Kekanakan
Panglima Hyun terkejut melihat sosok yang sangat ia kenali berada dihadapannya. Ia langsung memeluk sang adik, Ratu Jang dengan sayang.
"Jang... Aku sangat merindukanmu."
"Aku juga kak. Kapan kau akan pulang hemmm? Ayah ibu dan kak Liu pasti sqngat merindukanmu."
"Sepekan lagi aku akan pulang Jang."
"Baiklah aku alan menyampaikan berita bahagia ini kepada kak Liu nanti."
Meskipun Pqnglima Hyun adalah kakak kandung Ratu Jang namun Raja Joon tetap saja tidak rela jika ada orang lain yang memeluk erat Ratu Jang lama.
"Eheeem... Eheeem."
Panglima Hyun mengendurkan pelukannya kemudian sedikit menjauh dari sang adik. Ia lupa jika suami adiknya sangatlah posesif. Dalam hati Panglima Hyun sebenarnya masih rindu dan masih ingin memeluk sang adik namun ia tahu singa yang disampingnya akan menerkam kapan saja jika dia tak segera melepaskan pelukan.
Raja Joon langsung menarik pinggang sang iatri sehingga tubuh mereka merapat. Raja Joon memeluk mesra tubuh istrinya kemudian mengajak sang istri segera keluar dari goa.
"Sebaiknya kita segera keluar dari sini saja sayang... Bin dan Jin sudah kita tinggal terlalu lama di luar," ucap Raja Joon membujuk Ratu Jang.
"Jadi keponalanku juga ikut kemari?"
"Hemmm tentu saja kak."
"Baiklah ayo kita segera keluar. Aku sangat ingin bertemu dengan kedua keponakanku," ajak Panglima Hyun antusias.
"Ayo kak mereka pasti senang melihat kakak," ucap Ratu Jang yang tanpa sengaja menggandeng lenga Panglima Hyun.
Raja Joon berdecak kesal kepada kakak dan adik yang berada didepannya. Raja Joon pun langsung berjalan mendahului Ratu Jang dan Panglima Hyun menyela ditengah tengah Ratu Jang dan Panglima Hyun kemudian berjalan paling depan.
"Astaga kekanakan sekali suamimu Jang," bisik Panglima Hyun yang membuat Ratu Jang terkikik.
"Ya begitu lah suamiku," ucap Ratu Jang sembari menggidikkan bahu.
"Lepaskan tanganmu dari lenganku dan cepat susul suamimu."
"Sudah terlanjur kak dia pasti sudah marah."
"Ah ya ampun dasar posesif kalau begitu aku pergi saja dari sini aku tak ingin diterkam singa."
"Aissh mau kemana? sudah tenang saja dia tak akan melakukan apapun padamu kak."
"Kau ini benar benar Jang."
Ratu Jang dan Panglima Hyun terkikik lalu membekap mulutnya tak ingin ketahuan oleh Raja Joon.
Raja Joon segera meminta Dayang Han dan Dayang Ryu untuk bersiap menuju kereta karena mereka akan kembali menuju istana. Ratu Jang melihat kemarahan sang suami pun langsung bergerak menghampiri Raja Joon.
"Apakah kita akan kembali menuju ke istana sekarang sayang?" tanya Ratu Jang.
"Hemmm... segeralah menuju kereta," jawab Raja Joon datar.
"Baiklah... tunggu sebentar."
Ratu Jang berjalan menghampiri Panglima Hyun kemudian berpamitan kepada sang kakak. Ia juga berbisik kepada sang kakak meminta maaf atas sikap sang suami yang kekanakan.
"Kakak kami pulang dulu."
"Hemmm hati hati di jalan Jang."
"Maafkan sikap kekanakan Joon ya kak," bisik Ratu Jang ditelinga Panglima Hyun.
"Hemmm... tak perlu khawatir aku sudah sangat paham dengan sifat suamimu itu."
Ratu Jang tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Panglima Hyun menuju kereta karena sepertinya sang suami benar benar marah.
Ratu Jang mengulurkan tangannya mengambil Pangeran Bin dari gendongan dayang Han. Ia lantas menuju keretanya.
Didalam kereta suasana begitu hening tak seperti biasanya Raja Joon hanya terdiam sembari memangku Pangeran Jin dalam dekapannya.
"Astaga... dia benar benar marah ya," batin Ratu Jang.
"Dasar kekanakan," maki Ratu Kang didalam hati.
Ratu Jang pun akhirnya memilih mendiamkan Raja Joon karena kesal dengan sifat kekanakan Raja Joon.
****
Kereta yang membawa Ratu Jang dan Raja Joon datang sebelum hari petang. Mereka berdua langsung masuk kedalam ruangan Ratu Jang.
Ratu Jang meletakkan tubuh Pangeran Bin kedalam keranjang bayi tepatnya disamping Pangeran Jin lalu menyusul sang suami masuk kedalam ruangan mandi. Ratu Jang sengaja menanggalkan bajunya didepan sang suami berjalan seperti mendekati Raja Joon namun ia menceburkan diri kedalam bak mandi yang berada tepat dibelakang sang suami.
"Ckk Sial," umpat Raja Joon karena ia mengira sang istri akan merayu dan meminta maaf kepadanya.
Ratu Jang tersenyum licik kemudian buru buru menghapus senyumnya. Dalam hati Ratu Jang tertawa bahagia melihat ekspresi kesal sang suami.
Sama sama tak ada yang mau mengalah keduanya masih saja terus saling berdiaman sehingga muncullah ide Ratu Jang untuk menggoda sang suami agar lebih dulu berbicara.
"Mari kita lihat siapa yang akan memulau duluan," batin Ratu Jang.
Ratu Jang mengenakan baju tidur sutra tipis yang memperlihatkan seluruh lekuk tubuhnya. Ia berjalan melewati Raja Joon yang juga sedang mengenakan pakaian.
"Sial," umpat Raja Joon di dalam hati.
"Tenang Joon kau harus bisa menahannya," batin Raja Joon lagi.
Ratu Jang berjalan ke arah cermin merapikan penampilannya lalu bergerak menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya disana. Raja Joon yang juga berbaring disamping Ratu Jang meneguk ludahnya susah payah melihat kemolekan tubuh sang istri malam inj. Seketika gairah lelakinya datang kali ini ia sudah tak mampu lagi menahannya.
Raja Joon memeluk tubuh sang istri dari belakang kemudian merapatkan tubuhnya. Raja Joon memutar tubuh Ratu Jang agar mengahadap kearah dirinya. Selanjutnya Raja Joon mengecup bibir Ratu Jang mesra dan menggencarkan aksinya.
Sementara Ratu Jang tersenyum bahagia didalam hatinya ia berteriak karena berhasil menggoda sang suami. Dan akhirnya malam panas mereka akan kembali terjadi malam ini.
"Sayang maafkan aku ya," bisik Raja Joon disela aktivitas meteka.
"Hemmm ya Joon... apa kau sudah tahu kesalahanmu sekarang?"
"Ya ya ya aku yang salah karena aku terlalu kekanakan."
"Minta maaflah kepada kak Hyun Joon."
"Iya sayang aku akan meminta maaf pada nanti."
Raja Joon kembali memagut Rati Jang kemudian melanjutkan sesi selanjutnya yang tadi sempat tertunda akibat percakapannya dengan sang istri.
****
Pagi ini Ratu Jang mendapatkan tamu spesial yaitu kedua orang tua Ratu Jang.
"Ayah... ibu," sapa Ratu Jang antusias.
"Sayang... kami sangat merindukanmu," ucap Nyonya Yi sembari memeluk putrinya.
"Aku juga sangat merindukan ayah dan ibu."
"Bagaimana kabar cucu cucu kami," tanya Perdana Menteri Hwang.
"Mereka baik baik saja bu. Bin dan Jin sedang dikamar dengan ayahnya."
"Begitu rupanya bolehkah kami bertemu dengannya."
"Hemmm... tentu saja ayo kita kekamar saja," ajak Ratu Jang kepada sang ibu.
"Ayo," ucap keduanya serempak.
Ratu Jang mempersilahkan kedua orang tuanya masuk kedalam ruangan kamar. Disana terhat Raja Joon yang sedang berinteraksi dengan kedua pangeran mereka. Pangeran Bin dan Pangeran Jin tampak bergerak gerak dan tersenyum seolah mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh sang ayah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro