Sand Castle
✧・゚: *✧・゚:*
Perjalanan menuju bagian selatan Persemakmuran membutuhkan waktu 3-4 jam dengan kereta cepat, sementara dengan pesawat hanya membutuhkan waktu satu jam lebih dua puluh menit. Karena tidak ingin kelelahan selama perjalanan—Bai Junwu membiarkanku menaiki pesawat pribadinya. Pesawat itu cukup besar, dapat menampung setidaknya 100 penumpang dan 10 awak. Dari apa yang dikatakan Bai Junwu, pesawat itu baru dibelinya tahun kemarin setelah memenangkan investasi di kilang minyak yang ada di bagian tenggara. Mereka dibawa ke Bandara dengan Bus dan Xu Jianyu tidak bisa berhenti mengatakan bahwa ia seperti mengikuti acara Darmawisata sekolah.
Para awak kabin melayani dengan terampil dan cuaca sangat bagus hingga tidak ada guncangan yang membuat He Ting mabuk. Mereka bermain kartu, membaca buku bahkan bernyanyi di sepanjang perjalanan.
Dan setelah sampai di Bandara, kami tidak butuh waktu lama untuk sampai di Villa keluarga Wen. Villa itu berwarna putih dan terdapat kebun anggur di pekarangannya, Jose sangat terpesona dan bertanya apa ia bisa memetik buah setelah ini dan aku mengizinkan. Lagipula hasil anggur ini biasanya berlimpah dan pekerja Villa ini akan mendapat bagian untuk mereka lalu beberapa lagi dikirim ke Rumah Wen sementara sisanya akan dijual. Anggur-anggur ini adalah jenis yang manis dan tanpa biji sehingga sangat nikmat untuk dimakan setelah dipetik. Tanpa menggunakan pestisida semuanya aman untuk di konsumsi langsung setelah diambil dari pohon.
Aku mengirimkan pesan gambar kepada Bai Junwu bahwa aku sudah sampai. Masih ada beberapa urusan pekerjaan dan ia akan menyusul lusa. Aku tidak punya banyak keinginan kekanakan saat ini jadi aku memaklumi tindakan suami yang senang sekali bekerja ini.
"Xiao Yuye. Apa ini kudamu?"
Begitu aku menenggok, aku menemukan kuda cantik dengan warna cokelat terang dan rambut yang begitu halus. Aku mendekat dan pelayan yang bekerja di Villa mengungkapkan kalau ini adalah kuda yang dikirim dari peternakan beberapa waktu lalu oleh Bai Junwu, sepertinya saat-saat romantis mengendarai kuda di pesisir pantai benar-benar terasa tampan.
"Ini adalah kuda yang dibawa oleh Suamiku untuk belajar, dia benar-benar ingin membuatku hebat dalam bermain Polo."
"Apa Suamimu menyukai olahraga seperti itu?"
"Dia menyukai beberapa olahraga ekstrim bahkan memiliki sertifikat untuk menjadi pelatih menembak."
"Itu sangat tampan!"
Aku tertawa mendengarkan kentut pelangi ini secara terus menerus lalu membawa semua orang masuk ke dalam Villa, ada cukup kamar untuk semua orang dan itu disesuaikan dengan begitu baik. ada tiga kamar yang menghadap ke selatan yang menghadap ke taman belakang yang memiliki area rekreasi dan hutan yang dirawat dengan baik dan ada juga sisanya yang menghadap ke bagian kebun dan juga bibir pantai yang cantik. Aku pergi ke bagian kamar selatan dan mengambil kamar paling ujung.
Villa itu dibangun dengan nuansa yang nyaman. Seluruh Villa memiliki warna putih dan kayu asli yang terlihat hangat. Ada kaca-kaca yang dilapisi dengan jendela anti badai dan pepohonan rimbun yang menambah kesan asri di sekitar, aku telah ke tempat ini di kehidupan sebelumnya dan menikmati wisata menyelam yang menyenangkan. Aku berniat untuk bermain dengan puas setelah Bai Junwu datang nanti, jadi aku memilih untuk berbaring dan tidur siang.
Samar-samar aku seperti melihat pemandangan yang akrab namun juga terasa asing membentang, Pria tinggi di depanku berdiri kaku di depan sesuatu yang tidak aku lihat. Bahunya terlihat lemah dan matanya kuyuh. Begitu aku maju, hal yang membuatku menahan napas adalah sosok Bai Junwu yang berdiri dengan bahu bergetar dan airmata yang mengalir dengan pelan di pipinya yang kurus.
Mengapa ia terlihat begitu lelah?
Apa yang terjadi?
Namun sebelum aku sempat mendekat ke arah Bai Junwu mataku menangkap batu pusara yang berdiri dengan kaku di depannya, ada bunga dan dupa yang masih baru dibakar. Siapa yang dimakamkan? Mengapa begitu sedih?
Dan di sana aku bisa melihatnya dengan jelas, salah satu pusara itu tidak memiliki nama namun tanggal lahir dan keterangan dari pemilik pusara itu menyandang nama Bai membuatku menahan napas. Tetapi pusara yang berada di sisi satunya itu mampu menegangkan seluruh saraf di tubuhku. Itu adalah pusara dengan namaku tertulis jelas di sana.
Wen Yuye
Aku meninggal?
Tetapi tahun yang ada di sana masih akan berlangsung empat hingga lima tahun lagi—Apa ini adalah bagian dari masa lalu? Kehidupan sebelumnya?
Jadi kesedihan ini, apa karena aku telah pergi karena itu Bai Junwu menangis sesedih ini?
Selama ini kupikir, setelah kematian orangtuaku yang mendadak—Tidak akan ada orang yang datang ke pemakamanku. Dulu aku begitu sombong, membuat orang-orang di sekitarku merasa jengah karena sikapku dan bagaimana kekanakannya aku saat menjalani hubungan dengan Bai Huanzhe. Belum lagi hal-hal buruk yang aku lakukan saat menekan orang lain yang mendekat untuk merayu Bai Huanzhe, aku tidak pernah berharap memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.
Dan di saat terakhir sebelum aku benar-benar pergi, aku selalu bertanya kepada diri sendiri. Apa aku sudah cukup berbuat baik pada orang lain? Apa akan ada yang menaruh bunga dan membakar dupa untukku? Lalu mengirimkan doa kepadaku?
Namun melihat pria yang berdiri di depan Pusaraku dalam keadaan tidak berdaya itu membuatku merasa adanya perasaan campur aduk yang memenuhi dadaku, di satu sisi aku merasa sedih karena meninggal dengan cara seperti ini, lalu di satu sisi aku merasa berbahagia ada orang yang datang ke pemakamanku dan menangisi kepergianku.
Setidaknya di saat aku pergi dari dunia ini, ada yang merasa kehilangan.
Aku merasa dadaku sangat sesak dan tubuhku bergetar.
"Xiao Yuye, Xiao Yuye!"
Saat mendengar suara itu aku dengan cepat membuka mataku dan di sana aku melihat wajah Bai Junwu yang pucat memandangku.
"Pa-man Bai?"
Suaraku terdengar bodoh, aku mencoba untuk bangkit dan saat itu aku mulai sesegukan dan mataku terasa panas. Melihatku menangis, wajah Bai Junwu menjadi lebih lembut dan tangannya membawaku ke dalam pelukan yang hangat itu. Pria ini, di saat dunia telah berakhir untukku—Ia berdiri di sana dan bersedih atas kepergianku.
"Sayang, ada apa denganmu?"
"Uhk ... huhuhuhu—"
"Hei ... mengapa begitu sedih?"
Aku bisa mencium aroma khas dari feromon yang dimiliki oleh Bai Junwu dan kehangatan ini membuatku ketakutan. Aku tidak ingin kehilangannya, tidak lagi di kehidupan ini dan dengan pilihan yang telah berbeda ini. Jika aku bisa memperbaiki takdirku dan takdir orang ini, aku ingin berada di pelukan ini selamanya, dicintai olehnya untuk waktu yang lama—Aku ingin berbahagia dengannya.
✧・゚: *✧・゚:*
"Kalung mutiara kami baru saja selesai dirangkai!"
"Hiasan kerang untuk oleh-oleh!"
"Silakan coba mie bulu babi yang khas dari Restoran kami!"
Aku sudah berada di Pasar yang berada tidak jauh dari Villa bersama dengan Bai Junwu yang memegangku. Dengan menggunakan kemeja polos dan celana pendek, kami menyusuri jalan. Tidak lupa kacamata hitam untuk menyembunyikan mataku yang bengkak karena menangis selama dua jam.
"Ada sebuah restoran Mie asam yang enak di dekat sini dan ada penjual cemilan manis juga. Atau kau ingin makan cumi-cumi bakar dengan saos? Itu juga ada di dekat sini."
"Aku takut jika aku mengatakan ingin memakannya, aku akan meledakkan perutku."
"Kita bisa mencobanya. Lihat yang mana yang baik dan nikmati hal itu."
"Paman Bai, tidak baik terlalu memanjakanku seperti ini."
"Itu tidak sering, hari ini kau menangis cukup banyak dan itu pasti akan membuatmu lapar atau tidak nyaman. Lakukan hal-hal yang kau inginkan."
"Apa itu baik-baik saja?"
"Itu tidak masalah." Tangan hangat Bai Junwu menggosok punggungku dengan lembut dan sisa isakan yang ada membuatku merasa lebih baik.
Di salah satu kedai yang memiliki cat berwarna kuning lembut dan jendela-jendela besar. Aroma yang kaya membuatku tidak sabar untuk masuk, sesosok Pria paruh baya pendek berdiri dengan wajah ramah.
"Selamat datang."
"Halo."
"Silakan duduk."
Aku dan Bai Junwu mengambil tempat di dalam jauh dari jendela dan dekat dengan pendingin udara. Suasana kedai ini cukup ramai namun tetap tertib.
"Tuan, kami ingin memesan pangsit goreng dengan isian udang dan gurita, lalu bakso lobster dan mie pedas asam."
Lalu aku melihat ke arah Bai Junwu, "apa aku memesan terlalu banyak?"
"Itu cukup untuk kita berdua. Setelah ini kita bisa pergi untuk mencicipi jus buah atau permen di luar."
"Terdengar menakjubkan!"
Suasana hatiku semakin baik setelah menyantap bakso lobster dan makanan yang lain mulai menyusul dan wajah Bai Junwu yang bersedih perlahan memudar dari mataku. Setelah setengah jam, seluruh makanan yang ada di depan kami telah kosong, pria yang mengelola tempat ini adalah seorang Omega dan ia tidak memiliki anak dari pernikahannya dengan Beta yang merupakan teman masa kecilnya. Beta itu merupakan bagian dari jantung dapur namun beberapa kali ia akan keluar untuk menenggok pasangannya dan memberikannya minuman.
"Mereka sangat rukun."
"Ya, mereka lembut dan mengerti arti dari bagaimana melewati banyak hal dengan keyakinan bersama."
"Apa Paman Bai juga terkadang memikirkan hal itu?"
"Kadang."
Aku menggengam tangan itu lagi, meskipun terlihat manja namun aku tidak peduli. Kami turun ke area pasir dan aku mengumpulkan kulit kerang sebelum berjongkok dan membangun istana pasir dengan asal-asalan. Bai Junwu mendekat dan duduk di dekatku, ia dengan terampil menyusun kulit kerang dengan andal.
"Paman Bai!"
"Ya?"
"Apa kau percaya pada lintasan takdir?"
"Ya."
"Lalu apa kau percaya pada mengulang kehidupan?"
"Seperti kelahiran kembali?"
"Ya, hal-hal seperti itu."
Bai Junwu terdiam beberapa saat dan mengangguk. "Ini mungkin terdengar konyol untuk, tetapi ... suatu hari Paman bermimpi begitu panjang, itu masih tentang kehidupan Paman namun saat itu tidak ada kau di sisi Paman dan hari-hari yang dijalani tidak seperti ini. Hal itu selalu tentang bagaimana lebih kaya atau lebih kuat dari orang-orang yang memushi Paman."
Matahari perlahan tenggelam dan cahaya jingga membanjiri cakrawala juga wajah Bai Junwu.
"Lalu kau datang kepada Paman dengan pilihan yang berbeda dari saat ini, tetapi kau tetap memiliki kesan sombong namun menyenangkan itu. Begitu menawan namun tidak boleh disentuh, bagi Paman ... itu adalah hal yang sulit namun juga mustahil. Tidak ada keinginan lebih selain memperlakukanmu lebih baik dan penuh kasih sayang, tetapi orang yang kau pilih tidak baik. Ia memanfaatkanmu hingga tetes terakhir dan saat Paman mencoba menyelamatkanmu ... semuanya telah terlambat, cinta yang Paman rahasiakan itu mati bersama bibit yang mekar di dalam dirimu."
Tubuhku bergetar dengan hebat sekarang. Semua perkataan ini, semua pengakuan ini.
"Wen Yuye ... apa kau mengingat saat-saat itu? Apa kau kembali?"
Dan seluruh deburan ombak, suara berisik burung camar yang berterbangan, bahkan orang-orang yang berada di dekat kami seolah ditelan oleh suara milik Bai Junwu.
"Wen Yuye, apa kau mengingat semuanya?"
Tanganku kaku dan aku tidak bisa menahannya.
"Anak itu ... apa anak itu ... milik kita?" tanyaku gugup.
"Ya ... dia milik kita berdua."
Jadi begitu, ternyata bayangan dari aroma yang meninggalkan tubuhku saat malam itu adalah milik Bai Junwu. Karena itu Bai Huanzhe akhirnya memilih untuk menyingkirkanku.
✧・゚: *✧・゚:*
Hari ke-27
Jumlah kata: 1720 kata
Estimasi Bab: 10/15
✧・゚: *✧・゚:*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro