Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Perayaan Besar✓

Hari ini Kerajaan Moon merayakan perayaan besar besaran karena dalam waktu berdekatan kerajaan Moon mendapat beberapa kabar gembira. Rakyat kerajaan Moon menyambutnya dengan bahagia karena ada beberapa kabar yang membuat mereka bahagia.

Raja Joon berjalan gagah ke atas podium memberikan pidato serta sapaan untuk para rakyatnya. Dengan senyum yang terus menghias di wajahnya Raja Joon memulai pidato singkatnya untuk membuka acara perayaan serta bazar yang mereka adakan di depan istana kerajaan Moon.

"Rakyatku... Terima kasih untuk doa serta dukungan yang kalian berikan padaku. Pada kesempatan kali ini aku Raja Joon akan mengumumkan kabar gembira kepada seluruh rakyat kerajaan Moon, kabar ini yakni akan membawa dampak kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Kabar pertama adalah penemuan harta kekayaan kerajaan Moon yang berupa batu intan, permata, tiara serta emas yang berhasil ditambang dan akan masuk menjadi pendapatan negara yang akan menyejahterakan kehidupan rakyat berita yang kedua adalah tertangkapnya Raja Utara sehingga kita semua terhindar dari ancama peperangan yang akan merugikan dan membahayakan seluruh rakyat dan ada pun berita ke tiga yakni berita terakhir yang akan saya bagi adalah kehamilan Ratu Jang yang kedua, untuk itu kerajaan akan mengadakan sebuah perayaan dan bazar untuk merayakan kabar bahagia tersebut. Sekian pidato singkat dari saya semoga dapat membuat para rakyat turut merasakan bahagia," ucap Raja Joon mengakhiri pidatonya.

"Hidup yang mulia Raja Joon."

"Hidup yang mulia Ratu Jang."

"Semoga yang mulia Raja dan Ratu panjang umur dan bahagia selalu."

"Hidup yang mulia Raja," seru para rakyat.

Begitu kira kira seruan para rakyat menanggapi berita gembira yang baru saja mereka dengar. Raja Joon berjalan meninggalkan podium menuju singgah sananya menyaksikan para prajurit membagikan keping emas kepada seluruh rakyat yang hadir.

Hebatnya adalah tidak ada yang berebut mereka mengantri dengan baik menunggu dengan setia prajurit yang bertugas memberikan sebuah kantung berisi kepingan emas pada mereka. Dan ini adalah salah satu kebanggan Raja Joon kepada rakyatnya yang sangat patuh terhadap peraturan.

"Lihatlah Joon, betapa mereka sangat patuh terhadapmu," bisik Raja Won tersenyum jumawa melihat pemandangan di hadapannya.

Raja Joon tersenyum dan mengangguk kecil. "Ini semua berkat peraturan ayah yang terdahulu juga."

Acara telah usai Raja Joon meninggalkan aula dan kembali ke ruangannya.

"Sayang," panggil Raja Joon.

Ratu Jang memberikan isyarat kepada Raja Joon. Ia meletakkan telunjuk di depan bibirnya. Raja Joon tersenyum kemudian bergerak mendekat ke arah Ratu Jang yang sedang duduk sembari menggoyang goyangkan ayunan bayi.

"Apakah mereka baru saja tidur Sayang?" bisik Raja Joon.

Ratu Jang mengangguk pelan lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia mengajak Joon duduk menjauh.

"Entahlah mereka sedikit rewel hari ini," adu Ratu Jang.

Raja Joon membawa Ratu Jang ke dalam dekapannya lalu mengecup singkat pucuk kepalanya. "Terima kasih telah merawat pangeran pangeranku dengan baik, Sayang. Kau pasti sangat lelah hari ini," ucap Raja Joon lembut.

Ratu Jang mengangguk kecil lalu tersenyum. "Itu sudah kewajibanku Joon. Aku sangat lelah hari ini tapi aku bahagia bisa merawat putra putraku."

"Hemm, Ayo kita beristirahat sejenak."

Raja Joon mengajak Ratu Jang menuju ranjang untuk beristirahat sebelum hari menjelang petang. Ini adalah tidur siang pertama mereka setelah sekian lama tidak pernah tidur siang bersama.

Hari menjelang petang, Ratu Jang bergerak pelan menuruni ranjang. Ia berjalan pelan menuju tempat tidur ke dua pangerannnya. Ia terkekeh geli melihat kedua pangerannya tertidur pulas dengan posisi tidur mirip dengan sang ayah.

Ratu Jang memanggil dayang Han untuk membantunya menyiapkan perlengkapan mandi kedua pangerannya. Ratu Jang membangunkan kedua pangerannya lalu memandikannya serta mendandani pangeran hingga keduanya terlihat tampan dan menggemaskan.

"Bibi Han, tolong jaga Jin dan Bin sebentar. Aku ingin mandi dulu," ucap Ratu Jang seraya melangkahkan kaki menuju ruang mandi.

Dayang Han mengangguk mengerti. Ia dengan senang hati menjaga kedua pangeran kerajaan Moon itu serta mengajaknya berinteraksi. Hingga keduanya tertidur.

Ratu Jang kembali dengan wajah yang lebih segar. Tak lama setelahnya dua orang pelayan datang memberitahukan jika makan malam Raja dan Ratu telah disiapkan. Ratu Jang segera membangunkan Raja Joon dan memintanya untuk segera membersihkan diri.

"Sayang, bangunlah! Pelayan telah menyiapkan makan malam untuk kita," ucap Ratu Jang mencoba membangunkan Raja Joon.

"Hemm...." Raja Joon bangkit dari tidurnya lalu menuju ruang mandi. Ia meminta Ratu Jang untuk menyiapkannya baju.

Ratu Jang duduk di meja makan menunggu Raja Joon datang. Ia meletakkan makanan kesukaan Raja Joon di tempat makan yang biasa digunakan Raja Joon. Ia juga menuangkan air minum ke gelas sang suami seperti yang biasa ia lakukan.

"Sayang," panggil Raja Joon seraya mengecup kening Ratu Jang dengan sayang.

"Cepatlah makan Joon, aku telah mengambilkan makanan kesukaanmu."

"Heem terima kasih sayang."

Malam ini Raja Joon dan Ratu Jang makan malam bersama, seperti biasa mereka saling mengobrol untuk berbagi cerita yang mereka dapatkan hari itu. Ratu Jang mengingat sesuatu hal, Ia dengan hati hati menceritakan apa yang mengganjal fikirannya saat itu.

"Joon, um... aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Ratu Jang meletakkan sumpit yang ia pegang secara perlahan.

"Apa? bukankah sedari tadi kita sedang berbicara?" ucap Raja Joon menyelidik.

Ratu Jang memukul lengan sang suami pelan karena ia sangat gemas dengan sifat sang suami.

"Joon kau sangat menyebalkan," ucap Ratu Jang sembari mengerucutkan bibirnya.

"Maafkan aku sayang, aku hanya bercanda," ucap Raja Joon sembari mengusap pipi Ratu Jang.

"Apa yang ingin kau bicarakan Ratuku? katakanlah!" ucap Raja Joon sembari mengecup pipi sang istri.

"Tunggu sebentar." Ratu Jang beranjak dari tempat duduknya. Raja Joon mengerutkan dahinya kala melihat sang istri berjalan menuju meja kerjanya.

"Kau mau kemana? apa yang akan kau lakukan?" tanya Raja Joon heran namun diabaikan oleh Ratu Jang.

Ratu Jang menyodorkan sebuah buku laporan keuangan yang telah ia selidiki beberapa hari lalu. Ia menunjukkan kepada sang suami tentang beberapa kejanggalan yang ia dapatkan.

"Apa ini?" tanya Raja Joon kepada Ratu Jang penasaran.

"Ini adalah buku laporan keuangan kerajaan," jawab Ratu Jang.

"Hemm aku tahu, lalu?"

"Ckk kebiasaan kau ini!" desis Ratu Jang kesal. "Buka lihat dan teliti lah Joon, baru berkomentar!" geram Ratu Jang.

Raja Joon membuka halaman demi halaman melihat dengan seksama laporan demi laporan dibuku tersebut. Ia mengeratkan kepalan tangannya, saat ini ia benar benar merasa dicurangi. Rahang Raja Joon mengeras sorot matanya berubah menajam menyiratkan bahwa ia sedang murka.

"Kurang ajar! dia sudah aku percaya karena puluhan tahun menjabat menteri keuangan tapi ternyata justru menghianatiku," gerutu Raja Joon.

"Joon kendalikan emosimu, kau ini Raja maka bersifatlah dengan bijak. Aku sudah mengumpulkan banyak bukti dan itu bukan hanya mengarah ke Perdana Menteri Sho Jun akan tetapi ada beberapa orang yang turut andil dalam masalah ini," beber Ratu Jang menyerahkan beberapa lembar lain yang ia bawa.

Raja Joon menggenggam kuat lembaran tersebut lalu membuangnya ke meja secara kasar.

"Apa apaan ini!" ucap Raja Joon tidak percaya.

Ratu Jang menggidikkan bahunya. "Seperti yang kau lihat."

"Berapa orang Jang?" tanya Raja Joon ingin tahu.

"Uang itu disalah gunakan sebagian orang untuk kepentingan mereka sendiri di masa krisis kerajaan Moon," ucap Ratu Jang yang membuat Raja Joon semakin bertanya tanya.

"Baiklah, aku akan memanggil mereka besok. Terima kasih Sayang kau telah membantuku melakukan tugas tugasku selama aku pergi."

"Itu sudah tugasku Joon."

Keesokan harinya Raja Joon memanggil Perdana Mentri yang mengurus masalah keuangan negara. Perdana Menteri Sho Jun tak menyangka jika Raja Joon akan memanggilnya untuk menjelaskan perihal laporan keungan secara detail karena Ia tahu Raja Joon sangat mempercayainya. Tampak raut wajah pucat pasi Perdana Menteri Sho Jun. Ia tak dapat berkata kata lagi hingga ia mengarang sebuah cerita guna menyelamatkan dirinya. Namun usahanya gagal karena Raja Joon mengancam akan memenggal seluruh anggota keluarganya jika ia tak berkata jujur.

Perdana Menteri Sho Jun berkata dengan jujur menceritakan semua yang telah ia lakukan akibat ide dari dewan istana Byun. Ia juga menyebut beberapa nama yang terlibat di dalamnya. Raja Joon membelalakan mata tak percaya jika apa yang Perdana Menteri Sho Jun katakan sama persis dengan hasil penyelidikan Ratu Jang.

"Baik karena kau sudah berkata jujur padaku keluargamu akan ku bebaskan tapi kau harus menebus kesalahanmu sesuai hukum kerajaan Moon!" ucap Raja Joon tegas.

Dengan tubuh yang sedikit gemetar Perdana Menteri So Jun menghembuskan nafas lega. Setidaknya keluarganya baik-baik saja. "Baik yang mulia," ucap Perdana Menteri So Jun pasrah.

Raja Joon memenjarakan semua orang yang terlibat dalam masalah penggelan uang kerajaan tersebut termasuk Perdana Menteri Sho Jun. Mereka semua akan mendapatkan hukuman sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku di kerajaan Moon. Yakni harus menjalani masa tahanan sesuai dengan aturan serta harus mendapatkan hukuman pemotongan beberapa jari tangan mereka di depan aula kerajaan Moon yang disaksikan oleh para rakyat.

Malam ini Raja Joon dan Ratu Jang duduk di gazebo sembari mengobrol kecil. Ratu Jang bersandar di dada sang suami memeluknya dengan mesra sembari terus berbincang.

"Joon jika aku terlihat jelek apa kau akan mencari selir?"

"Apa kau sedang meragukan kesetianku padamu Jang?" ucap Raja Joon sembari menatap manik mata Ratu Jang.

"Aku kan hanya bertanya, kenapa kau tak mau menjawabnya hemmm?"

"Apa aku perlu menjawab pertanyaan yang sudah kau ketahui jawabannya?"

"Ya baik lah baik lah tapi awas saja jika melirik wanita lain." Ratu Jang menggembungkan pipinya.

"Tidak akan! percayalah padaku Jang. Kau dan Ran sudah cukup untukku."

"Sungguh?"

Raja Joon mengangguk dan mengecup singkat bibir ranum Ratu Jang. Ia memagut bibir itu dengan lembut namun semakin menuntut. Ratu Jang hanya pasrah menikmati kenikmatan ciuman lembur yang diberikan Raja Joon. Air wajah Ratu Jang berubah masam kala sang suami melepaskan pagutan mereka.

"Joon," ucap Ratu Jang lirih.

"Ayo kita lanjutkan di kamar saja," bisik Raja Joon seraya menggendong tubuh Ratu Jang masuk ke dalam kamar.

Raja Joon membaringkan tubuh Ratu Jang di atas peraduan. Ia melanjutkan aktivitas intimnya yang sempat terjeda. Raja Joon menggagahi Ratu Jang hingga sang istri melenguh kenikmatan. Raja Joon kehilangan kendali malam ini. Ia melupakan sesuatu hal yang membuatnya segera menyudahi aktifitasnya.

Pagi ini seluruh pejabat dan dewan kerajaan melangsungkan pertemuan untuk membahas penggelapan dana yang telah terjadi di kerajaan Moon. Mereka juga mendengarkan keputusan Raja Won serta dewan hakim tentang masa hukuman yang akan diberikan kepada para pelaku.

Berkat kecerdasan dan ketelitian Ratu Jang, Raja Joon bisa memenjarakan beberapa orang yang terlibat dalam penggelapan uang kerajaan. Raja Joon sangat bersyukur Ratu Jang menemukan kejanggalan kejanggalan tersebut diwaktu yang tepat. Jika saja Ratu Jang tak menemukannya mungkin saja ekonomi kerajaan Moon akan selalu kekurangan akibat kelicikan beberapa orang pejabat dan dewan kerajaan.

Raja Joon mengecup bibir sang istri mesra kemudian berterimakasih kepada Ratu Jang atas kerja keras serta kegigihannya dalam mengumpulkan bukti bukti pelaku penggelapan uang kerajaan Moon.

"Terima kasih sayang kau memang yang terbaik," bisik Raja Joon sembari memeluk Ratu Jang.

"Ini adalah tugas ku sebagai Ratu bukan membantu dan mendampingi Raja dengan setia."

"Hemm kau benar sayang, aku sangat beruntung memilikimu menjadi ratu ku."

"Kau tak perlu berlebihan Joon aku yang ajuh beruntung memilikimu dan anak anak dalam hidupku."

"Aku mencintaimu Jang," ucap Raja Joon mesra.

"Aku juga mencintaimu Joon," balas Ratu Jang.

Raja Joon memagut Ratu Jang dengan lembut dan dalam namun mereka segera melepaskan diri mereka masing masing sembari terkekeh.

"Hampir saja aku tak bisa mengontrolnya," ucap Raja Joon terkekeh.

"Kau harus menahannya untuk beberapa bulan kedepan Joon karena di sini ada keturunanmu," ucap Ratu Jang menunjuk perut ratanya sendiri.

Raja Joon memeluk Ratu Jang dari belakang sembari melihat indahnya langit berwarna orange dari jendela kamar Ratu Jang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro