s o r a r u
calling「 Double_Darkness 」
hello there! here your request!
requestmu lumayan sulit,
terutama di bagian kalau
endnya adalah bad end :"
aku benar-benar bingung
bagaimana cara membuat bad
endnya, otak ini buntu banget
apalagi karena cara bertemunya
ituloh! T^T
tapi, silahkan dinikmati ^^
― i hate you.
Seorang gadis dengan malas menggeser layar ponselnya, ia juga sedikit muak dengan semua headline yang ada.
Bagaimana tidak, semua website berita bahkan semua platform sosial media menyiarkan tentang skandal seorang utaite yang ia benci.
"Soraru lagi, Soraru lagi," oceh sang gadis, "Tapi baguslah jika dia terkena skandal, ia akan dibenci fans-nya sendiri."
Gadis bersurai (H/c) itu melempar ponselnya kesembarang tempat kemudian mengucek kedua matanya. Perutnya meronta minta diisi makanan.
Ia melihat ke arah cermin yang ada dikamarnya, dirapikanlah rambutnya itu kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya. Ini adalah hari minggu, jadi ia tidak perlu repot-repot untuk pergi ke kampus.
Gadis itu membuka lemari yang ada di dapur untuk melihat apakah masih ada makanan, begitu juga dengan kulkas, ternyata persediaan makannya habis. Terpaksa ia harus memakan mie instant saja.
(Y/n) memakan mie instant sambil menonton televisi. Karena hampir semua stasiun televisi menyiarkan tentang skandal Soraru, ia memutuskan untuk menonton sebuah stasiun televisi yang hanya menampilkan anime.
Kebetulan anime yang ditampilkan hari itu adalah (Fav/anime) jadi gadis itu bisa menghalu kalau husbando-nya benar-benar ada di dunia nyata.
"Astaga, roti sobeknya," tidak ia sadari kalau pipinya bersemu merah karena karakter favoritnya itu memamerkan six pack yang ia punya.
Dari arah kamarnya, ponsel milik sang gadis berdering. Dengan cepat sang gadis mencari ponsel itu kemudian mengangkat telponnya. Itu adalah telpon dari sahabatnya, (Bf/n).
"(Y/n)! Apakah kau sudah mendengar tentang skandal Soraru?!" seru sebuah suara yang muncul tiba-tiba saat sang gadis menjawab telponnya.
(Y/n) memutar kedua bola matanya. "Yang benar saja, skandal itu sudah disiarkan dimana-mana dan itu membuatku muak."
(Bf/n) terkekeh pelan dari seberang telpon. "Bagaimana aku bisa lupa kalau kau adalah haters-nya. Ayolah, (Y/n), jangan terlalu membenci Soraru seperti itu, memangnya apa yang salah dengannya?"
"Alasan aku membencinya?" (Y/n) berpikir, "Ya, aku tidak menyukai tipe suaranya. Itu saja kurasa, dan dia terlalu overrated padahal sebenarnya itu biasa saja."
Sang gadis bisa mendengar kalau sahabatnya itu menghela napas pasrah. "Terserah padamu saja, asalkan kita tidak saling membenci kurasa sudah cukup. Bagaimana jika kita bertemu nanti?"
Sebuah senyuman terlukis di wajah (Y/n). "Baiklah dimana?"
"Di kafe yang biasa kita datangi nanti siang, jangan lupa oke?"
"Akan kucoba untuk datang. Sampai jumpa, (Bf/n)."
"Juga (Y/n)-ku sayang."
"Ew. Najis."
"Iya, iya, bercanda."
Sang penelpon mematikan telponnya sedangkan (Y/n) bersiap-siap untuk berbelanja persediaan makanan. Rencananya ia akan pergi berbelanja sebelum bertemu dengan (Bf/n).
(Y/n) bersiap-siap, barulah ia beranjak pergi dari rumah. Jarak antara pasar dengan rumahnya tidak begitu jauh sehingga ia bisa saja berjalan kaki kesana, sebenarnya ada minimarket yang lebih dekat daripada pasar namun kalau dibandingkan harga di pasar lebih murah dan lengkap barangnya.
*
Dengan penuh perjuangan gadis itu membawa barang belanjaannya, kalau jalan kaki tanpa membawa barang ke pasar mudah saja namun inilah yang ia cemaskan. Saat pulang dari pasar.
Tiba-tiba, seseorang dengan tidak sopan menabrak punggungnya dan membuat salah satu belanjaan milik (Y/n) tercecer.
"Aduh," ujar sang gadis.
Pria yang menabraknya langsung membantu gadis itu untuk membereskan semua barangnya. "Maafkan aku, tapi apakah kau bisa membantuku juga?"
Gadis bersurai (H/c) itu sama sekali tidak curiga dengan lelaki yang menggunakan masker lengkap dengan topi yang barusan menabraknya dan kini membantunya.
"Tentu, kurasa. Rumahku tidak terlalu jauh dari sini."
Lelaki itu membawakan beberapa barang (Y/n). "Bisakah kita bergegas kesana? Maaf jika merepotkanmu begini."
(Y/n) menangguk kemudian memimpin jalannya. Aneh, ia merasa suara lelaki itu terdengar familiar namun ia tidak yakin. Lelaki itu memakai masker lagipula jadi suaranya tidak terlalu jelas, mungkin hanya perasaan (Y/n) saja.
"Tutup pintunya!" perintah pria itu. Sang gadis melakukan itu sambil was-was, ia mulai curiga dengan gerak-gerik pria ini.
"Maafkan aku, pemulung. Kau tidak bisa sebisanya menyuruhku begitu, aku sudah memberikanmu tempat tinggal sementara, begitukah perlakuanmu padaku?" protes sang gadis.
Lelaki itu tertawa kecil karena diberikan embel-embel 'pemulung'. "Baru kali ini, lho, aku dianggap pemulung," ujarnya sambil melepaskan topi serta maskernya.
Mata sang gadis membulat, ia tidak percaya apa yang sedang ia lihat sekarang dan ia ingin berteriak namun lelaki itu langsung menutup mulut sang gadis dengan tangannya.
"Diamlah, atau kita akan termasuk dalam masalah."
(Y/n) memberontak, dan akhirnya pria itu melepaskan tangannya.
"Pertama, jauhkanlah tangan pemulungmu itu dari wajahku yang imut! Kedua, aku adalah haters-mu! Dan ketiga, ini salahmu sendiri yang masuk ke dalam skandal!"
Pria itu terdiam mendengarnya. "Haters? Kurasa aku tidak punya haters."
Sang gadis menahan tawanya. "Percayalah, tidak ada yang namanya satu pemikiran di dunia ini, namun karena itulah dunia itu berwarna. Jadi, jangan anggap semua orang itu sama!"
Lawan bicaranya kembali terdiam, ia nampak mencerna semua perkataan sang gadis. "Ngomong-ngomong, siapa namamu?"
(Y/n) yang awalnya emosi berubah menjadi netral. "Namaku? Namaku (Y/n) (L/n), panggil saja aku (Y/n)."
*
Sejak pertemuan tidak sengaja itu, hubungan (Y/n) dengan pria yang ia benci―Soraru cukup baik. (Y/n) masihlah haters Soraru namun mereka sekarang berteman, perlahan-lahan (Y/n) menyukai sifat Soraru namun masih belum dengan suara miliknya.
"(Y/n), maafkan aku," ujar Soraru tiba-tiba, memecahkan kecanggungan diantara mereka.
Sang gadis menoleh. "He? Kenapa?"
"A-aku tidak bisa lagi berteman denganmu."
Sebuah perkataan yang menusuk tepat di hati (Y/n), ia baru saja berusaha untuk menerima orang yang ia benci itu dengan tangan terbuka dan sekarang orang itu malah mengkhianatinya.
"Kenapa? Katakan padaku kenapa, Soraru?"
Soraru menundukkan kepalanya. "Aku akan menikah dan aku tidak akan membuat calon istriku cemburu karena memiliki teman perempuan."
Perasaan sakit yang ada di hati (Y/n) benar-benar terasa perih, ingin rasanya ia menampar calon istrinya itu yang melarang Soraru berteman dengan perempuan.
"Benarkah? Cuma karena itu?! Kau benar-benar menyia-nyiakan apa yang telah kau miliki, Soraru," kata (Y/n) dengan nada yang menusuk, gadis itu meninggalkan Soraru sendirian sambil menangis.
Soraru yang melihat ke arah gadis itu bukannya merasa bersalah, ia malah tertawa kemenangan. "Mempermainkan hati wanita memang mengasyikkan, ya?"
――
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro