Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Scifer • Monokrom

Bedah Buku
"

Monokrom"
Karya Gilang_Gazi

• [ Kesan Pesan ] •
By: Gilang

Part 5
Jika versi sebelumnya cenderung singkat, maka saya mencoba lebih mengeksplorasi dunia Monokrom di versi revisi. Bagian ini sengaja difokuskan menjadi katalis menuju konflik yang lebih jauh. Terutama bagaimana kehidupan Ra yang monoton berubah drastis. Alurnya sengaja dibuat cepat dan sengit dengan banyak clue misteri yang bertebaran di tiap paragraf. Dan tak lupa debut si manusia burung yang terasa mengambang. Tapi yakinlah, masih lebih banyak hal yang membingungkan tentang identitasnya, semisal apakah dia beneran nyata atau tidak?

Part 6
Dengan sengaja mengangkat isu perisakan/perundungan, bagian ini ditulis untuk menguras emosi dan menumbuhkan simpati. Walau saya harus tega (dan senang) untuk menyiksa Ra secara fisik. Tidak hanya fokus pada adegan penyiksaan, saya mencoba untuk menghadirkan cara Ra dalam bernarasi se-kelam mungkin –untuk menunjukkan betapa putus asanya dia. Bersyukurlah, kalau kalian memang hidup tanpa punya masalah berarti.
Dan di bagian akhir, si manusia burung memulai awal kengeriannya.

Part 7
Setelah disiksa secara fisik,  kali ini gantian mental Ra yang kena siksa. Sejujurnya, bagian paling menyenangkan ketika menulis cerita ini adalah bagaimana saya bisa bebas menyiksa karakter utama. Seperti membuat dia putus asa, trauma dan takut. Tapi tentunya dengan cara yang bertanggung jawab.
Dan tak lupa, saya kembali berusaha membuat Ra lebih dekat kepada pembaca dengan menyampaikan cara pikir dan apa yang dia rasakan. Cara pikir yang mungkin cenderung negatif memandang masalah, tapi semoga pembaca bisa bijak menanggapinya.

Part 8
Perubahan tempo cerita yang mendadak pasti terasa memusingkan. Tapi menjadikan cerita terus dalam tempo tinggi pasti akan menjemukan. Jadilah bagian ini sebagai cool down sejenak sebelum badai besar datang –dengan berusaha tidak menghilangkan aura misterinya. Interaksi Ra dengan si konselor mungkin terasa canggung, tapi sejatinya saling melengkapi. Entah bagaimana relasi mereka kedepannya nanti.
Yang jelas, saya mencoba menyisipkan makna tentang hidup terkadang tak berjalan sesuai yang kita inginkan, namun selalu ada hal yang bisa kita syukuri.

• [ Review ] •

By: Ira

P

art 5
Udah bagus sebenarnya, cuma ada beberapa kata yang berulang di satu paragraf, padahal kata itu bisa diganti dengan kata lain yang serupa, monmaap kalo sok tau:) selebihnya, bagusss

Part 6
Ini udah perfect, ga tahu sebenarnya mau komen apa. Tapi ada satu hal, sebenarnya hal ini berbeda-beda bagi tiap orang, tapi bagi saya kata cewek dan cowok sedikit tidak cocok dengan style kepenulisan di sini. Sekali lagi, ini hanya pendapat dan selera pribadi. Ini saya sertakan karena bingung mau nulis apa:)))

Part 7
Bagus. Penggambaran suasananya cukup mantap. Endingnya juga menarik:)

Part 8
Sama seperti di chapter 6, ada beberapa kata yang menurut saya kurang pas. Tapi mungkin selera orang berbeda-beda ya...

By: Arba

Part 5
Kelam dan penuh misteri. Jujur saja sejak awal saya tidak dapat menolak rangkaian kata yang ditawarkan penulis, akibatnya saya pun ikut terjebak dalam pikiran Ra. Tanpa sadar terhanyut dalam kusutnya pikiran nan mengerikan dan bertanya apa yang terjadi dengan Ra?
Semua perlahan terjawab ketika tiba di chapter lima, saya dikejutkan dengan kehadiran manusia bertopeng burung. Alih-alih menjawabnya secara gamblang kemunculannya malah menciptakan ledakan misteri sekaligus melontarkan pertanyaan lainnya. Apakah itu nyata atau hanya khayalan Ra belaka? Ah, sejak awal cerita ini pun memang penuh misteri. Tidak ada pilihan lain memang selain menekan tombol lanjut.

Part 6
Aksi perundungan memang selalu menggeramkan, tapi siapa sangka kalau penulis tiba-tiba melemparkan saya pada imajinasi yang enggan saya percaya. Intensitas ketegangan naik, tapi lagi-lagi hal tersebut malah menggundang tanda tanya. Siapa Ra sebenarnya? Apa Ra sungguhan membunuh seseorang? Manusia burung itu ... apakah nyata? Teruntuk perempuan perokok kenalan Ra, sungguh nyawa mereka telah tiada?

Part 7
Ahahaha ceritanya benar-benar bikin penasaran ya? Karakter Ra sudah menarik bahkan menyita perhatian saya. Jarang sekali lho ada penulis yang sampai mengeksplorasi tokohnya sampai sedalam ini. Menarik! Mau bagaimana lagi, sudah saya putuskan, mari pecahkan misteri ini!

Part 8
Misteri seolah ditabur di mana pun. Hanya berbekal benang tipis dari author saya mengikuti kisah mereka, menyusuri segala pikiran runyam Ra untuk menemukan muaranya. Penasaran? Iya! Kenapa kiranya Ra tak boleh di pemakaman itu? Untuk konselor, saya sudah menandai Anda. Akan saya pantau.
Keren sih! Sepanjang membaca kisah ini saya mengagumi rangkaian kata dan pemilihan katanya. Diksinya edan uy. Mungkin bagi beberapa orang akan bosan dengan narasi yang panjang ini, tapi tenang saja setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri dan saya adalah salah satu pembaca itu. Meski begitu, saya masih belum bisa menemukan kaitannya cerita ini dengan fiksi ilmiah secara detail. Tujuan tokoh utama juga masih ngambang. Seolah dia ingin lari. Namun, lari dari apa? Entah apa yang sedang direncanakan penulis. Tentunya ini mengundang rasa haus saya untuk segera menandaskan kisah ini. Teruntuk Kak Gilang semangat ya!

By: Hanifah

Part 5
Pertama-tama, ceritanya ini keren banget. Gaya bahasanya mengalir begitu aja, tapi tetap dinarasikan dengan detail dan lengkap yang mana ini tuh kesukaan aku. Terlebih lagi pas bagian si tokoh utama kayak ada konflik batin sama diri dia sendiri dan suara-suara di kepalanya muncul. Feel nya itu dapet, aku sebagai pembaca bisa ikut bersimpati sama dia.

Part 6
Bab ini seru banget, adegan gebuk-gebukkannya gak monoton dan klise walaupun sering ada adegan semacam ini di cerita-cerita lain. Sekali lagi aku takjub sama gaya bahasanya yang ringan, tapi kosakatanya beragam dan mendetail. Adegan cewek perokok yang ditembak itu favorit aku di bab ini sih.

Part 7
Sumpah penasaran banget akar masalah si tokoh utama ini. Di bab ini belum terlalu ada adegan yang bikin ramai, tapi bab ini worth it karena makin ke sini, karakter si tokoh utamanya lebih bisa dipahami walaupun masih lumayan misterius dan terkadang membingungkan

Part  8
Setelah adanya kehebohan di bab² sebelumya, suasana di bab ini lebih kalem dan agak sendu, kontras sama bab yang sebelumnya. Dan menurut aku komposisi itu pas, setelah cape membaca bab yang cukup intens yang kemudian dilanjut dengan bab yang tentram itu enak. Ibaratnya kayak dikasih break dulu sebelum memulai kekacauan lagi xixi.

By: Kahnivore

Part 5
Oh Ra, oh tidak. Satu kali saya membaca novel dengan tema serupa (sampai sekarang masih sakit hati) jadi mulai saat ini harus siapin hati juga. Duh sial baca chapter ini bikin hati cenat-cenut kayak dicubit-cubit.
Untuk kalian juga. Siapapun yang baca ini. Bersiap-siaplah, Monokrom akan membawamu ke dunia tanpa akhir. (Pras jago banget kan ya promosi cerita orang lain? Ya kan?) Oh diam, dia cuman ahli menghayal.

Part 6
Akhirnya perlahan rasa penasaran saya yang sudah tertunda sekian abad karena penulis bakal jadi orang sukses di dunia nyata (Pras serius) kehidupan tokoh utama Monokrom bangkit dari kubur! (Terima kasih Gilang!)
Kalau membaca kisahnya, mau tak mau bikin saya bersyukur bisa hidup tanpa masalah yang berarti. Pras suka adegan aksi (Pras masih berusaha membersihkan pikiran dari semua adegan masak di Hannibal) tapi engga yang kayak gini, terkutuklah mereka yang suka melakukan perundungan.
Oh saya juga suka sama sosok misterius bertopeng burung. Kayak—sialan—SAYA AKAN TERUS MEMELOTOTIMU, BIRDY! AWAS KALAU MACAM-MACAM. (Dan dia emang serem.)

Part 7
Chapter ini dipoles dengan cantik bukan begitu? (Mengingatkan Pras akan suatu Karya)
Saya suka pemikiran Ra. Benar bukan?

Part 8
Saya punya banyak hal yang dipelajari setelah baca chapter ini. Hidup tak selalu mudah, hidup bikin kita jungkir balik, meras keringat darah buat masa depan yang sesuai dengan keinginan seseorang. (Ah, kenapa Pras jadi jengkel begini.)
Saya penasaran kenapa Ra engga bisa lama-lama di pemakaman? Kenapa kira-kira?

By: Ica

Part 5
Satu kalimat: Luar biasa! Seperti saran ka Gilang, aku baca ulang dari Bab 1 dan melihat banyak adegan telah direvisi. Dan, wow! Sebelumnya, ketika membaca versi sebelum direvisi, aku kurang bisa mendapati feel fiksi ilmiahnya dan lebih dapat feel cerita fantasy. Tetapi, di versi revisi ini, entah itu hanya perasaanku, tapi dalam bayanganku Kerak Terusi seperti semacam kota futuristic dari deskripsi kecil yang diberikan ka Gilang seperti danau artificial, gelang pembayaran digital, jalanan virtual, dll yang menurutku sci-fi banget. Deskripsi yang mendetail seolah menampilkan gambaran suasananya secara jelas di hadapanku ketika membaca satu per satu paragraf; dark & realistic, which is I really like.

Part 6
Kemunculan si manusia burung menambah daftar misteri dari awal bab yang belum terjawab. Ka Gilang benar-benar sukses membuat aku tidak bisa berhenti menekan tombol next dengan cara menggantung semua misteri-misteri tersebut. And, yes, I’m absolutely curious! Aku tidak bisa berhenti berspekulasi tentang kejahatan macam apa yang telah Ra lakukan hingga membuatnya begitu dikucilkan dan kejiwaannya terganggu. Apa dia benar membunuh seseorang? Atau ... beberapa orang? Lalu, kenapa aku merasa keluarga Ra sebenarnya hanya delusi ia semata? Kemudian ... ‘retakan’ apa yang dimaksudnya? Berbagai teori berseliweran di benakku. Satu lagi, teruntuk si cewek perokok dan temannya: MAMPUS!

Part 7
Untuk kesekian kalinya, aku akan bilang aku suka dengan diksi ka Gilang! Perincian suasana internal dan eksternalnya begitu nyata hingga perasaanku turut diaduk-aduk, dan emosiku menyerap apa yang dirasakan Ra, bahkan hingga di tahap yang mampu membuatku murung dan merasa suram. But, aku sangat menikmati perasaan unik tersebut wkwkwk. And, sengaja atau tidak, ka Gilang berhasil merangkai adegan yang menurutku creepy hingga sukses membuatku melongok sebentar untuk memastikan kondisi sekelilingku. 

Part 8
Another mistery! Entah cuma perasaanku, atau si konselor itu memang tau sesuatu tentang Ra. Aku masih belum menemukan jawaban atas misteri sebelumnya di bab ini, tapi ada beberapa hint yang kutemukan. Ada sesuatu yang terjadi di kota itu, sesuatu terkait ‘kutukan’ dan ‘retakan’ yang beberapa kali disebut.  Clue yang bikin kita tidak bisa untuk tidak menerka-nerka. Sejauh ini, ka Gilang masih konsisten dengan gaya kepenulisannya, dengan narasi yang panjang-panjang dan terperinci, khususnya untuk perasaan si tokoh utama, Ra. Bagi penyuka narasi mendetail sepertiku, aku sama sekali tidak merasa bosan dan justru menikmatinya. Narasi yang detail mendukung cerita jadi terasa nyata, seolah sedang membaca kisah dokumenter. Tetapi, kupikir tidak semua pembaca menyukai narasi yang panjang-panjang; Ada pula yang akan merasa bosan. Namun, itu tidak masalah,  bukan! Setiap penulis punya gaya kepenulisannya masing-masing, dan setiap pembaca juga punya seleranya masing-masing. Keep your style, ka Gilang! Wkwkwk. Semangat terus nulisnya. ^^
Note: Ups, kebablasan. Sepertinya review ku kepanjangan ....

By: Rama

WARNING: Review ini dibuat dengan sudut pandang subjektif, pebedaan pasti ada, tapi tulisan ini hanyalah penilaian pribadi saya.

Part 5
Paragraf awal. Disuguhkan dengan baik, jelas dan terarah. Sajian penulisan yang rapi, sama seperti biasanya, walaupun ini sedikit membosakan untuk dibaca.

Tiba-tiba.

Boom! otak saya seakan meronta-ronta, saat penulis memperlihatkan adegan-adegan yang menakjubkan, dan tanpa disadari, saya pun dibuat hanyut dalam cerita ini.

Harus saya akui, penulis sangat piawai dalam memanipulasi pikiran pembacanya, terutama pada part ini. Hal-hal menegangkan terus bermunculan tiada henti, membuat saya penasaran dan akhirnya terjerumus dalam alur yang sengit, sebuah dunia yang diciptakan oleh Gilang sang penulis.

Saya seperti tidak punya pilihan, kecuali keinginan kuat untuk menekan tombol 'next'. But wait! apakah tombol itu sudah ada disana? hah ... sudah? ah, sukurlah, saya sangat excited untuk meneruskannya.

Part 6
Teror! satu kata yang menurut saya paling merepresentasikan cerita Gilang pada bagian ini.

Selain memunculkan dialog-dialog yang emosional, penulis berhasil membangun rasa simpati saya, terhadap sang protagonis. Iba bercampur amarah, itu yang saya rasakan.

Sebut saja ini bagian yang paling apik. Kata-kata di dalamnya ditulis dengan rangkaian kalimat yang penuh dengan metafora nan kelam.

Ya, karma itu ada.

Part 7
Pernahkah kau berada pada situasi sulit? dimana tak lagi ada batas, antara sebuah mimpi dan kenyataan?

Selamat untukmu Ra (sang protagonis), kau tidak sendiri, saya juga pernah mengalaminya.

percayalah, itu merupakan hal yang tidak menyenangkan. Setidaknya setelah saya membaca tulisan Gilang pada bagian ini. Sebuah tulisan yang membangkitkan rasa antisipasi yang tinggi akan getirnya keputusasaan.

Part 8
Ketegangan berakhir, namun saya yakin ini tidak akan bertahan lama.

Seperti biasa, penulis selalu menyisipkan teka-teki rumit di setiap kalimatnya, good job!

Saya belum dapat membedakan, apakah ini karya fiksi ilmiah ataukah hanya sepenggal kisah misteri yang suram. Biarkan waktu yang akan menjawabnya.

Silahkan baca sendiri kalau anda tidak percaya, barangkali anda lebih tahu dari saya.

By: Aul

Part 5
Poor Ra, why wont the voices leave her alone? :(
btw nice chapter! aku suka pas karakter ngekhawatirin orang lain (yang dia sayang) daripada diri sendiri hehe. dan ini menarik, sih, possible apocalypse? virus apa yang nyebabin manusia mati sampe retak2 kek gt? i just think that klo misal mental health karakter seseorang di buku ini hancur, dia juga bakal mati juga, pake retak2 di seluruh tubuh. so, yang bunuh orang itu ya pikiran dia sendiri, bkan orang lain. no? ini cuma pemikiranku sih. wkwk :/

Part 6
ok. im so sorry, aku nge skip beberapa bagian karena ada yang trigerring buat mental health ku, hehe:) intinya aku puas yg ngebully di tembak. jadi orang ini harusnya cuma bagian dari pikiran Ra kan. aku suka dudeee karakter yg depanny kliatan lemah tp sebenrnya pnya sisi 'gelap' tho im not sure if that guy is even ra :/

Part 7
filler chapter!!! but either way, its good! lbh banyak kecurigaan bertumpuk d chpter ini hauhahha. kluarganya fiksi ap nyata neh

Part 8
kjadhjkahdsd Ra diapain weh T_T btw ak bner2 tertarik buat tau si ra ini sbenernya knp dan misteri2 lainnya wkwkakak semangat nulisnya, kak Gilang :)












Salam manis,
Tim Scifer

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro