Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ran VS Jang

Kabar bahagia kembali hadir diistana kerajaan Moon pagi ini, Ratu Ran yang telah lama tak sadarkan diri hari ini kembali membuka mata. Ratu Ran sudah tersadar meski hanya bisa tertidur dan duduk bersandar dengan bantuan orang lain. Raja Joon dan Putri Jang langsung berkunjung menuju ruangan Ratu Ran ketika mendengar kabar baik tersebut.

"Ran..." seru Putri Jang yang menerobos masuk begitu saja.

Putri Jang memeluk erat tubuh rapuh Ratu Ran  kemudian melepaskannya ketika teringat jika Raja Joon ada bersama mereka. Sama seperti yang dilakukan oleh Putri Jang Raja Joon juga memeluk erat tubuh Ratu Ran sembari memberi kecupan di dahinya.

"Sayang apa yang kau rasakan? Apa ada yang sakit? Apa kau menginginkan sesuatu?" tanya Raja Joon mengusap lembut pipi Ratu Ran.

"Tidak Joon aku baik baik saja kau tak perlu khawatir," jawab Ratu Ran menenangkan hati Raja Joon.

"Syukurlah... Aku senang mendengarnya."

"Jang kemarilah." Ratu Ran memanggil Putri Jang untuk mendekat.

Ratu Ran meraih tangan Putri Jang kemudian ia meraih tangan Raja Joon dan menyatukan tangan keduanya sembari tersenyum. Ratu Ran menghela nafas seperti sedang ingin mengutarakan sesuatu yang membuat Putri Jang dan juga Raja Joon penasaran.

"Kau kenapa Ran? Katakanlah sesuatu pada kami,"  ucap Raja Joon khawatir.

"Joon katakan pada ayah Won dan ibu suri untuk menyiapkan upacara penggantian tahta. Biarkan Jang menggantikan tahtaku Joon aku sudah tidak sanggup lagi mengemban tugasku," pinta Ratu Ran yang membuat Raja Joon terkejut.

"Ran... Apa yang kau katakan ku mohon jangan lakukan ini Ran. Bukankah menjadi Ratu adalah impian mu?" ucap Putri Jang sembari menggenggam tangan mungil Ratu Ran.

"Kau benar Jang tapi sudah waktunya aku melepaskan impian ku. Saat ini aku hanya ingin menikmati sisa hari hariku," jelas Ratu Ran.

"Ran jangan melebihi batasanmu aku tak suka mendengarnya," ucap Raja Joon geram.

"Aku tidak bisa melakukan apapun Joon sekarang, bahkan melakukan hal hal lecil pun aku sudah tidak bisa. Pandanganku pun sering kali juga kabur lantas apa lagi yang harus aku lakukan selain menikmati hari hariku?"

"Ran kau...?" ucap Raja Joon terpotong karena genggaman erat tangan Putri Jang yang seolah memberikan ketenangan.

"Baik jika itu mau mu aku akan mengabulkannya Ran. Besuk kita akan melakukan upacara itu."

"Terimakasih Joon," ucap Ratu Ran sembari tersenyum.

"Jang kau terlihat lebih berisi, apakah kau sedang mengandung?" tanya Ratu Ran sembari mengusap pipi Putri Jang.

"Hemmm kau benar sebentar lagi kita akan dipanggil ibu. Apa kau senang?"

"Benarkah itu Jang. Tentu saja. Tentu saja aku senang."

"Joon akan menjadi ayah dan kita berdua menjadi ibunya. Anak ini benar benar beruntung bukan?"

"Hemm kau benar Jang. Aku jadi tak sabar ingin menggendongnya."

"Segera lah pulih Ran agar kau bisa membantuku mengurus mereka."

"Ya tentu saja."

Raja Joon hanya terdiam memperhatikan kedua istrinya begitu bahagia dan asik mengobrol tentang calon anak Putri Jang. Bahkan Joon bangga pada keduanya mereka begitu sangat menyayangi dan mengerti satu sama lain, hal yang jelas tidak mungkin dilakukan wanita lain diluar sana kepada istri lain suaminya. Raja Joon meninggalkan kedua istrinya memberi waktu mereka berdua untuk saling bercerita dan bertukar keluh.

"Aku harus pergi dulu. Lakukan apapun yang kalian sukai tanpa ku ya," ucap Joon sembari tersenyum kecil.

Joon mencium dahi kedua istrinya secara bergantian lalu pergi meninggalkan ruangan Ratu Ran dan membiarkan mereka berdua berbincang.

****

Malam ini Raja Joon sedang dilanda kebingungan untuk memilih pilihan yangbteramat sulit yaitu tidur dikamar Ratu Ran yang baru saja siuman atau tidur di kamar Putri Jang yang sedang tidak enak badan. Raja Joon memutuskan untuk menemui Putri Jang terlebih dahulu untuk membagi kebingungan hatinya karena ia tahu Istri keduanya ini adalah orang yang bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Raja Joon menerobos masuk kedalam kamar Putri Jang, ia melihat sang istri sedang duduk bersandar di ranjangnya bersama dengan dayang kesayangannya yang terlihat sedang memijat lembut kaki Putri Jang.

"Hormat hamba Yang Mulia Raja," ucap Dayang Han sembari berdiri membungkuk memberi hormat.

"Terima kasih Dayang Han."

Dayang Han kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan Putri Jang karena tak ingin mengganggu sepasang suami istri.

"Jang... Boleh kah aku meminta pendapatmu?"

"Hemm tentu saja. Katakan pada ku Joon?"

"Sejujurnya aku sedang bingung memilih tidur dikamar mu yang sedang kurang enak badan atau tidur dikamar Ratu Ran yang baru saja siuman."

Putri Jang tersenyum lantas meraih wajah sang suami mengelusnya lembut kemudian mengecupnya.

"Temanilah Ratu Ran, suamiku dia lebih membutuhkanmu dari pada aku. Bukankah kau sudah sering menemaniku selama ini nah sekarang giliran Ratu Ran, Joon. Lekas lah menemaninya biarkan aku disini ditemani dayang Han saja. Kau tak perlu khawatir akan keadaanku aku baik baik saja hal seperti ini biasa dialami oleh wanita yang sedang mengandung Joon."

"Kau memang wanita yang berhati baik dan bijak Jang. Aku bangga padamu. Baiklah kalau begitu aku akan memanggil Dayang Han untukmu sembari berjalan menuju ruangan Ratu Ran."

"Hemmm terimakasih suamiku" ucap Putri Jang manis.

Raja Joon mengecup pucuk kepala Putri Jang kemudian pergi meninggalkan ruangan Putri Jang menuju ruangan dayang Han untuk memerintahkannya menemani Putri Jang malam ini. Raja Joon melanjutkan langkahnya menuju ruang Ratu Ran untuk menemaninya malam ini. Ratu Ran  yang sudah terlelap tidur pun terbangun kala mendengar suara Raja Joon.

"Sayang mengapa kau tak menemani Jang? Bukan dia sedang sakit?"

"Aku baru saja dari ruangannya. Ia ingin aku menemanimu Ran," ucap Raja Joon mengahmpiri Ratu Ran.

"Benarkah? Tapi aku baik baik saja Joon, Jang lebih membutuhkanmu disisinya ku mohon temanilah dia" Bujuk Ratu Ran.

"Dia juga mengatakan hal yang sama kepadaku tadi dan lagi dia sudah ditemani oleh dayang Han jadi lebih baik aku disini menemanimu saja Ran."

"Hemm baiklah," ucap Ratu Ran mengangguk pasrah.

Malam semakin larut Raja Joon menyudahi perbincangannya dengan Ratu Ran, Raja Joon mulai merebahkan tubuhnya disamping Ratu Ran mendekap erat tubuh kurus Ratu Ran sembari mengusap lembut punggung Ratu Ran. Sesaat kemudian keduanya sudah terlelap dalam lautan mimpinya masing masing.

Diruangan Putri Jang terlihat dua orang wanita masih terjaga, yang satu merasakan punggung dan kakinya sakit sementara yang lain dengan setia berusaha untuk mengurangi rasa sakitnya dengan mengusap lembut punggung wanita hamil tersebut. Mereka adalah Putri Jang dan juga Dayang Han mereka berdua masih terjaga meski hari sudah mulai larut.

"Bi kemarilah! tidurlah disampingku sama seperti yang sering bibi lakukan dulu sewaktu aku masih kecil."

"Tapi Putri...."

"Tak apa bi tidurlah di sini," ucap Putri Jang sembari menepuk sebelah ranjangnya.

Mereka berdua akhirnya terlelap tidur sembari berpelukan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro