Lima: Perempuan 18 Tahun
Dalam beberapa film, sosok peramal itu sering digambarkan sebagai wanita berusia matang yang mampu melihat masa depan dengan bantuan bola kristal ajaib. Sisanya, mungkin akan dideskripsikan sebagai pengguna kartu tarot atau lain sebagainya.
Semula, gadis yang berusia delapan belas tahun itu juga berpikir demikian.
Namun ternyata, peramal yang didatanginya itu tidak mirip dengan yang ada di film.
Alih-alih mengenakan baju kaftan atau semacamnya, peramal yang satu ini malah mengenakan mantel berbulu dengan motif macan tutul, sepatu but berhak tinggi, rok sepan mini, serta kacamata hitam.
Pokoknya nyentrik.
Pantas saja, orang akan salah mengira kalau dia adalah sosialita, dan bukannya peramal.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Si Peramal bertanya sambil menurunkan kacamata hitamnya.
Si Gadis langsung menundukkan pandang. Takut, kalau Si Peramal bakal tersinggung nantinya.
"Jadi, katakan. Apa masalahmu?" tanya sang peramal lagi. Kali ini tanpa basa-basi.
Kadal Ijo!
Nyaris saja gadis itu lupa dengan tujuan awalnya datang kemari.
"Anu, Nyai. Saya ingin tahu, seperti apa jodoh saya nanti," jelas gadis remaja itu singkat.
Sial. Demi apapun di dunia, kalau bukan karena terpaksa, dia juga tidak akan pernah sudi menghabiskan waktu (serta uangnya) dengan datang ke tempat ini.
Selang beberapa detik setelahnya, Si Peramal itu pun mengangguk.
Tapi sedetik kemudian, ia berujar. "Tolong, jangan panggil saya Nyai. Kita kan, masih sepantaran," ujar Si Peramal seraya mengibaskan rambut.
Gadis itu hanya meringis kikuk.
"Oh ya, hampir saja lupa. Kita kan, belum kenalan." Si Peramal kemudian tersenyum ramah. "Hai, namaku Sharly. Dan kau, siapa namamu?"
"Muna ..." Mendadak, tenggorokan gadis itu tersendat. Ia berdeham sebentar guna membulatkan suara. "Munaroh," lanjutnya mantap.
"Dan, berapa umurmu?"
"Delapan belas tahun."
"Nah, kan! Aku bilang juga apa, kita itu sepantaran!"
Sharly tertawa puas.
Munaroh tertawa garing.
Aduh, bagaimana cara menjelaskannya?
Sharly memang berusia delapan belas tahun.
Tapi itu kan, sudah lewat...
...empat puluh tahun yang lalu.
★★★★★★★★★★★★★★★★
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro