Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Wilayah Timur Part 2

Siang ini Raja Joon bersama dengan beberapa orang lain nerkunjung kedesa desa kecil yang berada sekitar wilayah pertambangan. Seluruh penduduk desa menyambut hangat kedatangan Raja Joon beserta rombongannya, namun ada beberapa juga yang terlihat tidak suka dengan kedatangannya. Raja Joon mengumpulkan seluruh penduduk untuk mengutarakan niatnya datang ke desa tersebut.

"Selamat datang di desa kami yang mulia."

"Hemm terima kasih atas sambutan kalian."

"Kedatangan kami kemari untuk berkunjung serta mengumumkan jika lusa penambangan akan kembali dibuka, seluruh masyarakat desa akan menjadi pekerjanya dan mendatkan upah dari sana sebagian dari penghasilan pertambangan akan kami bagikan untuk kalian nantinya sedangkan sisanya akan masuk dalam pendapatan kerajaan yang nanti digunakan untuk membangun kerajaan Moon agar lebih baik dan berkembang untuk itu kami mohon kepada para rakyat desa untuk mau ikut serta bekerja sama dan berpartisipasi didalamnya. Tidak ada maksud dan tujuan buruk dari kami menutup pertambangan itu dulu kami semaua melakukannya karena dulu wilayah tersebut sedang bersengketa dan diperebutkan dengan Kerajaan Timur untuk itu kami menutupnya sementara waktu. Dan sekarang ketika semua telah berdamai saya berharap para rakyat tidak saling memberontak sehingga memicu terjadinya bentrokan bentrokan karena itu akan mengakibatkan pertahanan keaman kerajaan menurun sehingga musuh akan dengan mudah menyerang. Rakyatku, Aku Raja Joon aku akan memastikan kalian hidup sejah tera dan aku berjanji akan mengawasi jalannya pertambangan tersebut sendiri agar tak ada kecurangan dan ketidak adilan disana. Dan saya mengancam siapapun yang berani memberontak serta memicu bentrokan dengan hukuman pancung yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat desa ini," ucap Raja Joon tegas.

Raja Joon menghela nafas dalam kemudian melanjutkan pidatonya lagi.

"Untuk itu mari kita mulai semuanya dari awal lagi, mari kita menjaga perdamaian dinegeri ini. Baiklah saya rasa cukup sekian pidato saya kami juga akan segera pamit undur diri karena kqmi harus pergi ke desa desa lainnya, jika kalian ingin bertanya serta mengutarakan pendapat kalian bisa menulis surat langsung kepadaku, kalian bisa mengirimnya ke istana aku dengan senang hati akan menanggapinya."

Seluruh rakyat bersorak sorai serta memberikan penghormatan akan pengumuman serta kabar gembira yang mereka peroleh dari pidato Raja Joon,

"Hidup yang mulia raja Joon."

"Hidup yang mulia Raja Joon," seru penduduk desa dengan serempak.

Raja Joon dan rombongan pamit dari desa satu kedesa yang lain memberikan pengumuman yang sama yang disambut bahagia oleh para rakyat diwilayah perbatasan timur.

****

Baru dua hari ditinggal sang suami pergi bertugas membiat Ratu Jang begitu sangat merindukan Raja Joon. Sore ini Ratu Jang termenung di dekat jendela sembari menatap kearah luar jendela kamarnya.

Dayang Han yang mengetahui itu pun bertanya ada apa gerangan dengan sang Ratu yang terlihat begitu murung.

"Yang mulia sepertinya Pangerqn Bin lapar."

"Yang mulia."

"Yang mulia," ucap Dayang Han sembari menepuk bahu Ratu Jang.

"Bibi... ada apa?"

"Sedari tadi Pangeran Bin menangis yang mulia mungkin pangeran lapar."

"Benarkah? kenapa ku tak mendengarnya?"

"Ratu sedari tadi saya panggil tapi yang mulia Ratu tqk mendengarnya, apakah yang mulia Ratu sedang memikirkan sesuatu?"

"Hemmm iya Bi, entahlah baru dua hari ditinggal Joon pergi membuatku sangat merindukannya."

Dayang Han tersenyum kemudian menggeleng gelengkan kepalanya pelan tanpa sepengetahuan Ratu Jang.

"Bersabarlah yang mulia. Yang mulia Raja akan segera kembali."

"Hemmm kau benar bi."

Ratu Jang berjalan menuju ranjang kemudian duduk bersandar dikepala ranjang sembari memberikan asi kepada Pangeran Bin.

"Kamu lapar sayang hemmm?" ucap Ratu Jang sembari mengusap lembut pipi sang putra.

"Bibi Han."

"Ya Ratu."

"Emmm jika aku menulis surat untuk raja apakah menurut bibi itu teelihat  memalukan?"

"Boleh boleh saja yang mulia, akan tetapi biarkan Raja disana fokus dengan pekerjaannya terlebih dahulu yang mulia. Hamba takut jika yang mulia Ratu menulis surat Raja akan semakin merindukan Ratu danara pangeran sehingga tidak fokus dalam menjalankan misinya," ucap Dayang Han hati hati.

"Begitu kah? baiklah aku akan menahan rindu ini sebentar lagi."

"Apa yang mulia membutuhkan teh hijau hangat sekarang?"

"Hemm sepertinya itu akan sangat membantuku bi."

"Baiklah hamba akan menyuruh pelayan untuk membawakan teh hijau untuk yang mulia."

"Terima kasih bi."

Dayang Han berjalan keluar ruangan meminta seorang pelayan yang sedang berlalu lalang dilorong istana untuk membuatkan teh hijau hangat untuk Ratu Jang.

****

Raja Joon sangat bahagia karena telah berhasil membuat damai para pendusuk disana. Ia lantas menyuruh panglima Hyun untuk melanjutkan tugasnya yaitu membuat penambangan dengan penduduk sekitar sebagai pekerja serta memberikan upah yang cukup untuk para pekerja dan memberikan sebagian hasil tambang untuk dibagi bagikan kepada rakyatnya yang membutuhkan.

Hari ini Hari ketiga Raja Joon di Wilayah perbatasan timur pagi ini ia hendak memantau perkembangan pertambangan disana sebelum ia kembali ke istana.

"Panglima Hyun mungkin sore nanti aku akan kembali ke istana untuk melaporkan ini kepada para dewan kerajaan, aku perintahkan kau untuk mengawasi jalannya pertambangan disini aku akan mengawasi jalannya pertambangan selama sepekan sekali, kau boleh bergantian dengan pangeran Dong jika ingin kembali ke rumah untuk menemui keluargamu."

"Baik yang mulia."

"Pangeran Dong kau sebagai penggantiku ketika aku berada di istana untuk itu bantulah Panglima Hyun dalam mengawasi jalannya pertambangan utamakan suara keluhan rakyat aku ingin mereka hidup makmur damai di jamanku."

"Baik yang mulia."

"Baiklah aku akan pulang sebentar lagi Dong tulis surat untuk istrimu dan kau kak Hyun kau juga harus menulis surat untuk istrimu jangan biarkan mereka menahan rindunya karena tak mendengar kabar kalian aku akan membawa surat surat kalian dan menyampaikannya secara langsung."

"Kak perintah macam apa ini? bukan kah aku bisa pulang secara bergantian dengan kak Hyun... mengapa harus menulis surat segala," protes Pangeran Dong.

"Kau ini benar benar tidak romantis, dan tidak peka ya sudah cepat tulis saja suratnya sekarang ini perintah dan jangan membantah lagi," ucap Raja Joon tegas.

"Ya ya ya baiklah yang mulia Raja Joon."

"Astaga bagaimana bisa aku memiliki adik yang tak peka sepertimu, jika aku pulang dan kalian tidak pulang bagaimana reaksi istri kalian? mereka pasti akan bersedih kan dan aku tak mau melihat wajah sedih istri istri kalian maka dari itu tulis lah surat sebagai pengobat rasa rindu untuk mereka katakan juga padanya jika dua pekan sekali kalian akan pulang secara bergantian apa kalian mengerti sekarang?"

"Hemmm kau memang hebat kak, aku bahkan tak berfikiran hingga sana baiklah aku akan menulis surat untuk Wei," ucap Pangeran Dong sembari terkekeh.

Sembari menunggu Raja Joon memutuskan untuk berkemas dan menyuruh beberapa prajurit untuk ikut dengannya kembali ke istana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro