Sedikit Membaik
Raja Joon dan Ratu Jang mandi dengan air hangat kemudian berganti pakaian. Raja Joon membawa Ratu Jang menuju ke meja yang sudah lengkap dengan berbagai makanan serta teh hangat yang ia inginkan.
"Sayang kemari lah!" panggil Raja Joon.
Ratu Jang duduk mendekat, Raja Joon dengan sigap mendekap tubuh Ratu Jang menyalurkan kehangatan untuk Ratu Jang.
"Aku merindukanmu dan dia," bisik Raja Joon lirih sembari mengusap lembut perut Ratu Jang.
"Aku juga merindukanmu suamiku," jawab Ratu Jang malu malu.
"Baiklah... ayo kita makan malam mumpung makanannya masih hangat," ajak Raja Joon yang diangguki oleh Ratu Jang.
"Makanlah yang banyak sayang, anak kita membutuhkan banyak asupan," ucap Raja Joon menasehati Ratu Jang.
Raja Joon mengambilkan makanan untuk Ratu Jang yang langsung dicegah oleh Ratu Jang.
"Joon, jangan lakukan itu, biar aku saja yang melayanimu itu adalah tugasku. Tugasmu adalah memimpin negara," ucap Ratu Jang lembut.
"Jangan melarangku sayang, aku hanya ingin menyenangkan hati istriku. Itu saja," ucap Raja Joon bersikekeuh.
Ratu Jang menghela nafas dalam lalu menghembuskan secara perlahan "Baiklah kali ini saja ya," ucap Ratu Jang pasrah.
"Hemmm... bukalah mulutmu aku akan menyuapimu," ucap Raja Joon memberi intruksi.
Ratu Jang membuka mulutnya, lalu menerima makanan yang telah disuapkan oleh sang suamim "Hemm terima kasih."
Mereka melakukan makan malam dengan romantis dengan perlakuan Raja Joon yang begitu manis. Raja Joon menyuapi sang istri dengan telaten yang membuat para pelayan yang melihatnya tersenyum bahagia.
"Joon aku sudah kenyang," ucap Ratu Jang lembut.
"Tapi kau baru makan sedikit sayang," bantah Raja Joon.
"Aku akan mual jika makan terlalu banyak Joon," keluh Ratu Jang yang membuat Raja Joon berhenti menyuapinya.
"Baiklah baiklah... lalu apa yang kau inginkan sayang?" tanya Raja Joon kemudian.
"A-aku... aku ingin manisan buah Joon," cicit Ratu Jang.
"Huhhh apa tidak ada yang lain sayang?" ucap Raja Joon sedikit kesal.
"Tidak, aku mau itu hanya itu," ucap Ratu Jang manja.
Ratu Jang bergerak menuju kepangkuan sang suami ia bergelayut manja sembari memakan manisan buah dari suapan sang suami.
"Apakah itu enak sekali sayang?" tanya Raja Joon penasaran.
"Hemm kau mau?" tanya Ratu Jang kemudian.
"Tidak... aku sudah pernah mencobanya tapi aku tidak suka," tolak Raja Joon halus.
"Oh ya... padahal ini enak sekali anakmu saja sampai ketagihan memintaku memakan manisan setiap hari," adu Ratu Jang yang membuat Raja Joon terkekeh.
"Benarkah yang dikatakan ibumu sayang?" ucap Raja Joon kepada perut Ratu Jang.
"Benar ayah," ucap Ratu Jang meniru gaya bicara anak kecil yang membuat Raja Joon tertawa.
Raja Joon menggaondong tubuh Ratu Jang membawanya keperaduan untuk menyalurkan rindu yang sudah mereka tahan tiga hari ini.
****
Sudah hampir sepekan lebih Putri Ran disemayamkan duka yang melanda kerajaan Moon pun sudah membaik. Begitu pula dengan duka yang dirasakan oleh raja dan Ratu kerajaan Moon. Baik Ratu Jang maupun Raja Joon nampaknya sudah mulai merelakan kepergian Putri Ran meski terkadang mereka masih merasa sedih jika mengingatnya.
Pagi ini Raja Joon sudah rapi dengan pakaian kebesarannya menuju dewan kerajaan Moon meminta ijin untuk terbebas dari tugas dalam satu hari ini dengan alasan ingin menghibur sang istri yang masih berduka. Raja Joon masuk kedalam ruangan Ratu Jang melihat sang istri sedang duduk melamun dikursi sembari menggenggam sebuah saputangan berwarna merah pemberian Putri Ran.
"Kau sedang apa sayang?" ucap Raja Joon yang menyadarkan Ratu Jang dari lamunan.
"Entahlah tiba tiba aku sangat merindukan Ran Joon," ucap Ratu Jang lirih.
"Sudah lah Jang... jangan terlalu berlarut larut dalam kesedihan bukankan kehidupan kita tetap berlanjut maka dari itu ku mohon padamu jangan terus menerus bersedih."
"Hmmm aku hanya sedang rindu padanya Joon...."
"Sama sepertimu akupun juga merindukannya tapi aku selalu menyimpannya dalam hati dan berdoa untuknya."
"Ya kau benar seharusnya aku menirumu."
"Nah maka dari itu tersenyumlah dan hapus kesedihanmu itu."
"Iya sayang."
"Apa... aku tidak dengar bisa kau ulangi Jang?" ucap Raja Joon yang pura pura tak mendengarnya.
"Tidak mau... salah siapa tidak mendengar."
"Kau tega sekali... padahal aku hanya ingin memastikan apa yang aku dengar huh," ucap Raja Joon sembari memanyunkan bibirnya manja.
"Astaga jangan lakukan itu... kau seperti anak kecil saja Joon."
"Memang kenapa seperti ini kan yang sering kau lakukan untuk merayuku."
"Tapi kau benar benar tidak cocok dengan ekspresi itu Joon," ucap Ratu Jang sembari terkekeh.
"Ayo kita jalan jalan ditaman sayang."
"Baiklah... apa kau sedang tidak ada tugas hari ini?"
"Tidak ada sayang... aku sengaja ingin beristirahat dan mengajakmu jalan jalan hari ini."
Raja Joon dan Ratu Jang jalan jalan menyusuri lorong istana menuju taman istana untuk menikmati sinar mentari dipagi hari.
****
Pesta kembali terjadi di keraajaan Moon kali ini Raja Won menggelar pesta pernikahan untuk putra keduanya yaitu Pangeran Dong Hwa dengan Putri Wei.
"Selamat atas pernikahannya Pangeran Putri semoga bahagia selalu dan segera dikaruniai keturunan," ucap Ratu Jang kepada kedua mempelai.
"Terimakasih yang mulia Ratu Jang semoga kebahagian juga senantiasa menyertai anda."
"Selamat adikku... selamat Putri Wei... semoga pernikahan kalian langgeng dan segera diberikan keturunan," ucap Raja Joon kepada Pangeran Dong dan Putri Wei.
"Terima kasih kak," ucap Pangeran Dong membalas pelukan sang kakak.
"Terima kasih yang mulia Raja Joon," ucap Putri Wei sembari tersenyum ramah.
Raja Joon dan Ratu Jang meninggalkan pelaminan menuju kursi khusus yang telah disiapkan untuknya.
"Kau tidak sedih?" celutuk Raja Joon yang membuat Ratu Jang mengangkat sebelah alisnya.
"Memang kenapa?" tanya Ratu Jang penasaran.
"Melihat Pangeran Dong menikah... kau tidak sedih?"
"Apa maksudmu? mengapa aku harus bersedih?"
"Bukankah kau dulu sangat mencintainya?"
"Itu dulu sebelum hatiku dikuasai penguasa sepertimu..." ucap Ratu Jang menggembungkan pipinya.
"Benarkah... jadi aku sudah berhasil menguasainya sekarang?"
"Tentu saja bahkan kau mampu membuatku tak bisa melirik lelaki manapun."
"Bagus kalau begitu... aku sangat bahagia mendengarnya," ucap Raja Joon sembari terkekeh.
"Kau benar benar bahagia?"
"Tentu saja... aku bahagia memilikimu didalam hidupku," ucap Raja Joon sembari meraih tangan Ratu Jang kemudian mengecupnya.
Pesta berlangsung sangat meriah ada banyak pertunjukan seperti permainan Harpa dan juga tari tarian yang disuguhkan oleh para seniman terbaik kerajaan Moon. Raja Joon memandang risih kearah pemain Harpa sekaligus penari yang dengan sengaja menggodanya dengan kerlingan mata nakal yang menurutnya sangat memuakkan. Sementara Ratu Jang hanya tersenyum menanggapinya.
"Kau tidak tertarik untuk minum bersama para tamu disana sembari menikmati belaian para penari muda itu?" goda Ratu Jang kepada sang suami.
"Untuk apa tidak ada yang bisa menandingi nikmatnya belain istriku, istriku selalu memuaskanku dengan baik untuk apa aku meminta belaian dari para wanita yang memiliki kelihaian membelai para lelaki rendahan," ucap Raja Joon cuek.
Ratu Jang tersenyum kecil mendengar penuturan sang suami ia kemudian mengusap lembut tangan suaminya lembut.
"Terima kasih Joon."
"Apa pun untukmu Jang."
Pesta segera berakhir Raja Joon dan Ratu Jang pergi meninggalkan tempat perayaan pesta menuju ruangan Ratu Jang. Mulai saat ini bahkan mungkin selamanya Raja Joon akan menetap tinggal dikamar Ratu Jang mengubah tradisi leluhur yang mengharuskan Raja dan Ratu memiliki ruangan masing masing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro