Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Panglima Hyun

Sore ini selepas menyelesaikan tugasnya Raja Joon hendak menyusul sang istri yang sedang berkunjung ke kediaman orang tuanya Perdana Menteri Hwang. Ia meminta seorang pengawal untuk menyiapkan kereta untuk mengantarnya ke kediaman Perdana Menteri Hwang.

"Pengawal siapkan kereta kuda untukku," titah Raja Joon.

"Baik yang mulia," sahut beberapa orang pengawal.

Tak lama setelahnya seorang pengawal kembali datang dan memberitahu jika kereta sudah siap.

"Yang mulia kereta sudah siap, apakah yang mulia akan berangkat sekarang," ucap si pengawal memberi laporan.

"Hemm, tunggu sebentar." Raja Joon menutup buku yang sedang ia baca. Ia lantas bergegas menuju ke kereta.

"Pengawal, jalan!" seru Raja Joon memberi intruksi.

Dengan perlahan kereta pun berjalan, membawa Raja Joon menuju ke kediaman Perdana Menteri Hwang. Perdana Menteri Hwang, nyonya Yi dan juga para pelayan menyambut kedatangan Raja Joon begitu melihat kereta kerajaan Moon berhenti di depan rumah mereka. Sementara Ratu Jang sedang asik berbincang di gazebo taman bersama Panglima Hyun sang kakak.

"Selamat datang yang mulia," sapa Perdana Menteri Hwang sembari membungkuk memberi hormat di ikuti oleh nyonya Yi dan seleuruh pelayan yang menyambutnya.

"Terima kasih ayah," ucap Raja Joon santun.

"Apa yang mulia hendak menyusul Ratu Jang?" tanya Perdana Menteri Hwang.

"Benar ayah di mana dia? kenapa aku tidak melihatnya di sini?" tanya Raja Joon kemudian.

"Jang sedang berada di gazebo taman bersama dengan kakaknya Hyun Joon," ucap nyonya Yi ramah.

"Benarkah? baiklah bu aku akan menyusulnya ke sana sekarang, saya permisi dulu ayah ibu," ucap Raja Joon kapada kedua mertuanya.

"Apa perlu ku antar?" ucap Perdana Menteri Hwang.

Raja Joon menggeleng sembari tersenyum. "Tidak perlu ayah, biar aku saja yang ke sana," tolak Raja Joon santun.

"Baiklah kalau begitu Joon," ucap keduanya serempak.

Setelah Raja Joon pergi, Nyonya Yi memerintahkan seluruh pelayan untuk menyiapkan makan malam dengan menu menu spesial serta meminta mereka semua memberikan pelayanan terbaik selama Raja Joon berada di kediamannya.

"Dengarkan aku, tolong siapkan makan malam dengan menu menu spesial karena Raja Joon akan menginap di sini dan berikan pelayanan terbaik untuknya," ucap Nyonya Yi kepada seluruh pelayan.

"Baik nyonya," ucap seluruh pelayan serempak.

"Baiklah kalian boleh pergi, segera kerjakan tugas kalian masing masing," ucap Nyonya Yi kemudian.

Para pelayan mulai kembali melakukan tugasnya menyiapkan makan malam serta bersiap memberikan pelayanan yang terbaik untuk Raja dan Ratu mereka.

Sore ini Ratu Jang dan Panglima Hyun sedang berada di gazebo taman kediaman Perdana Menteri Hwang. Ratu Jang sedang mengobrol kecil sembari bergelayut manja di pelukan sang kakak membuat seseorang yang bersetatus suaminya kini menjadi cemburu. Hati Raja Joon panas melihatnya ia lantas berdeham keras sembari menatap Ratu Jang tajam untuk mengehentikan aksi tersebut.

"Eheeem.... eheeem," deham Raja Joon.

"Joon," ucap Ratu Jang lirih. Ratu Jang yang mengerti arti tatapan Raja Joon pun berangsur melepaskan pelukannya dari sang kakak. Ratu Jang pun bergerak mendekat ke arah sang suami sembari menunduk.

"Yang mulia," sapa Panglima Hyun sembari membungkuk memberi hormat.

"Tak perlu berlebihan kakak ipar, panggil saja Joon seperti kakak ipar memanggil seorang adik," ucap Raja Joon tersenyum tipis.

Panglima Hyun mengangguk pelan. "Hmmm Joon apa kabar?" tanya Panglima Hyun kemudian.

"Baik kakak ipar, ahh ya kakak ipar sendiri bagaimana? dan kapan kakak ipar tiba?" tanya Raja Joon basa basi.

"Aku pun juga baik Joon, baru saja tadi siang aku datang," jelas Panglima Hyun.

"Baiklah kalau begitu bolehkah aku membawa Jang untuk pergi beristirahat? aku sangat lelah sekali?" ucap Raja Joon kepada Panglima Hyun.

"Hmm tentu saja, Silakan," ucap Panglima Hyun mempersilakan.

"Sampai jumpa dalam makan malam nanti kakak ipar," pamit Raja Joon.

"Kau akan menginap di sini Joon?" tanya Panglima Hyun tak percaya.

"Hemmm sepertinya demikian kakak ipar, aku tahu istriku pasti masih sangat merindukan kakaknya," ucap Raja Joon sembari terkekeh.

"Baiklah aku senang mendengarnya, sampai jumpa nanti malam Jang, Joon," ucap Panglima Hyun sembari tersenyum kecil.

Raja Joon dan Ratu Jang pergi menuju ruangan Ratu Jang, meski sedang cemburu Raja Joon tetap menggandeng Ratu Jang dengan mesra hingga masuk ke dalam kamarnya.

Ratu Jang mengernyitkan dahinya heran melihat perubahan wajah sang suami. Ia lantas bertanya kepada sang suami untuk memastikannya.

"Joon mengapa wajahmu ditekuk seperti itu? kau sedang marah atau sedang sedih?" tanya ratu Jang yang tak bisa menebak ekspresi wajah suaminya.

"Kau pikir apa yang terjadi jika kau melihat suamimu sedang berpelukan dengan wanita lain?" ucap Raja Joon kesal.

"Apa maksudmu?" ucap Ratu Jang tak mengerti.

"Kau benar benar tak menyadari kesalahanmu?" tanya Raja Joon dengan mata memicing.

"Hah? kesalahan? astaga jangan bilang kau cemburu dengan kak Hyun, oh ayo lah dia saudara kandungku sayang dan aku sangat jarang bertemu dengannya jadi apa salahnya jika aku memeluknya?" jelas Ratu Jang.

"Kau tidak pernah memelukku selama itu jika denganku," celetuk Raja Joon yang membuat Ratu Jang menggeleng gelengkan kepala.

"Oh ya ampun, sayang lihatlah ayahmu sungguh tega memarahi dan mencemburui paman kalian sendiri," ucap Ratu Jang mengadu kepada anak yang ada di dalam perutnya.

"Hei mengapa kau mengadu kepada anak anak kita? itu tidak adil namanya huhh," ucap Raja Joon.

"Kalau tidak begitu kau pasti tidak mau berhenti marah... iya kan?" cecar Ratu Jang kemudian.

"Huhhh kau selalu membuatku mengalah," ucap Raja Joon menghembuskan nafas kasar.

Putri Jang hanya terkekeh melihat sang suami yang menyerah. Ia lantas memeluk sang suami dan bergelayut manja dipangkuannya. Mencoba mengobati rasa cemburu sang suami. Putri Jang mencium rahang keras sang suami yang membuat sang suami luluh dan tersenyum kegirangan.

"Apa kau tahu aku sangat merindukanmu dan anak anak kita hari ini?" ucap Raja Joon manja.

"Benarkah? kau bahkan tadi siang baru berpisah dengan ku dan anak anak," celetuk Ratu Jang.

"Aku slalu merindukanmu di setiap waktu, jika kau tahu itu!"

"Ahh sayang lihatlah ayah kalian sangat manis sekali bukan?" ucap Ratu Jang sembari terkekeh.

"Kakak ipar bebas tugas sampai kapan?"

"selama sepekan Joon. Ada kabar baik, kakak akan melamar putri Panglima Hwe," ucap Ratu Jang dengan berseri seri.

"Benarkah? yang mana? bukankah putri Panglima Hwe ada dua?" tanya Raja Joo penasaran.

"Sepertinya kau hafal sekali ya?" ucap Ratu Jang sembari menyipitkan mata.

"Jang, kau jangan berburuk sangka, apa kau lupa putri kecil Panglima Hwe adalah teman kita sekolah?" ucap Raja Joon mencoba menjelaskannya kepada sang istri.

"Ahh ya, kau benar Joon. Nona Liu, gadis cantik yang sangat lembut dan baik. Aku benar kan?" tebak Ratu Jang.

Raja Joon menganggukkan kepalanya. "Hemmm kau benar sayang, lalu yang mana yang akan kakak ipar nikahi?" Raja Joon menganggu membenarkan jawaban Ratu Jang.

"Entahlah aku belum sempat mengintrogasinya," ucap Ratu Jang sembari terkekeh.

"Ckkk... lalu apa saja yang kau lakukan jika sedari tadi kau bersama?" ucap Raja Joon mencebikkan bibirnya.

"Memeluk kakak sembari bercerita tentang masa kecil kami berdua, itu saja," ucap Ratu Jang sembari menyengir kuda.

"Oh ya ampun kalian kekanakan sekali," cibir Raja Joon kepada sang istri.

"Itu adalah kebiasaan kami jika bertemu Joon jadi kau jangan kaget yah hahahha," ucap Ratu Jang sembari tertawa.

"Ngomong ngomong ayo kita mandi, kita akan segera makan malam bukan?" ajak Raja Joon.

"Ayo!" seru Ratu Jang antusias. "Tapi gendong aku ya Joon?" ucap Ratu Jang manja.

"Ckk manja sekali kau ini," cibir Raja Joon sembari meraih tubuh sang istri.

Raja Joon menggendong sang istri menuju ke dalam ruang mandi kemudian membantunya menanggalkan pakaian dan menceburkannya kedalam bak mandi.

"Joon tolong pijat pundakku," ucap Ratu Jang manja.

"Kemarilah, bagian mana saja yang ingin ku pijat?" tanya Raja Joon dengan seringai nakal.

"Ckk, tidak jadi! aku tahu kau akan memijat bagian bagian favoritmu," ucap Ratu Jang mencebikkan bibirnya.

"Hahaha, bukankah itu yang kamu suka?" tanya Raja Joon.

"Ishhh, itu kamu yang suka!" ucap Ratu Jang menggembungkan pipinya.

Meski demikian Raja Joon tetaplah memijat pundak sang istri meski Ratu Jang menolaknya.

"Ini segar sekali, ayo segera bangkit! kita akan telat untuk bersantap malam bersama jika terlalu lama berendam Jang," ucap Raja Joon.

Usai mandi bersama mereka berjalan menuju ruang ganti Raja Joon tiba tiba membungkuk didepan lalu mengecup perut besar Ratu Jang. Ratu Jang terkikik geli kala Raja Joon menghujani kecupan di bagian perut Ratu Jang yang tak terbungkus pakaian sama sekali. Ia lantas meminta Raja Joon untuk menghentikannya.

"Jooon berhentilah ini sangat geli," ucap Ratu Jang sembari memukul mukul lengan sang suami.

"Joon ku mohon berhentilah aku tidak bisa menahannya," seru Ratu Jang sembari terkikik geli.

Raja Joon menghentikan aksinya lantas membantu sang istri mengenakan pakaian lalu berjalan menuju ruang makan untuk bersantap malam bersama.

"Cepatlah sayang! semua orang pasti telah menunggu kita!" ucap Raja Joon tak sabaran.

"Ckk Sabar sebentar, kau tidak lihat aku sedang merapikan riasanku," protes Ratu Jang.

Raja Joon memeluk mesra pinggang Ratu Jang dengan sebelah tangan menuntun tangan Ratu Jang. Ia membantu Ratu Jang untuk duduk di sebuah kursi yang berada di sampingnya kemudian ia menyusul duduk di sampingnya.

"Maaf telah membuat ayah, ibu dan kakak ipar menunggu terlalu lama," ucap Raja Joon tak enak hati.

"Tak apa Joon, ayo kita mulai makan," ucap Perdana Menteri Hwang lembut.

Nyonya Yi memberi isyarat kepada pelayan untuk melayani Raja Joon dan Ratu Jang, para pelayan pun dengan sigap melayani Raja Joon dan Ratu Jang.

"Silakan yang mulia," ucap seorang pelayan menyodorkan beberapa makanan ke arah Raja Joon.

"Terima kasih Bi," sahur Ratu Jang tersenyum tipis.

"Sayang, makanlah yang banyak. Ibu meminta pelayan memasak beberapa makanan kesukaanmu," ucap Nyonya Yi kepada Ratu Jang.

"Terima kasih Bu, aku akan memakan beberapa saja karena aku tak bisa memakan terlalu banyak," jelas Ratu Jang lembut.

"Hemm, ibu mengerti."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro