Americano Dan Janji Temu
✧・゚: *✧・゚:*
Sudah beberapa hari berlalu sejak makan siang dengan Qian Zhu di Restoran hotpot terkenal itu, karena itu aku menghabiskan waktuku mengurusi beberapa berkas lagi sebelum akhirnya musim panas perlahan mendekat. Aku ingin pergi ke Benua yang lebih dingin lagi untuk menghabiskan musim panas, tapi hal itu pasti sangat melelahkan jadi aku memutuskan untuk berbaring di kamar yang dilengkapi pendingin, menyuapi sendok demi sendok puding dingin juga milktea.
Karena itu aku merasa hidup dengan cara seperti ini tidaklah buruk. Makan beberapa kue dan cokelat di sore hari, berkeliling di sekitar Villa sambil berolahraga, lalu berlatih menembak juga membangun stamina, terakhir adalah membaca lebih banyak buku. Ibuku hampir muntah darah saat melihat anaknya yang manja ini mulai melakukan semua hal yang tidak pernah dilakukannya, Ayah bahkan hendak membawaku ke dalam sesi terapi dengan psikolog namun aku harus meyakinkan mereka semua kalau aku sedang dalam kondisi waras dan sehat.
Akhirnya setelah seminggu lebih konsisten mengatur jadwal, Ayah dan Ibu merasa terharu dengan perubahanku. Pasti perubahan ini berada di luar perkiraan mereka, aku adalah Omega dan anak mereka satu-satunya—bahkan dengan aku yang duduk dan tidur seharian di rumah, mereka tidak akan mengatakan apapun padaku. Tapi itu tidak boleh terjadi lagi di kehidupan ini, posisi keluarga Wen akan berada di posisi yang terancam karena gerakan orang dari rumah kedua dan ketiga ditambah lagi dengan Bai Huanzhe yang mendukung mereka, ini akan mudah menjatuhkan Ibu dan Ayah.
"Tuan muda, ini minumannya."
"Terima kasih."
Pelayanan wanita ini merona saat melihatku sedang bertelanjang dada di dekat kolam setelah sesi joging juga skuad. Jelas ototku belum terbentuk sempurna namun massanya sudah lebih baik dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Dalam waktu tiga bulan pasti aku sudah akan memiliki otot juga tubuh atletis.
"Aku sebaiknya mengikuti kelas bela diri campuran... hmm itu lebih baik."
"Ada apa Tuan Muda?
Aku berbalik dan menggeleng, sepertinya aku harus memilih jenis bela diri apa yang bisa aku ikuti. Bagaimana kabar Qian Zhu dengan latihannya ya? Aku tahu dia bahkan lebih lemah dibanding diriku saat mengikuti kelas berlari karena dia memiliki anemia yang cukup buruk. Yah setidaknya dengan berolahraga ia bisa melatih ketahanan tubuhnya lebih baik lagi.
"Di mana Ayah? Apa dia sudah kembali?"
"Tuan Besar sedang pergi ke Perfektur N untuk meninjau tempat pembangunan Resort baru."
Aku mengangguk paham.
Benar, Ayah sedang fokus dengan pembangunan di Perfektur N. Begitu Resort dan pusat perbelanjaan di sana selesai dibangun, harga tanah menjadi tinggi dan Perfektur N akan termasuk dalam wilayah cincin emas lengendaris. Saat itu Ayah juga membangun sebuah Villa di sana, aku pernah menghabiskan masa heat ku di sana bersama Baik Huanzhe dan sepertinya saat itulah dia mulai melakukan beberapa hal mencurigakan.
Seharusnya aku tidak menjadi sebodoh dan sebuta itu pada keadaan di sekitarku, Bai Huanzhe tahu kalau bisnis keluargaku sangat menggoda bahkan dengan menjadi menantu saja ia sudah mendapatkan banyak keuntungan dari keluarga Wen. Kali ini aku tidak akan membiarkannya, lagipula aku dan Bai Huanzhe tidak berkencan.
Pertama aku tidak masuk ke jurusan seni seperti apa yang aku lakukan di kehidupan sebelumnya jadi kemungkinan pertemuan pertama kami di acara tahunan kampus tidak akan terjadi. Lalu aku juga memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di ibukota bukan di sini, di Perfektur C.
Jarak sudah terbentang, akan mustahil untuk memulai benih cinta seperti yang terjadi pada kehidupan yang lalu. Aku bergegas membasuh badan dan berganti pakaian, lalu pergi menyapa Ibuku yang sedang mengurusi bunga-bunga mawar indahnya.
"Xiao Yeye apa kau lelah? Ingin Ibu buatkan milktea atau yang lainnya?"
"Aku baik-baik saja Bu, lagipula aku sudah minum jus buah."
"Jangan terlalu memaksakan diri, kau sudah sangat tampan dan keren di mata Ibu, bagaimana kalau kau sakit karena memaksakan diri?"
"Aku tahu batasan diriku bu, tenang saja."
Ibu akhirnya menyerah untuk membujukku dan aku membantunya menyirami beberapa bunga. Di kehidupan sebelumnya, Ibu sering menyepi di sini—Ibu adalah Omega yang dipandang rendah oleh beberapa orang di sekitarnya namun karena bantuan Ayah dan dukungannya akhirnya Ibu bisa bangkit. Ia memiliki trauma setelah melahirkanku ditambah lagi ia tidak bisa hamil lagi karena itu mengancam nyawanya, Ayah tentu tidak pernah memikirkan pemikiran dalam Ibu karena ia selalu mengutamakan kebahagiaan kami semua dan dengan sifat Ibu yang seperti ini, masalah yang sedalam danau tidak pernah terungkap.
"Bu, bagaimana kalau kita pergi keluar dan berbelanja?"
"Apa kau tidak lelah?" tanya Ibu sambil meraih tanganku.
"Ini bukan apa-apa."
"Ah Ibu pikir ini saat yang tepat, mari pergi mengukur jas untukmu. Minggu depan akan ada acara perjamuan di salah satu rumah keluarga Feng, mari pergi ke sana dan temukan banyak teman baru."
Perjamuan keluarga Feng? Bukankah mereka salah satu rekan bisnis keluarga Bai? Jika aku pergi pasti kemungkinan aku bertemu dengan Bai Huanzhe akan tinggi, tapi tidak apa. Bai Junwu pasti hadir di acara ini, aku akan menemuinya lagi dengan cara ini. Apa sebaiknya aku melakukan sesuatu? Seperti mengajak pria itu berkencan denganku?
Padahal dia hanya berjarak beberapa tahun lebih muda dari Ayah dan Ibu, ditambah lagi ia memiliki anak lelaki yang hampir seumuran denganku, berkencan dengan pria yang memiliki jarak umur 18 tahun ini memang sedikit gila. Tapi ini harus dicoba!
"Mari kita pergi Bu!"
"Baiklah, Ibu akan berganti pakaian dulu."
"Baik!"
Aku segera pergi ke kamarku untuk mengambil ponsel dan dompet, tidak lupa memakai kardigan berwarna biru lembut dan menyisir rambutku. Aku harus memakai collar untuk mencegah aroma feromon ini mengganggu orang di sekitarku.
Sopir sudah siap dengan mobil Mercedes baru berwarna hitam, Ibu datang dengan memakai kemeja longgar berwarna putih dengan bagian pita di lengannya dan celana kain yang pas menggantung di atas mata kakinya, lihat Ibuku terlihat seperti anak kuliahan saja dengan penampilan ini.
"Apa Ibu berlebihan?"
"Tidak hahahaha Ibu terlihat sangat menawan."
"Sudah sudah, Ayo pergi ke Mall Cubic."
Sepanjang perjalanan aku memperhatikan langit cerah, ini baru pukul tiga sore dan udara masih baik-baik saja. Mall Cubic berada di pusat kota, ada banyak brand terkenal yang membuka gerai di sini ditambah lagi Ibu adalah salah satu pemegang saham tertinggi di direksi jadi kami mendapat sedikit perlakuan khusus yang sebenarnya tidak perlu.
Aku melihat sebuah setelan dengan warna biru gelap yang memiliki desain mewah namun tetap sederhana tidak berlebihan. Ibu memilihkan salah satu dasi dan aku harus mengakui kalau Ibu memiliki selera berbusana yang hebat, pantas saja bisnisnya di dunia fashion sangat menjanjikan sejak ia merintis.
"Bu apa aku harus memakai sepatu kulit ini?"
"Ibu pikir begitu, tapi sepertinya terlalu berlebihan ya? Sepatu putih yang beberapa waktu lalu Ibu belikan sepertinya juga cocok dipasangkan dengan setelan ini. Mungkin tidak perlu menggunakan dasi, cukup melepas kancing teratas kemeja maka kau akan terlihat hebat."
"Kupikir itu bagus."
"Apa kau ingin memotong rambut? Kita bisa merapikannya."
Aku menggeleng pelan, "tidak perlu. Kupikir tataan rambutku bisa kuurus nanti... bagaimana kalau kita beristirahat dan menikmati roti di lantai dua tadi Bu?"
"Ide yang tepat. Mari bungkus semuanya dan antarkan ke mobil."
Pelayanan toko yang mengikuti kami langsung bergerak melakukan pengemasan sementara Ibu dan aku duduk di sofa kulit, dengan santai Ibu menggesek kartunya dan setelah mendapatkan nota pembelian kami berjalan keluar. Toko roti yang kumaksud adalah salah satu toko yang memiliki konsep seperti kafe dan bakery. Aku memilih croissant tuna pedas, kopi americano dan Ibu memilih cheesecake dan latte.
Aku membiarkan Ibu duduk sementara aku mengantri, sambil memainkan ponsel aku menunggu sampai pesananku selesai dibuat.
"Wen Yuye?"
Suara yang nyaman itu membuatku berhenti dan berbalik, itu adalah dewa laki-laki ku! Dengan segera aku menghampirinya, terserah aku terlihat menjengkelkan atau apa tapi aku tidak menyangka akan bertemu dengan Bai Junwu di tempat ini begitu cepat.
"Tuan Bai, senang bertemu dengan anda. Apa hari ini anda datang untuk menikmati roti di sini?"
Ia tersenyum ke arahku dan mengangguk, "baru saja berkeliling untuk melihat beberapa instalasi di gerai baru."
"Tuan Bai, ayo memesan. Aku bisa membayar roti anda bersama dengan milikku."
"Terdengar menyenangkan."
Dengan penuh semangat aku menunggu Bai Junwu memilih roti yang diinginkannya dan pilihannya jatuh pada donat dengan gula halus di atasnya. Ia mengatakan kalau dirinya tidak begitu lapar jadi donat ini cukup untuknya, aku bersikeras untuk memesan kopi atau teh dan akhirnya ia memilih Americano.
Pesananku sudah selesai dan pengawal yang berada di belakang Bai Junwu menawarkan untuk membawakanku nampan berisi pesananku hingga ke meja. Ibu yang melihat kedatangan Bai Junwu langsung menyambut dan saling bertukar salam sejenak.
Ibu lebih tua beberapa tahun dibandingkan Bai Junwu dengan begitu ramah menyapa dan menanyakan kabar. Aku memandang dewa laki-laki ku ini dengan pandangan memuja, benar saja pria ini sangat mendominasi. Hanya dengan penampilannya saja aku merasa sudah dikuasai belum lagi dengan aura dan feromonnya yang sedikit tercium.
"Xiao Yeye memang sangat enerjik, dia beberapa hari ini berlatih menembak dan berkuda juga mengelola fisiknya agar tetap sehat dan bugar."
"Itu hal yang bagus, bagaimana kalau nanti kita pergi ke tempat pelatihan dan menguji kemampuan menembak Xiao Yeye?"
Aku tersentak dan segera tertawa, "aku masih sangat kurang tentang hal itu Tuan, tapi aku tidak akan menolak."
Ibu lalu menyesap latte-nya dengan anggun, "bukankah Tuan Bai memiliki putra Alpha yang usianya berdekatan dengan Xiao Yeye? Dia bersekolah di jurusan Management bukan?"
Saat itu aku menyadari raut wajah Bai Junwu sedikit muram. Tentu saja Bu, Bai Junwu tidak senang membahas putra palsunya itu di depan umum. Selain putra nya tidak tahu diri, mantan istrinya juga seperti lintah yang menghisap setiap tetesan darah milik Bai Junwu untuk menopang kehidupan glamornya di luar negri.
"Benar-benar memuakkan."
"Ya, dia sudah berada di tahun terakhirnya di Universitas C."
"Hebat sekali, kuharap Xiao Yeye juga bisa menjalani masa kuliah yang menyenangkan nantinya. Tapi dia memilih perguruan tinggi di Ibukota, jauh sekali dari sini."
"Tidak apa, ini adalah salah satu upaya agar dia menjadi seseorang yang mandiri. Bukan begitu?"
Ya Tuhan ditatap dengan pandangan seperti ini membuatku ingin jungkir balik dari tempat duduk dan menari hula-hop untuk merayakannya. Namun aku tidak akan berbuat hal gila seperti ini, jadi aku mengangguk dengan semangat.
"Ah aku ingin bertanya sesuatu Tuan Bai, apakah boleh?"
"Tentu saja. Apa itu?"
"Apa Tuan Bai akan pergi ke acara Tuan Feng pekan nanti?"
"Ya aku berencana pergi ke sana."
Bagus. Dengan begini aku sudah memiliki kepastian bahwa kami bisa bertemu lagi dan aku harus mulai memikirkan cara untuk berbicara dengan pria ini dan membuat perjanjian. Ini adalah langkah untuk balas dendam juga melindungi diriku dari mahluk menyebalkan seperti Bai Huanzhe dan Shang Xia.
"Tuan Bai, jika pergi ke sana bersama bagaimana?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro