s u t o p u r i
calling 「 Sagitapradnya 」
sorry if we make you
wait too long ;-;
aku sedikit kesusahan
dengan alurnya namun
akhirnya aku berhasil!
maafkan jika tidak
sesuai dengan yang kau
harapkan :" (dan aku habis
kuota jd publisnya agak
lama hiks)
dan terimalah hadiah
dari Mafuyu karena kau
sudah memilihnya sebagai
asisten :D (lihat mulmed.)
― diamond.
"(Y/n)-chan, kau yakin tidak akan datang ke pentasku besok?" tanya sahabat sang gadis memastikan, ia kebingungan ketika melihat sikap (Y/n) yang berubah seperti itu.
Sang empunya nama menganggukkan kepalanya pelan. "Maafkan aku, Jel-kun," ujarnya dengan lembut, "Aku akan pulang duluan Jel, kau kan ada latihan. Selamat tinggal~"
Baru saja Jel ingin mengatakan sesuatu namun gadis itu sudah berlari menjauh dari dirinya. Pria itu ingin mengejar sang gadis dan bertanya ada apa namun ia tidak ingin mengecewakan teman-temannya yang lain. Dengan gelisah, Jel pergi ke ruang latihan yang sudah diberitahukan oleh Nanamori.
Semua orang sudah disana, dan mereka mungkin sudah lama menunggu dirinya datang.
Nanamori yang sedang membereskan meja menyadari kehadiran Jel. "Jel, kenapa kau datang terlambat hari ini?"
Pria bersurai jingga itu menghela napasnya dengan kasar. "(Y/n) tidak akan datang ke pentas kita besok namun ia tidak memberikan alasan sama sekali untuk tidak datang."
"Lagi?" Riinu terkejut ketika mendengarkan perkataan Jel, "Bukankah biasanya (Y/n) yang paling bersemangat tentang pentas? Namun akhir-akhir ini dia selalu menghindarinya."
Satomi meletakkan sebuah kardus di dekat Nanamori. "Apakah kalian menyadari sikap (Y/n) berubah akhir-akhir ini? Ia nampak berusaha sebisa mungkin menghindari kita."
"Ini pasti salahmu, Jel, kau kan suka menggodanya," tuduh Colon bercanda.
Jel menahan amarahnya. "Tapi aku tidak kelewatan tahu! Aku masih bisa menghargai hal-hal privasi miliknya."
Root menyadari bagaimana pertengkaran Jel dan Colon akan berakhir. "Sudahlah kalian berdua, bagaimana kalau besok kita mengunjungi rumahnya saja."
"Ide bagus Colon! Lagipula pentas kita besok sore, mungkin kita bisa membujuk (Y/n)-chan untuk datang," imbuh Riinu. Yang lainnya juga nampak setuju.
Nanamori memimpin mereka semua. "Baguslah kalau begitu. Sudah diputuskan kalau besok kita akan ke rumah (Y/n) bersama."
*
Jel datang lebih awal sebelum teman-temannya yang lain. Jel tahu betul bagaimana sikap (Y/n), mungkin ia tidak akan bercerita jika banyak orang, dengan begini mungkin Jel bisa membujuk (Y/n) agar datang.
Mereka tidak ada memberitahu (Y/n) kalau besok mereka akan mampir kerumahnya untuk latihan, jadi bisa dibilang kalau ini adalah sebuah kejutan untuk (Y/n).
Sang pria bersurai jingga itu memencet tombol bel yang ada di dekat pintu rumah sang gadis. Tidak lama pintu terbuka namun bukanlah (Y/n) yang membukakannya, itu adalah salah satu pelayan yang bekerja di rumah (Y/n).
"Ah, tuan Jel. Apakah yang lainnya?" tanya sang pelayan.
Mereka semua sangat sering pergi ke rumah (Y/n) untuk latihan karena itulah pelayan-pelayan disana sudah mengenal mereka.
"Mereka akan menyusulku, bolehkan aku masuk duluan?" jawab Jel.
Sang pelayan menanggukkan kepalanya kemudian mempersilahkan Jel masuk ke dalam rumah. "Nona ada di kamarnya dan nampaknya ia benar-benar sedih, syukurlah kalau kalian datang."
Jel mengangguk mengerti kemudian mulai cemas dengan keadaan (Y/n). Ia memang tahu kalau semua orang punya kesedihan dan rahasia masing-masing, namun jika itu membuat temannya menjadi seperti ini Jel tidak bisa tinggal diam.
Sang pria bersurai jingga menengok sedikit lewat celah pintu, dan benar kata sang pelayan. (Y/n) sedang menatap foto dirinya dengan anggota Sutopuri dengan tatapan yang sedih, bahkan Jel melihat kalau matanya berkaca-kaca.
Tanpa mengetuk, Jel masuk ke dalam kamar (Y/n) dan membuat gadis itu terkejut. Ia terburu-buru menyembunyikan foto yang ia lihat dan menghapus air mata yang ingin keluar.
"A-ah, Jel, ada apa jadi kau tidak mengetuk dulu?" kata (Y/n) berusaha untung tenang dihapadan Jel, seolah tidak terjadi apa-apa.
Jel mendekat kemudian duduk di ranjang milik sang gadis. "Jujurlah (Y/n)-chan. Aku adalah temanmu sejak kecil, kau benar-benar berubah sejak Sutopuri terbentuk padahal kan kami terbentuk karena dirimu."
"Ya! Ya! Itu benar!" Terdengar banyak sahutan dari luar kamar, anggota yang lainnya ternyata sudah sampai dan mereka menguping pembicaraan Jel dan (Y/n).
(Y/n) tersenyum saat menatap mereka semua namun ia kembali murung. "Maafkan aku telah merahasiakannya selama ini, namun akhir-akhir ini semenjak kalian terkenal aku sering di bully karena wajahku yang tidak seberapa."
Satomi nampak menahan emosinya. "Katakan saja siapa yang membully-mu (Y/n)-chan, akan kuurus dia. Akan kuberikan dia pelajaran untuk tidak melihat seseorang dari sampulnya saja."
"Aku akan membantumu, Satomi!" ujar Riinu dengan semangat.
"Sudah kuduga reaksi kalian akan seperti begitu kalau aku memberitahukannya, karena itu aku merahasiakannya ...."
Semuanya terdiam, suasana menjadi canggung. Tindakan (Y/n) memanglah bagus namun agak sembrono sehingga ia harus merugikan dirinya sendiri. Nanamori mendapatkan ide yang hebat.
"Bagaimana jika kau ikut pentas kami hari ini? Buktikan kepada mereka kalau mereka salah menilaimu, buktikan kalau kau hebat (Y/n)-chan!"
Root menatap (Y/n) penuh harap. "Ya! Nanamori benar! Lagipula kau lah yang menyatukan kami semua dan melatih kami selama ini!"
(Y/n) benar-benar tersentuh dengan perkataan teman-temannya bukan lebih tepatnya keluarga. Namun ia masih tidak berani untuk keluar dari zona nyamannya, (Y/n) tidak ingin semakin terbully ketika semuanya tahu bahwa ia bekerja sama dengan Sutopuri.
Jel mengerti perasaan (Y/n). "Bagaimana kalau kau lakukan penyamaran, (Y/n)-chan? Dengan memakai wig dan sedikit make up mungkin tidak akan ada gadis disekolah yang akan mengenalimu."
"Ho! Ho! Ide bagus Jel! Serahkan saja padaku dan Riinu," ujar Colon. Pria bersurai biru itu langsung menarik Riinu keluar dari ruangan untuk merencanakan penyamaran (Y/n).
Kini sang gadis merasa agak tenang. "Baguslah, aku akan merasa nyaman jika tidak harus membongkar identitasku kepada publik."
Nanamori mengepalkan satu tangannya ke udara dengan semangat. "Apa lagi yang kita tunggu? Ayo rencanakan dengan meriah pentas debut (Y/n)!"
*
(Y/n) menatap dirinya di cermin, ia benar-benar tidak mengenali penampilannya yang sekarang. Ia menyukainya! Colon dan Riinu memang yang terbaik, mereka bahkan tahu apa yang (Y/n) sukai.
"Baiklah, *(S/n), giliranmu untuk bersinar," Jel nampak selesai menampilkan penampilannya, ia memegang pundak (Y/n) untung menyemangatinya. Anggota yang lain juga ikut memegang pundaknya.
*(Stage/name) = nama panggung.
(Y/n) tersenyum kecil, benar kata orang-orang bahwa apa yang ia tanam itulah yang akan ia tuai. Karena usahanya selama ini, ia mendapatkan teman-teman yang setia, bukan hanya melihat penampilan belaka.
"Giliranku untuk bersinar ...." gumam (Y/n) sebelum naik ke panggung.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro