Bedah Ide - Februari
Sadly Moment
•••
"Pak, ini tolong diletakkin di sana ya." Defa memberi intruksi kepada para pelayan untuk mempersiapkan surprise valentine pada sang kekasih.
Sebenarnya ini sudah lama ia rencanakan. Kekasihnya pun tidak tahu soal ini. Dan hari ini, saat merayakan hari valentine, sekaligus juga Defa melamar sang kekasih.
Sudah pukul 7 malam sekarang. Dan Defa pun menghubungi sang kekasih untuk memintanya berangkat ke kafe langganan mereka. Dirinya juga meminta maaf dengan beralasan tidak bisa menjemput lantaran masih sibuk. Dan akhrinya, kekasihnya pun memutuskan untuk berangkat sendiri.
Defa masih merangkai bunga-bunga yang bertabur di jalanan pintu masuk kafe. Kok bisa? Karena hari ini, Defa mem-booking seluruh kafe. Dan ini sangat spesial diberikan untuk sang kekasih.
Setelah semuanya siap, Defa tak lupa menata meja makan yang sudah dihiasnya. Ia memberi bunga mawar merah sebanyak 48 tangkai. Apa artinya? Karena dia dan kekasihnya resmi jadian 4 tahun di hari itu. Tak lupa memberi coklat yang membentuk kata 'Will you marry me' di lingkaran meja makan.
Setelah dirasa sudah siap, dia pun langsung duduk manis menunggu kehadiran sang kekasih. Dia menge-cek layar ponselnya dan waktu berjalan 1 jam lamanya sang kekasih belum tiba. Namun, dirinya masih berpikir positif. Mungkin saja kekasihnya terjebak macet atau apa gitu.
Defa masih setia menunggu. Hingga jam menunjukkan pukul 9 malam sang kekasih masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Rasa cemas serta khawatir menghampiri perasaannya. Pikirannya sudah berjalan ke mana-mana. Dia pun mulai menghubungi ponsel kekasihnya, tetapi hanya nada sambung yang terdengar di sana. Hingga nomernya sudah tidak aktif lagi.
Pikirannya pun mulai kacau. Dia berulang kali menelpon sang kekasih, tetapi tak kunjung mendapat jawaban. Hingga akhrinya, sebuah telpon masuk diponselnya.
Beberapa kata dalam percakapan tersebut membuat tubuhnya seakan mati rasa. Tanpa pikir lama, dia pun segera berlari ke tempat di mana sang penelepon memberikan informasinya.
Rumah sakit.
Dua kata itu yang merupakan tempat kunjungan Defa saat ini. Dia berjalan di lorong yang begitu dingin dengan menahan sesak didadanya.
Banyak orang yang berkumpul di depan sebuah ruangan yang biasa disebut 'Kamar Mayat'. Jantung Defa seakan ingin berhenti berdetak saat itu juga. Dia melangkah masuk perlahan dan mendapati nama 'Aisyah' di salah satu bangkar.
Dengan kaki bergemetar, dirinya mencoba melangkah mendekati bangkar tersebut. Keringat dingin mulai membasahi dahi dan seluruh tubuhnya. Ketika tangannya menyentuh kain penutup mayat, matanya terpejam tak kuasa melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.
Namun, saat kain telah terbuka sebagian, dirinya pun membuka mata. Wajah hancur serta bagian organ yang rusak. Masih ada darah yang belum dibersihkan. Dan tangis Defa pun pecah di ruangan itu. Dia masih tidak terima akan kepergian sang kekasih yang begitu tiba-tiba.
"Icha, jangan tinggalin aku, sayang. Hari ini, kita akan bertunangan. Kamu tega ninggalin aku? Hiks," omel Defa lemah sambil memalingkan wajahnya karena tak kuasa melihat kondisi sang kekasih saat ini.
Defa sudah tidak mampu lagi menahannya. Kepalanya mendadak pusing dan dia pun langsung jatuh pingsan.
《T.AM.A.T》
•••
[14 Februari 2017]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro