Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XIII. Kebangkitan

KEHENINGAN sesaat meliputi ruangan itu, hingga Molly mengangguk pasrah. Dengan sisa tenaga ia melunakkan permukaan lantai, sehingga Cathy dan Sam bisa mengeduk tanah untuknya.

Ini konyol memang. Namun, manusia akan melakukan apapun saat dihadang malaikat maut. Usaha Cathy dan Sam diwarnai sumpah serapah Kazu. Pemuda itu sama frustasinya. Kaki dan tangannya toh sudah mati rasa.

Meski semula Cathy mempertanyakan tindakannya sendiri, tetapi ia mampu menjembatani situasi keputusannya. Ia memberi Molly tanah sedikit demi sedikit. Dengan begitu, Molly hanya bisa memenuhi syarat Cathy, dan tak punya sisa tenaga untuk mewujudkan keinginan lain—andai sang demigod punya gagasan untuk berkhianat. Molly bergantung pada kebaikan Cathy dan Sam yang menyuapkan tanah, dan untuk mendapat kepercayaan itu, ia mesti memenuhi permintaan Cathy dahulu.

Bukankah ini sempurna? Namun, Sam cemas setengah mati. Perlahan, segala hal di ruangan itu menjadi lebih lambat. Makian Kazu dan proses mengeruk tanah seolah tak berujung. Semoga bulan dan matahari memang berputar secepat kilat di luar sana.

Permintaan Cathy juga ternyata tak sepenuhnya menguntungkan. Perlambatan waktu membuat kedua manusia itu digerogoti depresi dan rasa lelah luar biasa. Kazu akhirnya pingsan. Sam dan Cathy saling bersandar lemas berlumur tanah. Molly adalah satu-satunya yang berhasil berdiri dengan wajah merona sehat.

Sam dan Cathy mengawasi Molly dengan jantung berdebar. Apa yang akan ia lakukan sekarang? Molly sendiri telah melewati waktu begitu lama untuk berpikir. Kini masa depan berada di genggamannya.

Cathy menelan ludah. "Kali ini buat keputusan yang benar."

"Tentu saja." Molly tersenyum. "Aku sudah merenungkannya. Aku tak berpikir Rassenkrieg—"

Ucapan Molly terputus saat tepi ruangan tahu-tahu meledak. Beruntung Molly cukup tangkas merenggut semua dalam lindungannya. Dalam kengerian, mereka menyaksikan seseorang melesat masuk.

Wahyu.

"Sam! Cathy! Aku datang menyelamatkan!"

Sam terhenyak. Oh, tidak.

Wahyu tampak mengerikan. Lagi pula ia adalah entitas yang tak jelas rupanya. Apalagi ia seharusnya sudah mati, dan siapapun yang menghidupkan Wahyu mesti diberi peringatan keras ....

Tunggu! Sam tersentak. Apakah ini perbuatan Nasr? Dia yang tercerdas, sehingga tak mungkin Nasr tak tahu cara menghidupkan kembali energi negatif yang dengan mudahnya didapat dari penduduk Veigrvollr yang terkutuk! Apalagi, waktu berlalu cepat di luar sana!

Hancurnya dinding berarti rusaknya sihir waktu yang ditetapkan Molly. Waktu kembali normal. Secara ajaib, depresi yang merusak Sam dan Cathy terasa lebih ringan daripada sebelumnya.

Di sisi lain, Molly melompat untuk menghadang Wahyu. "Siapapun yang menghidupkanmu pantas mati!"

Sam menggelenyar ketakutan. Namun, Cathy menyentak dengan menggenggam tangan Sam. "Jangan takut," bisiknya tegang. "Kita mesti cari cara menyelamatkan diri sebelum mereka mencelakai kita."

Wahyu tidak berbasa-basi. Matanya terus tertuju pada Sam dan Cathy yang merapat pada dinding, serta Kazu yang tergolek pingsan. Wahyu merangsek mendekat, tetapi Molly membuatnya terpental ke sisi lain ruangan. Wahyu meraung dann memamerkan mulutnya yang penuh geligi.

Sementara kedua monster memenuhi ruangan dengan segala percikan amarah dan hantaman menyakitkan, Sam dan Cathy diam-diam merayap ke lubang yang diciptakan Wahyu. Mereka lega sekaligus marah saat mendapati Nasr, Andy, dan Misaka menanti di ujung lain lorong. Ternyata memang mereka yang membangkitkan Wahyu lagi!

Saat mereka berkumpul, Sam tahu-tahu menonjok Nasr. "Apa yang kau lakukan?" bentaknya, dan Misaka cepat-cepat melerai. Meski begitu Sam terus menceracau akan kemungkinan Wahyu mengacaukan keputusan Molly, padahal sang demigod tampaknya telah mengubah keinginan untuk membuat Rassenkreig kedua. Bagaimanapun Sam dan Cathy telah menolongnya di ambang kematian. Namun, jika Wahyu membuat Molly yakin bahwa Sam dan Cathy masih berpihak pada Wahyu, apakah Molly akan tetap mempertahankan keinginan barunya?

Ditulis oleh: andywylan 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro