Pada zaman dahulu kala, dimana pada saat itu ayakashi masih berkeliaran dengan bebas di dunia manusia, terlahir seorang ayakashi terkutuk dan orang-orang menamakan ayakashi itu Uratanuki."
Ekspresi bingung tergambar di wajah sang cucu. "Uratanuki? Tanuki? Rakun? Ayakashi yang berbentuk rakun itukah? Mereka tidak jahat kan? Kenapa jadi dikutuk?"
Sang kakek tertawa. "Ia dinamakan Uratanuki karena selalu ada rakun yang menemaninya kemanapun dia berada, dan rakun itu dinamakan Yamadanuki."
Gadis kecil itu sama sekali tidak paham yang diceritakan oleh kakeknya. Selama ini ia berteman dengan Kappa yang ada di tinggal di kolam ikan rumahnya buktinya tidak terjadi apa-apa kepadanya.
"(Y/n)-chan~ ayo kita pulang~" seorang wanita dengan lembut mengajak gadis kecil itu pulang.
Sang gadis kecil melihat ibunya dengan senang kemudian bergegas memeluk sang ibu. "Kakek menceritakanku tentang ayakashi lagi, ibu! Dan kali ini ayakashi itu terkutuk! Aku tidak takut, aku malah bingung."
Ibunya itu tersenyum kemudian mengelus rambut sang anak. "Nah, ayo kita pulang. Ucapkan apa dulu ke Kakek Soraru?"
"Selamat tinggal, kakek~"
*
Seorang gadis remaja yang cantik berjalan disekitar kolam ikan sambil melemparkan makanan kepada ikan-ikan di dalam kolam itu. Kappa kecil yang tinggal disana tidak mau kalah, ia mendekati gadis itu dan menarik rok sang gadis untuk mendapatkan perhatiannya.
"(Y/n)-chan, aku juga mau makan," ucapnya dengan suaranya yang imut.
Gadis itu terkikik pelan melihat tingkah laku Kappa itu, dikeluarkannya sebuah timun dari keranjang yang ia bawa. Kappa itu benar-benar nampak senang dan nampak menikmati timun yang gadis itu berikan kepadanya.
"Makan yang banyak, Chibi, jangan sampai Kitsune memakanmu~" godanya kepada sang Kappa.
"Oi! Aku tidak memakan Kappa tahu!" sebuah suara ikkemen tiba-tiba terdengar dari balik hutan.
(Y/n) menoleh, ia tersenyum ketika melihat sosok Kitsune yang keluar dari hutan itu. "Okaeri, Itou-kun, bagaimana harimu di Kakuriyo?"
Kitsune itu meregangkan badannya untuk melemaskan semua otot-ototnya yang kaku. "Ya, seperti biasa, sangat banyak pekerjaan yang harus kulakukan. Menjadi wakil dewan tidak semenyenangkan yang aku bayangkan."
"Jadi, apakah kau kemari untuk bermain? Bagaimana dengan petak umpet?" gadis itu melihat ke arah sang kitsune dengan senyuman.
Wajah Itou memerah ketika melihat ekspresi sang gadis, ia benar-benar cantik. "Kalau kau yang mengajakku sih aku mau mau saja."
Gadis itu tertawa kecil kemudian langsung berlari ke dalam hutan. "Kau yang jaga! Itou-kun!"
Kappa kecil itu terkejut ketika (Y/n) langsung berlari ke dalam hutan. Dengan cepat Kappa itu menyusulnya. "Jangan tinggalkan aku sendiri (Y/n)-chan!"
Sang Kitsune menggeleng-gelengkan kepalanya heran, gadis itu tetap sama saja seperti dulu. Kekanak-kanakkan. Tanpa berpikir panjang, Itou ikut masuk ke dalam hutan untuk mencari sang gadis.
*
"Nee, (Y/n)-chan, tidak kah kita terlalu jauh masuk ke dalam hutan?" sang Kappa kecil nampak ketakutan dan bersembunyi di kantong baju sang gadis.
(Y/n) mengelus-elus kepala sang Kappa untuk menenangkannya. "Tidak apa, Chibi, aku juga berencana untuk keluar dari sini."
Burung saling bersahut-sahuttan di kanopi pepohonan namun tetap saja karena lebatnya pepohonan sedikit cahaya yang masuk kesana, gadis itu merasa ada yang mengawasi mereka namun itu bukanlah aura milik Itou. Gadis itu tidak tahu ayakashi apa yang akan ia hadapi disini.
Bukannya malah menjauh, gadis itu mendekati aura yang sangat aneh itu. Ia penasaran, tidak lama terlihatlah sebuah kuil tua yang nampaknya sudah lama tidak dikunjungi ataupun di gunakan namun aneh, obor-obor disana masih menyala.
(Y/n) menyadari kalau api yang ada di obor itu bukanlah api biasa melainkan api yang dibuat oleh ayakashi. Rasa penasaran benar-benar memenuhi benak (Y/n) disaat itu, tanpa berpikir sang gadis memasuki kuil tersebut.
Debu-debu berterbangan dimana-mana membuat sang gadis terbatuk. Betapa terkejutnya ia menemukan bahwa di dalam kuil tersebut ada sebuah penjara dan penjara itu memuat seorang ayakashi yang familiar baginya.
Ayakashi itu menyadari kehadiran sang gadis. "Siapa disana?"
Gadis itu memberanikan diri untuk mendekat, kini ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan milik sang ayakashi. Gadis itu mengenalnya, itu adalah Uratanuki dan peliharaannya Yamadanuki, ayakashi yang kata kakeknya terkutuk.
"Kau adalah Urata kan?" gadis itu bertanya kepada ayakashi itu walaupun sedikit ragu-ragu.
Sang ayakashi mendekat ke arah sel besi penghalang diantara dirinya dan dunia luar untuk memperlihatkan rupanya dengan jelas kepada gadis tersebut. "Ya, kau tidak salah lagi."
(Y/n) benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang, hari nampaknya sudah mulai malam, apakah ia harus menginap disini atau kembali keluar sana untuk mencari jalan pulang? Ah, kalau keluar ia tidak yakin kemana arahnya datang.
"Nona muda, bisakah kau mengeluarkanku dari sini? Sudah lama sekali aku tidak melihat dunia luar ...," kata Urata lirih, ia nampak sangat lemas.
Sang gadis merasa kasihan kepada ayakashi itu namun ia tahu pasti sangat dilarang untuk membuka penjara yang mengurung ayakashi itu. Sebuah ide muncul di kepala sang gadis. (Y/n) mengumpulkan kekuatan spiritualnya di tangan sehingga menjadi sebuah bola kecil yang menyala kemudian menggulingkan bola itu kepada sang ayakashi.
Ayakashi itu terkejut ketika bola itu mendekatinya karena ia dapat merasakan seberapa besar kekuatan spiritual yang terkumpul dalam bola itu. Tanpa berpikir panjang, Urata memakannya dan merasa bahwa tubuhnya kini lebih segar. Namun, rasa curiga memenuhi benak Urata, manusia biasa tidak bisa melakukan hal itu.
(Y/n) tahu apa yang Urata rasakan ketika melihat mimik wajahnya. "Kakekku yang mengajarkanku melakukan itu, beliau tidak memberikan detailnya lebih jelas untuk apa namun menurut buku yang kubaca itu teknik untuk mengumpulkan kekuatan spiritual."
Urata semakin penasaran, jelas (Y/n) bukanlah sembarang gadis. "Siapa kakekmu kalau aku boleh tahu, nona muda?"
Wajah Urata yang nampak polos membuat hati (Y/n) meleleh dibuatnya, jantungnya berdebar kencang. Gadis itu memutuskan untuk mendekat ke sel penjara itu kemudian memberikan senyuman kecil kepada sang ayakashi.
"Kau nampaknya penasaran sekali. Kakekku Soraru, ya, orang yang mengurungmu disini jadi secara teknis aku bisa mengeluarkanmu dari sini. Dengan tiga syarat .... "
Ayakashi itu tersenyum kecut. "Baiklah terserah padamu asalkan aku keluar dari sini!"
Sang gadis tertawa kecil. "Pertama, berikan aku alasan kenapa kau dicap sebagai ayakashi terkutuk? Syarat kedua, jika aku setuju mengeluarkanmu, kau harus mengantarkanku pulang dan yang ketiga, ayo kita berteman."
Urata menghela napasnya lega, ia kira syarat yang diberikan gadis ini akan sangat berat, seperti ia harus menjadi ayakashi pelayannya mungkin. Jelas ia bukanlah jin yang bisa mengambulkan permintaan, apalagi Jin dari grup Kpop itu.
"Aku dikutuk karena sebuah perjanjian. Perjanjian yang kubuat dengan seorang Oni di Kakuriyo saat itu karena aku berusaha menolong seorang Yuki-onna. Jelas jelas Yuki-onna itu tidak bersalah namun aneh Oni itu terus menuduhnya, ia hendak di jatuhi hukuman kutukan namun aku mau menggantikan Yuki-onna itu. Aku diusir kemari dan orang-orang disini tahu kalau aku dikutuk, disinilah aku berakhir sekarang."
(Y/n) tersentuh ketika mendengar cerita Urata, jelas ayakashi itu tidak berbohong, (Y/n) bisa tahu jika ayakashi itu berbohong dari aura mereka. "Apakah ada hal yang bisa kulakukan agar kau terbebas dari kutukan?"
Urata tersenyum bahagia melihat respon positif oleh sang gadis. "Sebenarnya kau sudah melakukannya, memakan bola spiritual adalah cara menghilangkan kutukan itu. Terima kasih banyak, nona muda."
Sang gadis merasa senang, ia memegang gembok yang ada di penjara itu dan tiba-tiba gembok itu menghilang beserta dengan sel penjara yang menahan Urata di dalamnya. Ayakashi itu melangkah keluar dengan debaran yang kuat di jantungnya, tidak ia percaya ia bebas.
"Aku dengan senang hati menjalankan sisa syaratnya, nona muda."
"(Y/n)-chan!" Suara yang gadis itu kenal dengan baik terdengar dari kejauhan, itu adalah si kitsune, Itou.
(Y/n) menengok ke arah Urata dengan senyuman. "Akan kupastikan kau aman, Urata, tidak akan kubiarkan mereka mengurungmu lagi."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro