Scifer • Nuntius De Bentala
BEDAH BUKU BULAN JANUARI
NUNTIUS DE BENTALA
by strawsea
[31 Januari 2022]
KESAN-PESAN
Sea
Seperti yang sudah kukatakan, karya ini aslinya adalah karya yang telah kurombak besar-besaran dari karya sebelumnya yang berjudul The Cosmos Revange, tentu memilih keputusan untuk mengubah alur/penokohannya secara 180° sudah aku pertimbangkan dengan baik, terlebih lagi temanku yang cukup akrab, ngasih saran buat mempermudah bahasanya yang terkesan sulit dimengerti, dan hal itu yang akhirnya ngebuat aku milih buat revisi, karena target pembacaku sendiri aslinya adalah remaja. Dan aku mencoba ngebuat karakter yang gaul dan menggunakan gaya bahasa yang informal~ lalu lahirlah karya ini!
Omong-omong terima kasih banyak untuk review-annya!
REVIEW
By Ica
Bab 1
Seorang lulusan S3 luar negeri, alias profesor, mengajar di sekolah? Whoa that’s rare. Interesting! Dari awal pembaca sudah dibuat sadar kalau ini sekolah bukan sekolah biasa. Ragam karakter tokoh yang akan mengisi cerita sudah ditekankan sejak awal, nice!
Bab 2
Agak unik, cerita science-fiction yang menggunakan bahasa non-formal alias bahasa gaul. Mungkin bagi beberapa orang yang sudah terbiasa membaca cerita berbahasa formal agak kurang “sreg” dengan diksi semacam ini, tapi inilah ciri khas dari cerita yang dibawakan penulis. Nilai plusnya, nuansa remaja di cerita ini makin terasa. Keep it up!
Bab 3
Sejauh ini masih belum terlihat puncak masalahnya, sebab penulis sepertinya ingin menggambarkan adegan per adegan secara detail dan perlahan. Alurnya cukup lambat, tapi tidak monoton. Aku jadi membayangkan bagaimana risaunya apabila aku adalah anak SMA di masa ketika rotasi bumi melambat. Realitanya mungkin aku akan murung sepanjang hari atau bahkan putus asa. Because, I’m still a child, I want to have a future too, Its not fair! Intinya, konsep yang dibawakan penulis cukup menarik.
Bab 4
Ada sesuatu pasti di balik niat pak Zafar membentuk eskul, apalagi ini eskul bukan sembarang eskul. Yang jelas ada kaitannya dengan fenomena rotasi bumi yang melambat. Kurasa anak-anak itu akan dipersiapkan menjadi semacam ksatria akhir zaman atau survival ulung semisal benar-benar terjadi hal buruk secara global akibat melambatnya rotasi bumi. Menarik sekali.
Sekian reviewnya, semoga dapat membantu, dan semangat menulis terus, Sea!
By Gilang Gazi
0%
Pembukaan cerita yang baik, terutama pada paragraf pembuka yang memberikan rambu-rambu jelas mengenai arah konflik nantinya. Walau masih kurang terasa impactfull ketimbang versi sebelumnya (The Cosmos Revenge). Gaya bahasa sea masih konsisten, sederhana dan begitu mengalir. Namun, secara penulisan dan diksi terbilang unik dengan pendekatan teenlit yang santai. Pengenalan tokoh beserta dunia dalam cerita pun berhasil dibawakan dengan baik. Sedikit lincah melompat-lompat, tapi bisa diikuti. Pemilihan POV 1 jelas pilihan yang baik karena pembaca bisa lebih mudah menyerap informasi. Good Job.
Bab 1 – Kehidupan yang Damai
Gaya kepenulisan Sea dalam cerita ini berhasil menghadirkan dinamika karakter yang lebih hidup. Terasa anak remaja banget. Relasi yang dibangun antara Jipo dan Lian terasa asyik dinikmati, walau dialognya masih terasa canggung. Beberapa bagian terasa dump information ke pembaca terutama tentang pengenalan karakter. Alangkah lebih baik kalau Sea bisa memberikan deskripsi jelas karakter tsb seiring dengan interaksi atau momen bersama tokoh utama. Saya rasa itu justru bisa memberikan kesan yang kuat bagi karakternya.
Bab 2 – Perbincangan
Karakterisasi Pak Zafar dibawakan dengan baik, terasa sedikit arogan tapi punya niatan menarik. Namun, dialog antara Jipo bersama gurunya tersebut harusnya bisa digali lebih dalam untuk menjadi pencingan untuk plot-plot cerita nanti. Terutama motivasi Pak Zafar. Lagi-lagi, nuansa remaja masih kental dihadirkan, tapi disisi lain atmosfer futuristiknya terasa sedikit menurun. Sepertinya Sea masih asyik mengeskplor momen keintiman antar tokoh sebelum melangkah lebih jauh. Terutama Lian -dia menarik karena orang model begini banyak di dunia nyata.
Bab 3 – Kota Jakarta
Tempo cerita sedikit lambat, tapi pergantian adegan malah terlalu cepat. Terasa terpotong-potong. Tapi syukurlah tidak monoton berkat kelakuan karakternya. Dinamika mereka sedikit rumit, namun potensial. Ah iya, entah mengapa saya juga geregetan menebak arah rencana Pak zafar soal ekskulnya. Tapi saya belum menemukan relevansi dengan pelibatan murid SMA dalm konflik planet bumi.
Bab 4 – penasaran
Masih belum ada perkembangan yang signifikan dari segi plot, kecuali hadirnya serangkaian clue melalui teori-teori yang dihadirkan dan motif Pak zafar yang terasa simpang siur. Hal yang patut disayangkan adalah tone bercerita Sea nampak menurun di Bab ini. Tidak sekental bab-bab sebelumnya, gagasan yang dibawakan penulis terkesan terburu-buru dan kurang matang. Padahal lebih baik lagi kalau Sea tetap konsisten dengan narasi-narasi santai selama world Building dan bonding antar tokoh.
By Rahma
Bab 0% dan 1
Jujur, ini judul ceritanya menarik banget. Pembukaan cerita yang memaparkan keadaan rotasi bumi melambat sukses membuat saya penasaran dengan apa yang terjadi pada dunia masa itu. Penulis pun memiliki gayanya sendiri dalam menuturkan cerita, tampak unik menggunakan bahasa gaul yang cukup gampang dipahami sekaligus membuatnya terasa dekat, khas remaja sekali. Dari awal bab pertama, perhatian saya langsung tersedot pada biodata Pak Zafar yang seorang lulusan S3 dan beliau menjadi seorang guru. Ya, fakta ini cukup menarik diikuti.
Bab 2
Wah, di bab ini saya menemukan hal menarik. Salah satunya pembicaraan antara Pak Zafar dan Jipo mengenai alasan di balik pendidikannya. Terlebih opini Pak Zafar tentang mereka yang mempunyai posisi, maka suaranya jauh akan lebih terdengar dan yup ... saya sependapat. Karakter Pak Zafar berhasil dibawakan dengan cukup baik.
Bab 3
Kalau dipikir karakter Jipo itu unik ya, dia seperti anak yang normal pada umumnya, tapi cenderung agak santai juga. Omong-omong, sampai di bab ini, ketegangan cerita masih terbilang 'santuy', sepertinya penulis sedang menggali dan menekankan cerita pada hal lain, seperti informasi yang dibicarakan karakter. Meski plot cerita terbilang lambat, tapi saya cukup terhibur dengan kelakuan remaja-remaja itu. Well, saya ikutan miris jika bumi benar-benar berhenti berotasi.
Bab 4
Mengangkat tentang teori Pangea, lalu ekskul yang diadakan Pak Zafar. Errr ... saya rasa ekskul itu bukan sembarang kegiatan biasa. Pasti, entah apa itu jenis ekskulnya, Pak Zafar memiliki alasan kuat di baliknya, terlebih Pak Zafar ialah seorang guru yang berkredibilitas. Sejauh ini cerita yang Sea suguhkan terbilang unik, meski baru baca empat bab, saya cukup menikmati dialog antar tokoh yang membahas kondisi bumi kala itu. Jadi peringatan buat diri sendiri, pentingnya menjaga dan melestarikan alam. Untuk Sea, semangat terus berkaryanya!
By Rama
Bab 1 - Kehidupan yang Damai
Ini adalah fiksi ilmiah keras menggunakan gaya bahasa yang unik, sehingga mungkin terkesan terlalu ringan bagi mereka yang tak memahami konflik sebenarnya. Dengan sudut pandang orang pertama (tunggal) yang menggerakkan plot, topik utama cerita langsung dapat terserap. Penulis juga memaparkan peralatan-peralatan futuristik dengan porsi secukupnya yang bagi saya itu nilai plus bab ini.
Bab 2 - Perbincangan
Terlalu sedikit! Argh, but it’s okay. Saya menangkap tema yang disajikan penulis. Awalnya karakter Pak Zafar agak terasa “songong” bagi saya, ternyata beliau punya motivasi mulia di balik semua itu. Saya hampir saja tertipu. Semua adegan-adegannya sangat natural. Terlihat bagaimana kelakuan anak-anak di usia remaja yang masih gemar bermain game console jadul. Sungguh tak diduga, tren tersebut ternyata masih relevan di zaman itu. Fakta baru yang disampaikan pada bab ini, juga membuat saya tercengang, penasaran, dan akhirnya melanjutkan bacaan. Nice ‘hook’!
Bab 3 - Kota Jakarta
Saya agak bingung dengan isinya. Saya seorang penikmat “plot driven story”, dan pada bab ini saya tidak menemukan perkembangan plot terbaru yang signifikan. Alurnya bergerak terlalu cepat karena terpotong adegan yang sebenarnya bisa digunakan penulis untuk mempertajam konflik kepada pembaca. Namun bagi penikmat “character driven story”, bab ini cukup menjelaskan dinamika rumit antar karakter di dalamnya.
Bab 4 - Penasaran
Bab ini (masih) sama dengan bab sebelumnya. Belum ada perkembangan konflik yang signifikan kecuali tentang Teori Pangea yang disebut-sebut, dan ini membuat saya sedikit tertarik. Tidak seperti bab 1 dan 2 yang begitu dominan, Penulis agaknya kehilangan tone dan gaya berceritanya, sehingga gagasan yang disampaikan terkesan kabur. Sedikit masukan dari saya agar penulis lebih bersabar dan tidak terburu-buru dalam mengembangkan setting, world building, hingga narasinya.
Overall
Sangat tidak adil memang bila menilai suatu karya serumit ini, hanya dari beberapa bab awal (bab 1—bab 4). Tapi setidaknya, saya memetik hal positif dari gagasan yang disampaikan Sea melalui karakter Pak Zafar yaitu tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan—sebuah pesan moral yang dewasa ini kendur digaungkan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro