Enam: Hutan Kota
Hari ini, Juminten patah hati.
Kekasihnya yang bernama Udin, baru saja memutuskan hubungan dengannya.
Alih-alih pulang ke rumah dan melupakan kesedihannya, Juminten malah mendatangi hutan kota.
Di sana, ia menangis.
Orang-orang tentu akan merasa terganggu mendengar suara cemprengnya.
Akan tetapi, Juminten tidak peduli.
Juminten meratap disela tangisnya. "Huhuhu, Udin ... kenapa kau memutuskanku, Sayang? Padahal, aku sangat mencintaimu..."
"Berisik! Dasar kuntilanak!"
Juminten tersentak. Alih-alih bertanya pertanyaan klise seperti 'apa kamu bisa melihatku?' ia malah terperangah.
Ternyata, pria yang menegurnya barusan memiliki tampang yang jauh lebih tampan ketimbang mantan kekasih pocongnya, si Udin tadi.
"Anu, Mas Genderuwo ... boleh kenalan?"
★★★★★★★★★★★★★★★★
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro