s a k a t a
calling 「 ARSAZU 」
thanks for waiting-!
i know i'm really slow
like a snail :(
maafkan diri ini jika
dirimu menunggu lama T^T
tapi terima kasih sudah
memesan serta menunggu
sampai pesananmu selesai~
entah mengapa menurutku
hasilnya kurang memuaskan
huhu T^T
so, yeah. this story is
not full of drama but full
of fluffy and sweet scene.
― number one princess in the world.
"Sakata!"
Suara teriakan seorang gadis menggelegar menuju semua penjuru istana membuat sang empunya nama bergegas ke sumber suara. Itu wajar, suara itu berasal dari tuan putri kesayangan Sakata bukan dalam arti yang incest tapinya.
"Apa, sayang?"
Pipi sang gadis bersemu merah merona, walaupun ia tadi tersenyum kecut. Gadis itu berusaha menyembunyikan rona dari pipinya.
"Sakata, aho! Aku bosan hanya diistana tahu!" protesnya namun ia masih tidak berani menatap mata si surai merah.
Sang empunya nama terkikik pelan, ia sangat gemas dengan gadis tsundere yang ada di depannya ini. Entah kenapa menggodanya adalah kesenangan tersendiri bagi Sakata, Sakata sangat suka melihat sang gadis yang malu-malu kucing ketika didekatnya walaupun mereka sudah menikah.
"Ganti bajumu sana, terserah kamu kita kamu kemana," kata Sakata dengan nada yang malas. Sakata mencoba menggoda gadis itu.
Gadis itu memanyunkan bibirnya karena tidak puas dengan reaksi Sakata. "Apa-apaan reaksimu itu?! Baka! Kamu tidak ingat kalau kemarin kamu membatalkan janji kencan denganku?"
Sakata berusaha menahan tawanya, tentu saja alasan gadis itu adalah sebuah kebohongan semata. Jelas-jelas gadis itulah yang menolak berkencan dengannya, Sakata hanya pura-pura tidak peka.
"Kalau enggak mau, ya sudahlah aku pergi saja sendiri," kata Sakata sambil meninggalkan ruangan.
Gengsi sang gadis mulai menurun namun tetap saja ia tidak ingin menerimanya. "Jangan tinggalkan aku, gurita."
"Terserahlah, kucing."
"APASIH!"
*
"Wah! Aku belum pernah melihat ini sebelumnya!" Sang gadis terpesona ketika melihat tempat yang Sakata tunjukkan kepadanya.
Sakata terkekeh pelan melihat sikap sang gadis, ia menyukai sifatnya yang ini daripada sifat tsundere sang gadis walaupun terlihat imut jika ia begitu.
"Hampir saja kau menolaknya kan?" Sakata menggoda sang gadis, gadis itu hanya menoleh ke arah lain dan berpura-pura tidak mendengar Sakata.
Sang gadis tidak mau Sakata menyadari bahwa ia menimkati berjalan berdua bersama Sakata seperti ini. "Walaupun pasar baru ini bagus, kamu masih belum membuatku puas tahu! Dasar tidak peka!"
Sakata menepuk dengan lembut pucuk kepala sang gadis. "Kalau kamu lapar bisa bilang saja, kalau marah-marah seperti itu tidak ada gunanya."
(Y/n)―nama gadis itu―memanyunkan bibirnya kembali, ia sebenarnya suka diperlakukan seperti itu dengan Sakata hanya saja ia sangatlah malu dan gengsi untuk menyukainya. Gadis itu menghela napasnya, kemudian ada sesuatu yang menarik bagi matanya.
Sakata sadar akan hal itu. "Mau pergi ke toko itu? Itu baru saja buka dan kudengar koleksi baju mereka sangatlah bagus."
Sang gadis tersenyum senang, namun tiba-tiba ia mencemaskan Sakata yang pasti akan bosan menunggunya di toko itu. Walaupun mau, (Y/n) bukanlah tipe perempuan yang suka menguras dompet.
"Tidak usah, kita pergi ke toko roti saja."
Sang pria bersurai merah itu menatap sang gadis bingung, biasanya ia akan mengomel kepada Sakata jika Sakata tidak menuruti keinginannya.
"Kamu yakin enggak mau beli baju baru?"
(Y/n) menimang-nimang pilihannya lagi, selama ini ia sudah egois kepada Sakata dan ia ingin membuang sikap tsundere-nya itu hanya untuk Sakata. Tapi, dari ucapan Sakata mungkin Sakata iklas membelikannya pakaian baru.
Sang gadis menginjak kaki Sakata dan membuat sang pria kesakitan. "Yang terakhir masuk toko adalah telur busuk!"
Sakata menggeleng-gelenggkan kepalanya heran, saat kakinya sudah tidak begitu sakit ia berjalan menyusul (Y/n) yang nampak sudah sibuk melihat-lihat pakaian yang dipajang di toko itu. (Y/n) memakai sepatu hak tinggi, pantas saja kaki Sakata rasanya sakit.
"Sudah ketemu apa yang kamu mau, sayang?" Sakata tiba-tiba datang dan memeluk sang gadis dari belakang.
Pipi gadis itu memerah tidak karuan, layaknya tomat. Dengan satu gerakan yang kuat, ia berhasil melepaskan pelukan Sakata kemudian kembali memilih-milih pakaian.
Mata (Y/n) terpaku pada suatu gaun, ia mendekat ke arah gaun itu. Jantungnya ingin keluar dari dadanya ketika melihat harga gaun itu yang jauh dari kata murah. Masih banyak hal berguna yang bisa (Y/n) lakukan dengan uang banyak itu.
"Kamu mau yang itu?" tanya Sakata yang tiba-tiba muncul dibelakang (Y/n) lagi.
Gadis itu menggeleng pelan. "Mulutku perlu dipuaskan dengan yang manis-manis, aku ingin shortcake stoberi!"
"Kenapa engga kecupanku saja? Itu kan lumayan manis~"
"Ga." Gadis itu memanyunkan kembali bibirnya kemudian berjalan mendahului Sakata padahal ia tidak tahu mereka akan menuju kemana.
Karena daritadi tidak mempedulikan Sakata, tidak sadar gadis itu terbawa lautan manusia dan terpisah dari Sakata. Sakata berusaha mengejar namun sang gadis tetap tidak sadar dan tidak peduli sama sekali.
Sang pria menjadi panik ia akan kehilangan (Y/n) yang ia sayangi.
"Kamu tahu, Sakata? Setelah kupikir, maafkan aku ya? Sakata?" Gadis itu tersadar kalau pria bersurai merah itu menghilang.
"Iih, Sakata! Jangan bercanda!"
"Sakata?!"
Itu bukanlah hal yang disengaja, ia mungkin terpisah jauh dari Sakata. Sang gadis menahan air matanya, ia mengira ini semua salahnya jadi Sakata marah kepadanya dan meninggalkannya sendirian tersesat di pasar.
(Y/n) bukan dari kerajaan ini jadi ia kurang tahu jalan ke istana jika dari sini. Pernikahannya dengan Sakata bukanlah bentuk perdaimaian antara kerajaannya, namun pernikahan yang didasari cinta. Masih banyak orang di istana yang mau mencelakai dirinya dan mungkin ini adalah salah satu taktik mereka (setidaknya (Y/n) pikir begitu.)
Sakata sebenarnya sudah dijodohkan dengan bangsawan dari Kerajaan Tanuki untuk perdaiaman, namun Sakata menolak dan memilih untuk menikah dengan Cinderella pilihannya. Ini adalah cinta pada pandangan pertama, mereka zing.
(Y/n) sering membayangkan kalau Sakata itu Romeo sedangkan bangsawan itu adalah Juliet sedangkan dirinya adalah Cinderella. Alih-alih memilih Juliet, Romeo malah memilih Cinderella.
Sentuhan tangan seseorang membuat sang gadis kembali dari dunia khayalannya, itu adalah Sakata. Peluh sebesar biji jagung terlihat menetes di pelipisnya, napasnya juga tidak teratur. (Y/n) langsung memeluk Sakata.
"Jangan hilang begitu, baka! Aku sangat cemas tadi!"
Sakata tersenyum. "Siapa suruh jalan tanpa menengok ke belakang, aku sampai panik saat mengejarmu tadi."
Sang gadis tertawa canggung, ini memang salahnya sih. Gadis itu melepas pelukannya kemudian melihat ke arah depan. "Itukah toko roti yang kau maksud?"
Sang pria mengangguk, ia menggandeng tangan sang gadis dengan erat agar ia tidak kehilangan gadis yang berharga itu lagi.
――
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro