Mahasiswa Baru
✧・゚: *✧・゚:*
Kurasa pada tahun ini kami tidak cukup beruntung, adegan di mana memulai hari dengan status sebagai mahasiswa baru di kampus di saat bunga bunga-bunga bermekaran namun yang terjadi adalah hujan deras menggugurkan banyak kuntum bunga dengan cepat.
Saat kami menghadiri penyambutan untuk mahasiswa dengan sedikit rasa kantuk karena cuaca hari ini begitu cocok digunakan untuk bergulung lebih lama di dalam selimut. Bai Junwu memberikan intruksi untuk pergi ke perusahaan setelah acara dan makan siang bersama. Jadi aku lebih menantikan tentang hal itu dibandingkan hal lain, namun dari sudut mataku-aku bisa menangkap beberapa orang yang aku kenali.
Salah satunya adalah Bai Huanzhe yang duduk sebagai representasi dari Bai Junwu yang tidak hadir pada acara penyambutan. Kampus ini adalah almamater Kakek dan Ayahnya tentu saja campur tangan keluarga Bai di tempat ini sangat dalam. Namun aku tidak berniat untuk menyapa apalagi bersinggungan dengan bajingan tengik itu yang sejak di parkiran telah mengawasiku seperti Singa pemburu.
Tepat setelah acara berakhir Bai Huanzhe mencegatku di depan pintu dengan wajah bengkoknya. Aku mencoba menepis tangannya tetapi tidak berhasil-
"Ayah kecil, bukankah itu sedikit menyakitkan saat kau diabaikan? Saya sudah beberapa kali ingin mengajakmu pergi minum teh di salah satu rumah teh yang saya sukai."
"Begitu? Mengapa begitu repot melakukan hal-hal seperti itu di masa ini? Bukankah akan jauh lebih baik jika kau pergi bergaul dengan orang lain?"
"Pada kenyataannya Ayah kecil saya adalah junior di kampus, sehingga saya ingin memperkenalkan dan memastikan agar orang-orang tidak meremehkannya apalagi menindasnya."
Mendengar hal itu aku tidak bisa mencegah diriku untuk tertawa. Bocah tengik ini sepertinya berpikir kalau dunia sedang berporos padanya. Bahkan kalau bukan karena kerja keras Bai Junwu selama bertahun-tahun ia bahkan mungkin tidak akan lahir ke dunia ini dari rahim wanita ular yang menyebalkan dan membuat masalah padaku dan Bai Junwu.
"Sepertinya kau benar, akan jauh lebih baik jika kita bahkan bersikap seperti saling tidak mengenal. Aku yakin tidak ada anak yang cukup gila untuk mencegatku seperti kau di masa depan dengan statusku meskipun aku tidak sekaya suami ku, namun aku tetaplah anak dari keluarga Wen. Apa kau ingin aku menyebutkan proyek dan nilai kami untuk menggertak?"
Wajah Bai Huanzhe semakin jelek. Dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menertawakannya.
"Jadi Nak, sebaiknya kau tidak mengusikku sebab aku tidak ingin berurusan dengan anak sepertimu di masa depan."
Usai mengatakan hal itu, aku menerobos dan meninggalkan Bai Huanzhe. Ada sopir yang dikirimkan padaku untuk pergi ke Perusahaan. Lelaki itu, meskipun aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri, aku pasti akan memastikan dia tidak akan hidup tenang.
✧・゚: *✧・゚:*
Ketika aku pergi ke Kantor Bai Junwu, itu berada di pusat kota. Berdiri tegak dengan jendela yang mencolok, udara Kota sangat sejuk setelah hujan. Aku telah memikirkan beberapa jenis menu yang ingin kumakan siang ini, di dalam mobil aku membaca beberapa brosur tentang kegiatan Mahasiswa termasuk pelatihan militer dan wajib asrama selama tahun junior.
Memang benar dengan keadaan ini, aku dan Bai Junwu harus menjalani hubungan terpisah selama beberapa waktu. Aku ingin mengambil kesempatan untuk bergabung pada kegiatan mahasiswa untuk mengumpulkan poin pada saat kelulusan.
Salah satu Pegawai wanita yang duduk di meja resepsionis mulai menanyakan identitas ku dan sebagainya, memang benar aku belum pernah pergi ke Kantor Bai Junwu, namun di kehidupan sebelumnya aku sering datang kemari untuk mencari Bai Huanzhe. Lift khusus yang dibuat untuk membawa tamu juga Presiden Bai kini kosong dan aku naik dengan santai.
Kantor milik Bai Junwu ada di lantai tujuh, karpet empuk berwarna merah digelar di sepanjang jalan dan ada kesan seperti berada di Kastil saat melihat tentang bagaimana ornamen yang dipilih oleh Bai Junwu rata-rata berasal dari negara luar.
Aku meminta Sekretaris yang duduk di meja yang berada tepat di sisi kiri pintu masuk ruangan Bai Junwu untuk memberitahukan tentang kabar kedatanganku.
"Presiden Bai telah menunggu anda di dalam."
Pintu terbuka dan ini adalah ruangan Presiden yang mendominasi. Warna merah dan hitam di beberapa mebel yang digunakan membuat kesan jantan dan klasik di saat yang bersamaan. Di mejanya yang terbuat dari pohon jati yang diekspor langsung dari Negara K, Bai Junwu duduk dengan kacamata yang bertengger di ujung hidungnya dengan rantai perak yang menawan juga sorot dingin.
Ketampanan ini telah melewati batasan umur juga dunia!
"Duduklah, aku akan memberitahukan Sekretaris Yi untuk membuat kamu sesuatu yang kamu inginkan."
"Tidak perlu repot Paman Junwu, aku sempat mampir membeli kue dan teh juga kopi dalam perjalanan. Mari makan itu sebelum memutuskan akan pergi ke mana."
"Baik."
Aku tersenyum melihat bagaimana suamiku bekerja sangat keras, di kehidupan sebelumnya keluarga Bai sempat berada di dalam krisis karena kecerobohan Bai Huanzhe yang membiarkan beberapa petinggi menggelapkan dana bahkan rumor mengenai mereka memelihara wanita di luar membuat reputasi perusahaan sangat sulit, karena itu aku bergerak dan meminta Ayah untuk memberikan bantuan pada cabang yang dipegang oleh Bai Huanzhe.
Bai Junwu yang selama ini sibuk dengan urusan di luar negri segera kembali dan menampar Bai Huanzhe. Kemarahannya sangat menakutkan namun momentumnya membuat orang-orang berpikir kalau Bai Huanzhe bahkan tidak bisa menangkap momentum milik Ayahnya. Jika bukan karena bantuan dari keluargaku, kemungkinan para Komisaris akan menarik investasi mereka dari cabang milik Bai Huanzhe dan memusatkan dana mereka di bawah Bai Junwu.
Karena itu aku mengingat hari-hari di mana Bai Huanzhe tidak kembali ke rumah dan menghabiskan waktu untuk menstabilkan perusahaan, aku mencoba membantu sebisa mungkin bahkan pergi untuk mengunjungi Bai Junwu. Namun malam itu saat aku pergi dengan Bai Junwu, sisi halus dan penyayang itu membuatku merasa sedikit kewalahan dengan perhatiannya tetapi saat aku mengatakan bahwa Bai Huanzhe masih memiliki banyak kekurangan dan butuh bimbingannya akhirnya Bai Junwu kembali ke Persemakmuran dan menetap selama setahun lebih sebelum akhirnya aku dilamar dan ia kembali ke luar negeri.
Sejujurnya mengingat bagaimana besarnya perbedaan keputusan yang aku ambil membuatku khawatir dengan efek kupu-kupu setelah ini yang mungkin saja akan mempengaruhi takdir banyak orang.
"Paman Junwu!" panggilku pelan.
"Ya?"
"Bagaimana kalau kita makan siang di Kantin Perusahaan saja? Aku ingin mencobanya."
"Kau tidak keberatan?"
"Tentu saja tidak, aku ingin melihatnya."
"Baiklah, aku akan membaca selembaran ini dan kita bisa turun bersama."
Aku mengangguk dan mengeluarkan ponsel dari kantong juga dompet, hanya butuh waktu lima menit. Dan Bai Junwu melepaskan kacamatanya untuk bangkit, memakai kembali jas dan mengambil sebuah kartu berwarna perak dengan desain yang menarik. Kami keluar bersama dengan aku yang menggandeng tangan Bai Junwu, aroma Bai Junwu yang melengket di pakaiannya membuat rasa nyaman padaku.
Lantai Kantin Perusahaan berada di lantai dua, ada banyak Karyawan yang berdesakan di sana. Aku diberitahu oleh Bai Junwu bahwa setiap Karyawan bisa mendapatkan makanan gratis dengan syarat harus membawa kartu Kantin untuk memvalidasi identitas mereka, aku tahu bahwa itu adalah salah satu upaya Bai Junwu demi mendukung orang-orangnya. Terkadang mereka memiliki lebih banyak hal yang harus dibayarkan sehingga gizi juga energi mereka akan cepat terkuras dengan hal ini mereka tidak perlu khawatir bahkan bisa membawa makanan kembali untuk keluarganya.
Aku memandang Bai Junwu dengan senyuman bangga, apakah ada Pengusaha dengan pola pikir seperti ini di sepermakmuran? Bai Junwu memahami tekanan di keluarga yang mengalami hutang dan memberikan pertolongan itu dengan cara meningkatkan kesejahteraan sehingga jurang pembatas di antara pegawainya akhirnya terkikis dengan sendirinya. Menciptakan lingkungan bekerja yang sehat dan penuh semangat.
"Selamat siang Tuan Presiden."
Beberapa Pegawai yang melihat Bai Junwu memberikan salam, bahkan dari arah lift Karyawan aku bisa melihat beberapa pria yang berusia sedikit lebih tua dari Bai Junwu tergopoh-gopoh untuk menyusul kami. Padahal yang kami lakukan hanyalah makan siang, para penjaga yang disewa juga mengikuti beserta asisten. Kurasa ini terlalu ramai dan mungkin tidak akan nyaman untuk Karyawan biasa yang ingin menghabiskan waktu dengan makan di Kantin.
"Apa ini baik-baik saja? Mungkin akan membuat Pegawai Paman Junwu tidak nyaman."
"Tidak masalah, kita bisa makan di salah satu kursi yang biasa aku tempati. Tidak akan membuat kemacetan dan mendapatakan lebih sedikit perhatian."
Aku mengangguk, kami berjalan langsung ke Konter Kantin dan Para Pelayan dan Koki yang telah melihat kedatangan kami terlihat gugup. Aku memamerkan senyuman ramah untuk membuat suasana menjadi lebih baik.
"Paman Junwu, mari makan ikan asam manis dan sup jamur. Apa aku boleh memesan puding jagung ini?"
"Kau bisa memesan apapun yang kau mau."
"Baik!"
Aku berbalik ke arah Bibi Pelayan dan menjelaskan menu yang kupesan, aku melihat Pegawai lain yang mengambil sendiri makanan mereka ke Konter khusus lalu berdiam sebentar menunggu struk juga nomor antrian.
"Ka-kami akan mengantarkan ke meja anda langsung."
"Ah begitu? Baiklah terima kasih."
Bai Junwu meraihku dan membawaku ke sebuah meja yang berada dekat dengan taman di dalam kaca. Kantin ini memiliki kesan seperti berada di Hotel berbintang. Ada dua pilar kaca yang mengisi akuarium dan taman yang indah. Aku memandangi taman itu dengan takjub, selama di kehidupan sebelumnya aku tidak pernah pergi ke arah ini sehingga membuatku buta akan titik relaksasi dari padatnya ritme pekerjaan kantor.
"Kau menyukainya?"
"Ya, aku rasa ini adalah tempat yang sangat nyaman untuk mengambil napas sejenak dari tumpukan pekerjaan."
"Kau benar. Taman ini dibuat tahun kemarin dan akuarium ini baru selesai beberapa bulan yang lalu."
"Benarkah? Sangat indah ... seolah-olah ini adalah sebuah restoran bukannya di kantor."
"Aku juga ingin memberikan kesan itu di bagian ini, ada juga ruangan untuk pijatan dan berolahraga."
"Apa akan ada bagian untuk bermain juga?" tanyaku dengan semangat.
Sambil tertawa pelan Bai Junwu mengelus kepalaku, "jika ada ruangan itu lagi di tempat ini aku yakin para pegawai akan membawa kantong tidur dan menginap di sini."
Memikirkan itu membuatku tertawa, benar saja. Jika Bai Junwu menyediakan semua fasilitas itu aku yakin para pegawai akan membuat kemah di dalam bilik mereka. Makanan kami sampai hanya dalam beberapa menit dan aromanya sangat harum, aku meraih sumpit dan makan siang bersama dengan Bai Junwu dengan suasana yang menyenangkan.
Aku juga memutuskan untuk menetap di Kantor Bai Junwu, ia juga memperlihatkan ruangan yang bisa digunakan untuk beristirahat. Terlihat seperti sebuah kamar Hotel dengan kamar mandi dan bath up untuk membersihkan diri. Aku tertidur setelah itu dan kembali ke rumah pada pukul delapan malam.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro