n q r s e
calling「 chiisafuyu 」
thanks for ordering !
maaf jika membuatmu
menunggu lama :((
sebentar lagi pts—
— keluarga
Lelaki bersurai merah muda sebahu itu menghela napasnya lega, ia tidak melihat sosok yang sangat ia benci selama piket tadi bahkan sekarang ia sudah selesai dan bersiap untuk segera pulang ke rumah.
Ia membenci sosok itu bukan tanpa alasan namun karena sosok itu—(Name)—benar-benar adalah anak emas kedua orang tuanya yang sudah meninggalkan dunia ini tidak lama sebelumnya. Itu membuatnya muak, namun karena mereka sudah tiada, Nqrse bisa bebas melakukan apa pun kepada (Name). Gadis itu bahkan tidak melawan, membuat Nqrse puas.
Seorang bersurai kuning dengan netra biru, mirip dengan Kagamine Rin dan Len, berlari ke arahnya sambil meneriaki namanya. Nqrse mendapati kalau wajah sahabat (Name) sejak taman kanak-kanak itu menyiratkan frustrasi dan lelah, belum sempat Nqrse bertanya kenapa ia berlari ke arahnya begitu; Lon sudah mendaratkan sebuah tamparan di wajah Nqrse memberikan berkas kemerahan di wajahnya membuatnya syok.
“Ada apa Lon?”
“TIDAK KAH KAU SADAR SEKARANG ATAS PERBUATANMU?!” Lon berteriak, air mata terlihat di kedua pelupuk matanya.
Lon mengumpulkan tekad untuk angkat bicara. “(Name), dia ingin mengakhiri hidupnya... “
“Memangnya aku peduli?”
“TENTU SAJA!” lelaki yang ada di depan Lon itu benar-benar menguji kesabarannya, “Kau adalah keluarganya satu-satunya, dia adalah keluargamu! Apakah kamu buta?!”
“Aku tidak paham kenapa kamu sangat membenci (Name), dia adalah orang yang baik, dia—“
Nqrse dengan geram menyela. “(Name), (Name) dan (Name). Selalu tentangnya! Jadi kau mau tahu apa alasannya? Dengarkan aku baik-baik.” Ia menarik kerah seragam Lon. “Selama ini, dia lah yang menjadi pusat perhatian, anak emas. Aku merasa ditinggalkan, dan kini gilirannya yang merasakan hal itu karena aku yang bertanggung jawab sekarang. Aku yang tertua di keluarga ini.”
Dengan kasar ia melepas kerah Lon, berjalan pergi meninggalkan gadis bersurai kuning itu. “Karena itulah kau harus menjadi sosok yang dewasa, Nqrse... ” Lon menunduk membuat lelaki itu menghentikan langkahnya.
“ ...Aku sama sekali tidak punya saudara, karena itulah (Name) merupakan saudara bagiku. Walaupun umur kami hanya berjarak sedikit, (Name) bertekat untuk memberikan teladan yang baik bagiku.
Aku yakin orang tua kalian melakukan itu dengan alasan. Maksudku, (Name) lebih muda darimu, mereka menanggapmu sudah dewasa dan bisa mengatasi masalahmu sendiri sedangkan (Name) masih membutuhkan bimbingan.
Sesungguhnya, membenci itu tidak menyelesaikan masalah apa pun. Seharusnya kau membicarakan yang sejujurnya kepada (Name) agar ia paham dengan situasinya.” Lon terisak, ia meremas ujung roknya karena tidak bisa menghentikan air matanya yang mengalir.
Nqrse membalikkan badanya ke arah Lon. Tatapannya masih datar dan tidak peduli. “Jangan suka ikut campur urusan keluarga kami.”
“(Name) menyayangimu. Tidak sadarkah kalau selama ini semenjak mereka tiada kalau (Name) yang menghiburmu dari keterpurukan? Membimbingmu kembali untuk mengejar mimpimu agar kehidupan kalian lebih baik setelah ini?”
Suara Lon kembali meninggi. “Kau boleh saja tetap membencinya! Namun ingat, dia sedarah dan sedaging denganmu, bagaimana perasaan orang tua kalian nanti? Mereka tidak membesarkan seorang pembunuh bukan?”
“Aku mohon Nqrse, dia adikmu.... “
Sang lawan bicara tidak berkutik, ia mengepalkan kedua tangannya. “Di mana dia sekarang?” ujarnya dengan suara berat.
Lon memberanikan diri untuk menengadah ke arah wajah Nqrse yang masih menampilkan wajah datar dan tegas, ia merasa sudah berhasil membujuk Nqrse untuk membantunya; ia mendapatkan harapan. “Rooftop.”
Lelaki bersurai merah muda itu segera mengambil langkah seribu ke rooftop. Ia memang hampir terjatuh di tangga namun itu tidak menghentikannya untuk meminta maaf atas kesalahannya kepada adiknya. Nqrse sudah berdosa membiarkan rasa cemburu dan iri memenuhi dirinya sehingga menutupi ikatan mereka sebagai keluarga.
Syukurlah Nqrse berhasil sampai tepat pada waktunya, ia segera menghentikan (Name) yang sedang naik pagar pengaman untuk melompat walaupun mereka terjatuh dan bokong Nqrse harus menjadi korban karena terhempas ke lantai. Masa bodoh jika itu berefek pada tulang ekornya dan membuatnya lumpuh, itu sepadan untuk menebus dosanya selama ini ia lakukan. Lelaki itu mendekap (Name), menyandarkan kepalanya ke leher sang gadis dan membiarkan air matanya keluar.
Tidak ada yang bisa melarang seorang pria menangis karena menangis adalah hal wajar untuk mengungkapkan kesedihan mereka yang tidak tersampaikan melewati kata-kata.
“Kamu sangat bodoh (Name)! Jangan membuatku cemas begitu lagi! Maafkan aku.... “
Nqrse menutup matanya, terdengar suara isak tangis dari wanodya itu kala mendengar kata yang sudah ia tunggu sejak lama. Permintaan maaf tulus dari kakaknya, sangat cukup untuk mengobati semua yang ada. Membuktikan bahwa ikatan keluarga itu benar adanya, walaupun konflik mencoba membuat mereka bercerai namun pada akhirnya semuanya kembali ke semula.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro