Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Terpuruk

Sinar mentari menembus tirai yang menutupi jendela kamar Ratu Jang menyorot kearah wajah pucat yang tak sadarkan diri semenjak kemarin. Sang empunya tersadar menggerakkan jari jemarinya kemudian perlahan membuka matanya sedikit demi sedikit. Dayang Han tersenyum bahagia melihat Ratu Jang yang akhirnya tersadar.

"Ratu... anda sudah bangun... apa yang sedang anda rasakan saat ini?" tanya Dayang Han lembut.

"Pergilah bi... aku baik baik saja... aku hanya ingin sendiri," ucap Ratu Jang lirih yang membuat Dayang Han kembali bersedih.

"Tapi Ratu..."

"Tinggalkan aku sendiri bi dan jangan biarkan siapapun masuk kedalam meski itu Joon sekalipun."

"Ba-baik Ratu... tapi saya mohon makanlah sedikit makanan sebelum hamba pergi kaaihan anak yang didalam kandungan anda yang mulia..."

"Aku akan lakukan pergilah."

"Baik yang mulia..."

Dayang Han terpaksa pergi meninggalkan Ratu Jang sendirian dikamarnya. Ia lantas bergegas melaporkannya pada Raja Joon yang saat ini tengah berada dalam upacara pemakaman hingga proses persemayaman jenazah usai.

"Hormat hamba yang mulia."

"Ada apa kau kemari Han apa terjadi sesuatu dengan istriku?"

"Tidak yang mulia hanya saja Ratu menginginkan berada di ruangannya sendiri dan tak ingin ditemui oleh siapapun."

"Lantas apakah dia mau memakan makanannya?"

"Ratu hanya memakan sedikit makanan saja yang mulia."

"Tak apa... pastikan dia makan Han dan tetap awasi dia dari luar!"

"Baik yang mulia saya pamit undur diri."

"Hemmm terima kasih Han."

Raja Joon menjadi khawatir dengan keadaan istrinya setelah mendengar laporan dari Dayang Han.

"Ada apa Joon?" tanya Ibu suri sembari mengusap lembut bahu sang putra.

"Entahlah bu... saat ini keadaan hatiku semakin kacau setelah mendengar kabar jika istriku Jang mengurung diri di kamar."

"Ahh ya ampun... sepertinya hubungan Jang dan Ran terlalu dekat hingga mengakibatkan Jang terpuruk saat ini."

"Iya bu... mereka adalah sahabat dari kecil bahkan sebelum aku menyimpan cinta kepada Ran kecil Jang sudah lebih dahulu menjadi sahabat Ran," jelas Raja Joon.

"Pantas saja mereka begitu akrab."

"Esok setelah upacara pemakaman usai segeralah temui istrimu Joon."

"Iya bu."

****

Alam pun seolah mengerti akan duka yang melanda kerajaan Moon, Awan mendung dan udara berkabut hitam menyelimuti sebagian wilayah kerajaan Moon kala upacara pemakaman berlangsung. Hari ini adalah hari terakhir upacara pemakaman setelah itu jenazah Putri Ran akan segera disemayamkan.

"Sepertinya akan turun hujan disertai dengan badai Joon. Sebaiknya kau pulang duluan temani Jang ia pasti saat ini sedang bersedih bujuk dia Joon agar tidak mengurung diri dikamar terus menerus."

"Hemm ibumu benar Joon, upacara pemakaman sebentar lagi usai tak apa jika kau pulang lebih dulu,  ayah khawatir akan kondisi Jang,  pulanglah sudah tiga hari kau meninggalkannya bukan."

"Baiklah... kalau begitu aku permisi dulu ayah ibu."

"Hemmm pergilah nak."

Raja Joon pergi dari tempat pemakaman kerajaan menuju istana untuk bertemu dengan Ratu Jang.

****

Raja Joon harus menelan kekecewaan ketika sang istri menolak untuk menemuinya.

"Jang buka pintunya! ini aku," seru Raja Joon.

"Pergi Joon tinggalkan aku sendiri!" teriak Ratu Jang.

"Ku mohon buka pintunya sayang, aku sangat merindukanmu."

"Jangan memaksaku Joon."

"Ku mohon sayang."

"Mengertilah aku hanya ingin sendiri saat ini."

Raja Joon memerosotkan tubuhnya di lantai ruangan Ratu Jang tepatnya didepan kamar Ratu Jang.

"Baiklah jika itu mau mu." Raja Joon menyerah.

Raja Joon menyerah lebih memilih meninggalkan Ratu Jang sendiri seperti kemauannya. Ia lantas pergi menemui kedua orang tuanya Raja Won dan ibu Suri yang baru saja datang dari persemayaman jenazah Putri Ran.

"Ayah... ibu."

"Joon.... bagaimana keadaan Jang?"

"Aku belum berjasil menemuinya bu, ia tidak mengijinkanku untuk masuk kedalam kamarnya."

"Aataga... jika begini lama lama bisa membahayakan kandungannya Joon," ucap Ibu Suri yang mulai khawatir.

"Itu juga yang sedang aku fikirkan bu."

Pangeran Dong merasa iba mendengar Ratu Jang dalam kondisi terpuruk ia memberanikan diri menemui sang kakak dan ayah meminta ijin untuk membantu membujuk sang sahabat.

"Ayah... ibu... kakak.... aku meminta ijin padamu untuk membantu membujuk Ratu Jang jika di perkenankan."

"Tidak!" jawab Raja Joon tegas.

"Joon... tahan egomu ini semua demi Jang, apa kau ingin terjadi apa apa dengan anak dan istrimu," ucap Ibu Suri berusaha membujuk Joon.

"Tapi bu...."

"Kau jangan egois Joon, pikirkan anak dan istri mu. istruimu sedang dalam keadaan terguncang jiwanya."

Raja Joon berfikir sejenak menghela nafas dalam dalam kemudian mengangguk pelan tanda menyetuinya.

"Baik aku akan ijinkan tapi. Dayang Han harus ikut serta masuk ke dalam."

"Baik lah kak. Terima kasih."

Pangeran Dong dan juga dayang Han masuk kedalam ruangan Ratu Jang. Sama seperti Raja Joon, Pangeran Dong pun juga ditolak oleh Ratu Jang.

"Jang ini aku Dong Hwa sahabatmu, apa aku boleh menemuimu?" Seru Pangeran Dong dari luar kamar.

Ratu Jang berfikir sejenak jika suaminya ia tolak dan ia menerima orang lain bukankah itu sangat menyakiti hati Raja Joon.

"Pergilah Dong! aku hanya ingin sendiri."

Setelah lama membujuk Ratu Jang akhirnya Pangeran Dong pun menyerah dan pergi meninggalkan Ratu Jang sendirian.

"Bagaimana?" Tanya Raja Joon tidak sabaran.

"Jang tetap tak mau membuka pintu kamarnya."

"Baiklah... biar aku sendiri yang akan membujuknya lagi."

Hujan lebat disertai oleh kikat petir melanda Kerajaan Moon namun demi mengetuk hati sang istri ia rela berhujan hujanan di jendela kamar Ratu Jang. Raja Joon berteriak sekencang kencangnya dibawah derasnya hujan memohon agar Ratu Jang bersedia membuka pintunya.

"JANG INI AKU JOON.... TOLONG BUKA PINTUMU!" teriak Raja Joon dari luar.

Ratu Jang yang mendengarnya pun masih bersikekeh dalam pendiriannya hingga sebuah halilintar menyadarkannya jika diluar sedang turun hujan.

"Joon... ya ampun." Ratu Jaang segera bangkit dari peraduannya membuka pintu kamarnya dan berlari menghampiri sang suami.

Ratu Jang membuka pintu kamarnya berlari keluar menerobos derasnya hujan menubruk tubuh sang suami begitu saja kemudian mengajaknya masuk kedalam.

"Joon mengapa kau masih disini...."

"Aku sedang berjuang merayu hati istriku."

"Ishh kenapa kau bodoh sekali! biarkan saja dia besok pasti dia baik sendiri," ucap Ratu Jang yang masih memeluk Raja Joon.

"Rinduku terlalu besar hingga tak mampu menunggu hari esok. istri sangat menggoda jadi mana bisa aku menahannya."

"Ckk dasar perayu, huh!" ucap Ratu Jang sembari memukul mukul dada bidang Raja Joon.

"Kau tak ingin mengajakku masuk ke dalam? lihatlah hujannya sangat deras."

"Jadi kau mengharapnya ya?" ucap Putri Jang terkekeh.

"Tentu saja... aku tahu istriku yang baik hati tidak akan mungkin tega membiarkan suaminya kedinginan kan."

"Dasar.... perayu.... baiklah ini karna kau yang meminta, ayo kita masuk ke dalam."

Raja Joon menggendong tubuh sang istri masuk kedalam rumah kemudian meminta pelayan untuk membuatkan mereka teh hangat dan makanan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro