Pernikahan Panglima Hyun
Pagi ini Putri Wei bangun dengan sebuah senyuman, Ia lantas mengusap lembut wajah lelah sang suami yang tidur disampingnya. Ia menyingkirkan anak rambut sang suami kemudian mengecup singkat kening sang suami lantas bergerak pelan menuruni ranjang.
"Kau pulang rupanya, kau pasti lelah sekali Dong."
"Sebaiknya aku segara membersihkan diri dan menyiapkan makanan untuk suamiku," gumam Putri Wei lirih.
Putri Wei memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan sang suami.
"Pelayan."
"Hamba yang mulia," seorang pelayan muda bertubuh kurus datang dengan tergopoh gopoh mendengar panggilan Putri Wei.
"Tolong siapkan makanan."
"Baik yang mulia."
Putri Wei membangunkan sang suami ketika ia sudah selesai membersihkan diri.
"Dong... bangunlah"
"Heemm."
"Makanan sudah siap, segeralah mandi dan makan Dong."
"Sayang," seru Pangeran Dong sembari memeluk tubuh Putri Wei.
"Hei kau kenapa Dong?"
"Aku senang mendengar kabar kehamilanmu... aku tidak menyangka jika aku akan segera menjadi ayah" ucap Pangeran Dong bersemangat.
"Hamil? aku?"
"Jadi kau tidak tahu?"
Putri Wei menggeleng pelan kemudian menitikan air mata yang membuat Pangeran Dong mengerutkan dahinya.
"Mengapa kau menangis sayang? kau tidak ingin hamil anakku?"
"Aku bahagia Dong, bahagia sekali, aku tak menyangka aku akan mengandung secepat ini," ucap Putri Wei dalam dekapan Pangeran Dong.
"Segeralah membersihkan badan Dong, aku sudah meminta pelayan untuk menyiapkan makanan," ucap Putri Wei kepada sang suami.
"Hemmm baiklah aku akan segera mandi, kau tunggulah sebentar."
"Hemmm... jangan terlalu lama Dong."
"Iya sayang." Pangeran Dong mengecup singkat kening Putri Wei sebelum berlalu kedalam kamar mandi.
Diruangan lain Raja Joon dan Ratu Jang sedang berdebat kecil mengenai warna pakaian yang mereka kenakan untuk menghadiri upacara pernikahan sang kakak.
"Ganti pakaianmu Jang, warna itu sangat tidak cocok untukmu pakailah warna yang sama dengan jubahku."
"Tapi aku ingin memakainya, tidak aku tidak mau warna jubah yang kau kenakan terlalu mencolok Joon kau saja yang berganti pakaian samakan warnanya denga hanbok milikku," ucap Ratu Jang tak mau kalah.
"Apa? sama kan dengan warna hanbokmu? astaga bisa sakit mata semua tamu yang melihatku nanti sayang."
"Ya sudah tak usah ganti pakai itu saja dan jangan memprotes penampilanku, beres kan?"
"Jang jangan mendebatku aku tidak suka, kau tahu itu kan."
"Ya ya ya baiklah, aku akan mengganti hanbokku," ucap Ratu Jang mengalah.
Raja Joon tersenyum melihat Ratu Jang yang cemberut entah mengapa itu membuat Raja Joon tertawa bahagia. Sepersekian menit kemudian Ratu Jang sudah siap dengan hanbok warna merah menyala dengan bordir bunga berwarna emas yang senada sengan pakaian sang suami.
"Kau cantik sekali sayang," bisik Raja Joon sembari mendekap tubuh Ratu Jang.
"Jangan merayuku Joon aku tetap kesal padamu."
"Sayang, maafkan aku."
"Hemmm."
"Kau lucu sekali jika sedang cemberut sayang."
"Lihat lah nak ibu sedang marah dengan ayah, apa kalian tau wajah ibu kalian sangat lah lucu jika sedang cemberut."
"Joon kau curang, mengapa mengadu ke anak anak huhhh...."
"Karena hanya anak anak yang bisa membantuku membuatmu tersenyum lagi,"
"Kau ini, ayo kita berangkat Joon semua pasti sudah menunggu."
"Kau sudah tidak kesal lagi?"
"Kau mau aku marah lagi?"
"Baik baik maafkan aku sayang, ayo kita pergi."
Raja Joon mengecup kening sang istri dalam kemudian menuntunnya menuju kereta yang akan membawa mereka menuju kediaman Panglima Hwe. Ditengah perjalanan ketika kereta sedang melewati sebuah pasar tiba tiba Ratu Jang menginginkan sesuatu.
"Joon aku ingin itu," ucap Ratu Jang menunjuk sebuah kedai yang menjual aneka kue yang ramai dikunjungi orang.
"Astaga itu ramai sekali sayang, kau yakin menginginkannya?"
"Hemmm."
"Baiklah tunggulah di sini aku akan membelikannya untukmu, kita tidak cukup waktu untuk berlama lama di sini," ucap Raja Joon memberi pengertian sang istri.
"Iya Joon aku mengerti."
Raja Joon turun dan berjalan menuju kearah kedai tersebut dan menyela benerapa orang yang antri dengan alasan ia akan pergi ke pesta.
"Permisi... bolehkah saya menyela Ratu Jang sangat menginginkan makanan ini tapi saya tidak memiliki cukup waktu untuk mengantri," ucap Raja Joon ramah,
"Tentu saja Yang mulia silahkan," ucap salah seorang sembari memberikan jalan.
"Terima kasih."
Raja Joon beberapa kue di sana kemudian segera kembali menuju kereta dan memberikan makanan tersebut kepada Ratu Jang.
"Terima kasih Joon."
"Iya sayang apapun untukmu, makanlah!"
Ratu Jang membuka kantong tidak sabaran kemudian memakan kue kue tersebut seolah tak pernah memakannya hal itu membuat Raja Joon terkekeh.
"Kau benar benar sangat menginginkannya ya?"
"Hemm sangat, ini enak sekali kau mau mencobanya?"
"Tidak untukmu saja sayang, makanlah sepertinya anak anak kita sangat menginginkannya."
Kereta yang membawa mereka tiba dikediaman Panglima Hwe Raja Joon dan Ratu Jang segera turun dari kereta menuju tempat upacara. Semua orang membungkuk memberi hormat menyambut Raja Joon dan Ratu Jang dengan hangat lalu mempersilahkan Raja dan Ratu mereka untuk duduk. Raja Joon dan Ratu Jang duduk dikursi yang telah di sediakan khusus untuk mereka berdua.
"Joon mengapa mereka memandang kita begitu."
"Karena mereka kagum dengan ke romantisan kita sayang," ucap Raja Joon sembari terkekeh.
"Kau ini selalu saja bercanda Joon."
"Baiklah sebaiknya kita segera bersiap giliran kita memberi ucapan selemat akan segera tiba."
"Hemmm, ya sayang."
*****
Upacara pernikahan segera dimulai Panglima Hyun tampak tampan dan gagah mengenakan pakaian pengantinnya. Panglima Hyun nampak berjalan menuju tempat upacara bersama nyonya Yi dan Perdana mentri Hwang disusul kemudian nona Liu yang berjalan setelahnya bersama kedua orang tuanya.
Upacara di mulai Panglima Hyun berdiri berdampingan dengan nona Liu untuk melakukan upacara pernikahan mereka. Mereka lantas bergandengan usai seorang pemuka agama menyatakan mereka sah menjadi suami istri. Mereka lantas berdiri di atas pelaminan untuk menerima ucapan selamat serta doa dari para tamu undangan.
Semua mata tertuju kepada Raja Joon merangkul pinggang sang istri mesra berjalan menuju pelaminan untuk memberikan ucapan selamat serta doa untuk Panglima Hyun serta nona Liu yang telah resmi bersetatus suami istri. Semua orang berbisik satu sama lain mengelu elukan keromantisan Raja dan Ratu mereka yang terlihat sangat serasi dan begitu mesra.
"Selamat Panglima Hyun dan juga nona Wei atas pernikahan kalian semoga bahagia dan langgeng selalu serta segera dikaruniai seorang keturunan," ucap Raja Joon kepada keduanya.
"Terima kasih yang mulia atas ucapan dan doa yang anda berikan, semoga yang mulia Raja dan Ratu bahagia selalu," jawab Panglima Hyun sembari tersenyum kearah adik iparnya.
"Terima kasih Panglima Hyun, mohon diterima hadiah kecil dari kami," ucap Ratu Jang tersenyum ramah kepada sang kakak.
"Terimakasih banyak yang mulia, sebuah kehormatan bagi kami berdua mendapatkan sebuah hadiah istimewa dari anda," ucap Panglima Hyun sembari menerima sebuah kotak dari Ratu Jang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro