Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

GA - Ficlet

Hurt

•••

Fadi ingin sekali menikmati makan malam bersama Raka, sang pujaan hatinya. Dirinya rela berdandan hingga memakan waktu 3 jam. Bayangkan, 3 jam itu ngapain saja? Namun, takdir berkata lain. Raka memutuskan janjinya sepihak ketika Fadi baru saja selesai melepas pakaiannya untuk berganti gaun.

Kesedihan serta kegalauan menyerang Fadi. Dia sama sekali tidak mood untuk melakukan apa-apa detik itu juga. Baju yang tadi dilepasnya dilemparkan entah ke mana. Dia langsung bergelung di bawah selimut sambil terisak kecil.

Esoknya, bel rumah Fadi berbunyi. Ternyata Raka datang untuk meminta maaf secara langsung pada Fadi. Tetapi, Fadi tetaplah Fadi. Dia besih keras untuk tetap sebal sama Raka hingga akhirnya hati Raka luluh untuk mengajak Fadi jalan-jalan sebagai ganti janjinya yang telah ia batalkan.

Berjalan bersama di samping Raka membuat hati Fadi gembira berkali-kali lipat. Yah, meskipun jarak antara tinggi mereka cukup jauh sekitar 10cm, tetapi Fadi tetap percaya diri. Dia tetap enjoy berjalan di samping Raka.

"Fad, mau beli apa?" tawar Raka ketika mereka mampir di sebuah taman yang menyediakan berbagai macam jajanan.

Fadi berpikir sejenak. "Hm ... aku mau es krim vanila, arum manis, es puter, roti bakar, sama es cincau deh." Raka melongo mendengar jawaban Fadi. Ingin rasanya berkomentar, tetapi ia tak mau membuat Fadi sakit hati lagi.

Dengan terpaksa, Raka pun langsung membelikan apa yang Fadi inginkan. Fadi hanya bisa tersenyum-senyum sendiri melihat Raka yang bisa menuruti keinginan gilanya.

Hahaha ... Raka sayang maafkan Fadi ya, Fadi harus mengerjaimu.

Tak selang beberapa menit, Raka pun datang membawa pesanan Fadi yang bejibun banyaknya. Fadi yang melihat dahi Raka yang berkeringat langsung mengambil tisu untuk mengusapnya. Raka yang terkejut dengan pergerakan Fadi dengan spontan langsung mengambil tisu dari tangan Fadi.

"Segitu habis, Fad?" tanya Raka ketika melihat Fadi yang asik memakan roti bakar serta es puternya secara bersamaan. Sedangkan Fadi hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Raka.

Raka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengecek ponselnya yang bergetar. Seulas senyum tercetak dibibir Raka. Dirinya dengan lihai mengetik apa yang ada di ponselnya.

Fadi yang melihat itu langsung penasaran. Ingin menengok, tetapi nanti dikira kepo. Iya sudah, dia langsung melanjutkan lagi makannya.

"Raka?" Suara seseorang terdengar dan membuat Fadi serta Raka menoleh.

Raka langsung berdiri dan menyambut orang itu. "Kamu dari mana saja?" tanya Raka seusai memeluk sekilas orang itu.

"Aku baru beli bunga buat mama kamu, Rak. Oh iya, ini Fadi yang kamu ceritain itu ya? Pipinya gemes ih, lucu kaya bobo ho." Orang itu menatap Fadi ramah dan Fadi balik menatapnya dengan tatapan tanya.

Siapa dia? batin Fadi mulai berucap.

Orang itu pun mengulurkan tangannya pada Fadi. "Kenalkan, saya Olla. Pacar Raka."

Jleb.

Duar.

Teng.

Tong.

Teng.

Dung.

Fadi yang tadinya meraih kembali tangan Olla mendadak mulutnya kaku tak dapat bergerak. Lidahnya seakan membelit diantara sela-sela giginya. Sedangkan Olla masih memasang senyum manis polosnya menunggu jawaban Fadi.

Tiba-tiba, mata Fadi berkaca-kaca. Dia melepaskan tangan Olla dan beralih menatap Raka. "Kamu kenapa bohong sama aku, Raka?" pekik Fadi dan membuat Raka menatapnya bingung

Olla yang juga bingung dengan ucapan Fadi memutuskan untuk diam. Raka melangkah ke hadapan Fadi dan menundukkan kepalanya karena jarak Fadi yang cukup jauh di bawah Raka.

"Aku nggak bohongin kamu, Fad."

Fadi menggeleng keras. "Enggak! Kamu itu bohongin aku. Aku tuh cinta sama kamu. Dan selama ini aku kira kamu nggak punya pacar. Terus juga, kenapa kamu baik sama aku seakan kamu juga membalas perasaanku??"

Raka mencoba menenangkan Fadi dengan meraih kedua bahu Fadi, tetapi Fadi menolaknya. "Oke, gini. Aku memang punya pacar dan bukannya aku nggak ngomong sama kamu, tetapi memang kamu yang nggak tanya. Terus, aku bukan bermaksud untuk membuatmu memiliki perasaan padaku, karena nyatanya aku memang ramah dan baik sama semua orang. Dan jangan salah artikan dua hal itu untuk membuat orang menjadi bawa perasaan."

Penjelasan Raka cukup memohok ulu hati Fadi. Air matanya langsung mengalir deras, sederas sungai Bengawan Solo, hahaha. Dia masih bersih keras dengan pendiriannya.

"Bodoh amat, Raka. Pokoknya kamu harus jadi pacarku sekarang titik."

Raka menggeleng. "Aku sudah punya Olla. Aku bukan lelaki sebejat itu, Fad. Aku juga punya hati. Dan hatiku sudah untuk Olla."

"ENGGAK MAU, RAKA! Pokoknya aku harus jadi pacar kamu. Bodoh amat aku dijadiin yang kedua, ketiga, atau ke berapa pun asalkan aku sama kamu .... "

"Fadi plis dengerin aku. Kamu itu cantik, lucu, gembul, pendek, gemesin, pasti kamu bisa dapatin orang yang lebih baik dari aku. Move on ya, Fad."

Fadi membantah keras. "ENGGAK, RAKA! Aku nggak mau!"

Raka menghela nafas pasrah. "Iya sudah kalau kamu nggak mau. Tetapi seperti yang aku bilang, hati aku sudah punya Olla. Dan sekarang aku pamit. Ayo, Olla." Raka pun melangkah pergi sambil menggenggam tangan kiri Olla.

Fadi yang melihat itu langsung menangis lebih histeris lagi. "RAKA JANGAN TINGGALIN AKU! RAKAAAA!" teriaknya histeris hingga semua orang menatapnya aneh.

"Dasar orang gila. Putus cinta sampai segitunya ya."

"Haha, kasihan banget hidupnya. Cowoknya lebih milih cewek lain."

"Itu kenapa sih? Alay bener dah!"

Dan banyak lagi ucapan orang-orang yang berkomentar mengenai keadaan Fadi. Fadi hanya bisa menangis dan menangis meratapi nasibnya yang selalu tidak mulus. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan tidur di bathub kamar mandi yang berisi air penuh. Sungguh, berakhirnya hidup Fadi membuat Olla dan Raka tidak dapat lagi melihatnya tersenyum. Hanya kenangan tangis yang terekam erat di memori mereka.

•••

[20 Januari 2017]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro