Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Putri Wei

Jika orang lain mengira Pangeran Dong dan Putri Wei adalahasangan yang saling mencintai maka anggapan itu adalah salah besar mereka berdua hanya pandai membawa diri mereka didepan umum jadi setiap orang yang melihatnya mengira mereka adalah pasangan yang saling mencintai.

Usai upacara pernikahan Putri Wei bermalam dalam ruangan milik Pangeran Dong. Putri Wei melepaskan riasannya berganti pakaian tidur sutra tipis membaringkan tubuhnya diatas peraduan terlebih dahulu sembari menunggu sang suami masuk kedalam ruangan.

"Sebentar lagi dia akan datang," ucap Putri Wei sembari tersenyum.

Tak lama kemudian Pangeran Dong datang melepaskan jubahnya dan membaringkan tubuh disamping Putri Wei lalu tidur begitu saja memunggungi Putri Wei. Putri Wei menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya berjalan menuju ruang ganti dan mengganti baju tidur sutra miliknya dengan pakaian yang lebih tertutup kemudian membaringkan tubuh disamping Pangeran Dong kembali dengan posisi membelakangi Pangeran Dong. Ia mengira meski tanpa cinta Pangeran Dong akan meminta haknya, namun pikiran Putri Wei salah besar. Pangeran Dong tetap lah pangeran Dong Pangeran berhati beku yang sulit untuk disentuh olehnya. Ia mengehembuskan nafas kasar menyesali kebodohannya yang berfikir jika pangeran Dong akan meminta haknya.

"Kau memang tak pernah mencintaiku Dong," gumam Putri Wei lirih sembari menitikan air mata.

Putri Wei menghapus air matanya lantas memejamkan matanya dan bersiap menjemput mimpinya.

***

Pagi harinya Putri Wei bangun lebih awal membersihkan dirinya lantas menyiapkan segala sesuatu keperluan Pangeran Dong dan meninggalkan Pangeran Dong sendirian diruangannya. Putri Wei memilih berjalan jalan menuju halaman belakang istana duduk disana sembari membaca buku hingga sore menjelang.

Putri Wei tersenyum masam hari sudah akan menjelang petang namun tiada seorang pun yang mencarinya ia kemudian bangkit dari duduknya merapikan hanbok miliknya berjalan kembali menuju ruangan yang diberikan kepadanya sebelum menikah.

"Memang siapa aku? aku tidak lah penting untuknya, untu apa pula dia mencariku, bukan kah aku hanya istri pajangannya," ucap Putri Wei lirih.

"Sebaiknya aku mandi saja!"

Putri Wei menuju kedalam ruang mandi kemudian menceburkan diri kedalam bak mandi. Tiga puluh menit berlalu kini Putri Wei sudah rapi dengan hanbok berwarna tosca. Ia memilih duduk didalam ruangannya sembari membaca buku.

"Pangeran Dong tiba," seru seorang kasim namun Putri berpura tak mendengarnya dan tetap asik dengan buku yang ia baca.

Pangeran Dong melihat Putri Wei sedang asik membaca buku dan tidak mempedulikan kehadirannya membuat dirinya merasa tak dihargai.

"Apa seperti ini caramu menyambut kedatangan suamimu?" ucap Pangeran Dong ketus.

"Oh maafkan hamba yang mulia hamba terlalu asik membaca buku jadi tidak menyadari jika anda berada disini yang mulia, salam hormat dari hamba yang mulia Pangeran Dong Hwa," ucap Putri Wei dengan nada yang buat manis.

"Ckk apa kabar dia yang mengacuhkan istrinya sendiri? dasar aneh," gerutu Putri Wei di dalam hati.

"Ibu meminta kita makan malam bersama diruangannya."

"Baik yang mulia," ucap Putri Wei tersenyum manis.

Putri Wei membiarkan Pangeran Dong berjalan lebih dahulu sementara dia berjalan malas membuntutinya jauh dibelakang sembari bersenandung. Pangeran Dong mendengus kesal melihat Putri Wei yang berjalan sangat lambat dibelakannya. Ia lantas berjalan kembali menghampiri Putri Wei hendak menyeret tangan Putri Wei namun segera dicegah oleh Putri Wei.

"Jangan menyentuh tangan hamba yang mulia... hamba sedang terkena penyakit kulit nanti kulit anda tertular," bohong Putri Wei.

Seketika itu Pangeran Dong mengurungkan niatannya yang membuat Putri Wei terkikik senang di dalam hati.

"Hahaha memang kau siapa bisa mengabaikanku.. dasar Pangeran es," ucap Putri Wei didalam hati.

Putri Wei tersenyum ramah menyapa selir Yui ibu mertuanya lantas duduk tidak jauh dari selir Yui menyantap makanan yang tersedia dengan anggun.

"Apa kau betah sayang tinggal di kerajaan Moon?" tanya Selir Yui kepada Putri Wei sang menantu.

"Tentu saja hamba betah yang mulia... Moon adalah kerajaan yang indah," ucap Putri Wei anggun.

"Hei apanggil aku ibu nak, kau sudah menjadi putriku sekarang syukurlah jika kau betah."

"Baik ibu..."

"Apa Dong memperlakukanmu dengan baik nak?"

"Tentu saja bu, aku adalah istrinya."

"Istri pajangan maksudnya?" lanjut Putri Wei di dalam hati.

"Baiklah ibu senang mendengarnya... Dong segera berikan ibu cucu."

"Kami baru saja menikah bu."

"Tidak masalah bukan, berusahalah lebih giat setiap malam Joon agar ibu segera memiliki cucu," ucap selir Yui sembari tersenyum menggenggam tangan sang putra.

"Hari sudah terlalu malam jika diperkenankan hamba ingin kembali ke ruangan hamba bu," ucap Putri Wei sopan.

"Baiklah sayang kembalilah kau pasti lelah karena kemarin malam telah bekerja keras memuaskan Dong bukan?" goda Selir Yui yang dibalas senyuman tipis oleh Putri Wei.

Putri Wei meninggalkan ruangan Selir Yui ia berjalan tergesa mengabaikan keberadaan pangeran Dong yang masih berada didalam ruangan ibunya.

"Astaga lelucon macam apa ini... ibu bahkan meminta untuk segera memberi cucu," gumamnya lirih sembari menertawakan dirinya sendiri.

Putri Wei masuk kedalam ruangannya mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur sutra tipis kesukaannya. Lalu meraih bukunya dan membacanya sembari duduk diatas ranjang.

Tak lama kemudian Pangeran Dong dengan wajah datarnya datang menyelonong masuk kedalam ruangan Putri Wei yang membuat dirinya terlonjat kaget serta malu karena mengenakan pakaian yang tipis.

"Mengapa kau meninggalkanku?" tanya Pangeran Dong dengan tatapan mengintimidasi.

"Maaf hamba kira yang mulia masih ingin berbincang dengan ibu."

"Kau mengenakan baju seperti itu karena sengaja menggodaku ya?" ucap Pangeran Dong tersenyum mengejek.

Putri Wei meraih selimut lalu menutupi tubuhnya. Ia kemudian menghela nafas dalam untuk meredam amarahnya.

"Maaf mana berani hamba menggoda anda yang mulia dan lagi hamba bukan lah jalang yang melempar tubuhnya kepada sembarang orang apalagi orang yang tidak memiliki cinta," ucap Putri Wei dengan lembut.

Pangeran Dong yang tertohok dengan ucapan Putri Wei hanya diam dan tak membalas.

"Ibu memintaku menyusulmu dan tidur bersamamu," ucap Pangeran Dong kepada Putri Wei.

"Silahkan bukankah itu hak anda yang mulia."

Putri Wei berdiri dan turun dari ranjangnya menuju ruang ganti pakaian mengambil pakaian tidur yang lebih tertutup dan tebal dan kembali ke ruangan tidurnya. Putri Wei membaringkan tubuh disamping Pangeran Dong menarik selimut menutupi tubuhnya hingga leher kemudian memunggungi Pangeran Dong.

"Memangnya siapa kau? aku tetap bisa hidup meski tanpa cinta darimu," ucap Putri Wei dalam hati.

Pangeran Dong yang cuek pun juga ikut memiringkan tubuhnya memunggungi Putri Wei.

"Ckk Dia kira dia siapa bisa menggodaku, aku tak akan tergoda hanya dengan pakaian tipisnya," ucap Pangeran Dong di dalam hati.

Sejenak kemudian mereka sama sama terlelap dalam tidurnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro