Sandera
Tabib Bo menjelaskan kepada Ratu Jang tentang kondisi Yu putri dari Sui Ah. Ratu Jang menghela nafas lega mendengar penuturan Tabib Bo.
"Tak ada yang serius dengan keadaan Yu yang mulia ia akan segera pulih."
"Tapi kenapa Nyonya Sui Ah berkata jika Yu selalu merasakan sakit pada perutnya dan selalu memuntahkan makanannya beberapa waktu lalu?"
"Itu karena lambungnya terluka yang mulia, telat makan adalah salah satu faktor utamanya. Namun saya pastikan selama dia tinggal disini keadaannya akan segera pulih."
"Syukurlah kalau begitu, tolong awasi perkembangan kesehatannya Bo."
"Baik yang mulia."
"Baiklah kau boleh pergi."
"Hamba ijin undur diri yang mulia."
"Terima kasih atas kerja kerasmu tabib Bo."
Tabib Bo pergi meninggalkan paviliun, disusul kemudian Ratu Jang.
"Baiklah nyonya Sui Ah aku harus segera pergi karena ada beberapa urusan yang harus aku kerjakan, betah betah lah tinggal di sini."
"Iya yang mulia terima kasih atas kebaikan hati anda."
"Hemmm tak perlu berlebihan Nyonya, kau rakyatku sudah semestinya aku membantumu."
Ratu Jang dan Dayang Han pergi meninggalkan paviliun menuju ruangannya. Ia meletakkan kedua putranya ke dalam ranjang bayi lantas memeriksa beberapa laporan yang tadi dikirim oleh dewan istana.
"Bibi panggil Dayang Hyu kemari."
"Baik yang mulia Ratu."
Tak lama kemudian Dayang Hyu datang untuk menghadap Ratu Jang diikuti oleh Dayang Han di belakangnya.
"Hormat hamba yang mulia."
"Dayang Hyu hari ini bantu lah dayang Han menjaga pangeran Bin dan pangeran Jin."
"Baik yang mulia."
"Bibi Han aku akan pergi ke ruangan kerja Raja Joon, aku ingin memeriksa beberapa laporan keuangan yang tadi dikirim dewan kerajaan."
"Baik yang mulia."
Ratu Jang menuju ruangan kerja Raja Joon memeriksa beberapa laporan dengan teliti. Ia juga mempelajari laporan laporan lainnya. Ratu Jang menemukan beberapa keganjilan disini dimana ada beberapa data yang salah dan juga tidak jelas kemana arahnya. Ratu Jang menelusuri beberapa kejanggalan tersebut kemudian menemukan sebuah dugaan. Ia lantas berniat mengumpulkan beberapa bukti untuk mengajukan masalah ini nanti kepada Raja Joon ketika sudah tiba di istana.
"Sepertinya aku harus lebih hati hati dan teliti, aku juga harus jeli untuk mengumpulkan bukti bukti agar Raja Joon percaya padaku," ucap Ratu Jang.
Ratu Jang berpikir keras bagaimana dia bisa memperoleh bukti bukti yang ia butuhkan saat ini. Dan akhirnya ia memiliki ide yaitu bertanya kepada sang ayah. Ratu Jang memutuskan meminta bantuan Perdana Menteri Hwang untuk melakukan beberapa penyelidikan.
Dayang Han mengetuk pintu ruang kerja lantas masuk kedalam dengan membawa serta Pangeran Bin yang menangis. Ratu Jang menutup laporan laporan keuangan dihadapannya lantas meraih tubuh pangeran Bin kemudian memberinya asi.
"Yang mulia Pangeran Bin terus saja menangis."
"Bawa dia kemari bi, sepertinya dia lapar."
Dayang Han memberikan Pangeran Bin kepada Ratu Jang, dan seketika langsung diam ketika diberi asi.
"Kau lapar sayang?" ucap Ratu Jang sembari mengusap pipi sang putra.
"Minumlah yang banyak sayang, pelan pelan saja kakak tidak akan memintanya."
Deru nafas bayi yang berada di gendongan Ratu Jang pun kembali teratur pertanda pangeran Bin kembali terlelap. Dayang Han kembali memberikan Pangeran Bin kepada dayang Han dan meminta dayang Han memberitahu kepada dayang Hyu untuk membawa pangeran Jin menuju ruang kerja karena sudah waktunya minum asi.
"Tidurkan kembali pangeran Bin Bi dan panggil kemari dayang Hyu bersama pangeran Jin."
"Baik yang mulia."
Tak lama kemudian dayang Hyu datang menggendong pangeran Jin yang terlihat tenang.
"Hormat hamba yang mulia."
"Hemmm... bawa pangeran Jin kemari Hyu."
"Baik yang mulia."
Ratu Jang menciumi wajah sang putra sampai pangeran Jin agar sang putra terbangun dengan sempurna. Ratu Jang memberikan asinya kepada sang putra. Berbeda dengan pangeran Bin pangeran Jin terlihat lebih tenang meminum asinya.
Sebelum matahari terbenam tentara kerajaan Utara menyerang wilayah perbatasan timur namun baru saja ingin mendekat pasukaan tentara kerajaan Utara dibuat kelimpungan dengan adanya beberapa jebakan perang.
Suara gemuruh tentara kerajaan Utara yang mengaduh akibat menerima bubuk pemedih mata pun mempermudah prajurit kerajaan Moon memukul mundur seluruh tentara kerajaan Utara.
Seorang Panglima melapor kepada Raja Joon yang sedang berbincang dengan Pangeran Dong.
"Lapor yang mulia tentara kerajaan Utara mulai melakukan penyerangan."
"Baik lakukan semuanya seperti interupsi kemarin."
"Baik Yang mulia."
"Dong sudah saatnya untuk berjuang, ayo kita menuju ke sana."
"Hemmm baiklah Kak."
Raja Joon mengenakan pakaian perang dan meraih pedangnya begitu pula Pangeran Dong. Mereka berjalan keluar tenda menuju wilayah perbatasan.
"Kau sudah siap Dong?"
"Hemmm."
"baiklah ayo kita berangkat"
Raja Joon ikut turun ke medan perang ia mengamati dari kejauhan sembari membantu prajurit yang membutuhkan bantuan. Ia mencari sosok Raja Mong namun tak menemukannya. Panglima Hyun mendekat kearah Raja Joon dan Pangeran Dong memberitahu jika sebagian tentara kerajaan utara berhasil dipukul mundur sengan beberapa trik yang sudah mereka siap kemarin.
"Lapor yang mulia," ucap Panglima Hyun.
"Katakan panglima Hyun."
"Raja Mong berhasil melarikan diri dan sebagian tentara berhasil kita pukul mundur.. dan sisanya sudah kita ringkus sebagai tawanan," ucap panglima Hyun kepada Raja Joon.
"Kerja yang bagus panglima Hyun berikan pelayanan terbaik untuk para prajurit yang terluka."
"Baik yang mulia," ucap Hyun ramah.
"Kak sepertinya kita harus lebih waspada," ucap Pangeran Dong lirih.
"Hmmm kau benar Dong."
"Kita harus segera menyiapkan siasat yang baru kak."
"Ya aku rasa begitu karena aku yakin mereka juga mempersiapkan beberapa siasat yang baru."
"Kuncinya ada pada Raja Mong kak, jika ia tertangkap peperangan akan berakhir."
"Kita harus mempersiapkan trik agar Raja Mong mau memperlihatkan dirinya."
"Sepertinya kita perlu memancingnya terlebih dahulu."
Malam ini Raja Joon kembali mengumpulkan seluruh panglima perang ia mengajak mereka untuk berunding mengenai siasat perang yang akan mereka gunakan dalam menghadapi serangan tentara kerajaan Utara.
"Menurut hamba sebaiknya kita memakai siasat menggunakan ramuan rahasia negara saja yang mulia seperti yang sudah kita rencanakan. Jadi kita akan membuka sebuah akses masuk dengan cara memperlonggar penjagaan di sebagian wilayah perbatasan namun dari kejauhan kita tetap mengintai mereka, kita akan meniup tulup ke arah mereka ketika sudah mendekat."
"Baiklah aku mengerti maksudmu jadi kita tidak perlu menyakiti satu sama lain disana ya."
"Iya yang mulia benar."
Rapat telah usai Raja Joon memeriksa beberapa prajurit yang mendapat luka. Ia memerintahkan kepada para tabib untuk memberikan pelayanan terbaik kepada prajurit yang terluka. Raja Joon melanjutkan langkahnya menuju tempat penyanderaan para tawanan. Ia lantas menemui Shin Ming dan berkata padanya jika istri dan ketiga putrinya dalam keadaan baik baik saja dan aman.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro