Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. Masa Orientasi

Anya hanya bisa tertunduk saat Putri terus memandang ke arahnya, Panji langsung menyuruh mereka untuk duduk kembali dan memaafkan kesalahan mereka karena untuk yang pertama kalinya.

"Udah kalian duduk aja!" suruh Panji.

"Makasih kak." ucap Anya.

Mereka langsung kembali bergabung dengan siswa yang lain.

Anya berjalan ke arah siswa, Anya penasaran dengan muka Panji yang tadi menyuruhnya duduk dan tidak memarahi mereka yang tidak seperti Putri.

"Cowok itu namanya kak Panji yang gue lihat waktu di lapangan basket."  batin Anya dan terus memandang ke arah Panji.

Hari pertama orientasi siswa baru menjadi hari yang sangat memalukan bagi Anya, Widi dan Bayu, masa orientasi dimulai setelah siswa didik baru terkumpul di lapangan sekolah.

Mereka diberikan materi pembelajaran tentang sekolah itu, setelah selesai mendengarkan semua guru yang memberikan materi, kakak kelas yang bertugas mengorientasi siswa memberikan pertanyaan.

Putri yang terus saja kesal dengan Anya, Widi dan Bayu membuat mereka harus menjawab semua pertanyaan yang dia berikan.

Anya yang terpanah dengan wajah Panji yang membuat semua gadis tidak bisa berpaling sedikit pun, Anya terus memandangnya tanpa mendengarkan pertanyaan dari Putri.

Putri langsung mendekat ke arah Anya dan memberinya sebuah pertanyaan yang mungkin Anya tidak akan bisa menjawabnya karena Putri sengaja memberikan pertanyaan yang sangat sulit.

"Lo bisa jawab gak?" tanya Putri yang berdiri di hadapan Anya.

"K-Kenapa Kak?" Anya malah bertanya balik karena dari tadi Anya tidak mendengarkan materi yang disampaikan guru, dan malah memandang ke arah Panji.

"Ke depan lo!" bentak Putri.

"Salah Anya apa Kak?" tanya Anya melihat wajah Putri dengan ketakutan.

"Lo tadi gak bisa jawab 'kan? gue suruh ke depan ya ke depan, lo denger gak sih?"

Anya berjalan ke arah depan dengan tertunduk malu, Widi dan Bayu tidak tega melihat sahabat mereka diperlakukan seperti itu, tapi mereka bisa apa ini dalam masa orientasi mereka tidak mau kalo harus bikin masalah lagi di hari pertama.

Sesampainya di depan seluruh siswa Anya terus dicaci oleh Putri karena tidak bisa menjawabnya, Putri menghukum Anya dengan berdiri di hadapan semua siswa dan kakak kelas. Anya menuruti saja karena tidak mau membuat masalah lagi dan jangan sampai Anya tidak diterima sekolah di sana cuma gara-gara tidak menjawab saat orientasi.

Panji menghampiri Anya dan langsung menyuruh Anya untuk duduk kembali bersama yang lainnya, sehingga membuat hati Putri sangat kesal dengan tingkah laku Anya yang membuat Panji terus menolongnya.

"Udah lo duduk lagi ke sana." ucap Panji.

"Kan Anya gak bisa jawab Kak, Kak Putri yang nyuruh Anya kaya gini." ucap Anya tertunduk.

Panji langsung menghampiri Putri dan menyeret tangan Putri sedikit lebih jauh dari para siswa, Panji marah karena sikap Putri yang tidak sesuai dengan tugas mereka yang hanya mengorientasi siswa baru bukan menghukumnya seperti itu.

"Put gue gak suka ya sama sikap lo barusan." ucap Panji.

"Tapi gue bener 'kan? dia gak bisa jawab ya udah gue hukum aja." ucap Putri dengan nada yang tidak berdosa.

"Tapi tugas kita mengorientasi mereka, bukan menghukum mereka kaya gitu!"

"Tapi gue gak suka, gak suka lihat si Anya-Anya itu mandang lo Pan." balas Putri.

"Maksud lo?"

"Gue suka sama lo Panji."

Panji menghiraukan perkataan Putri dan berlalu menjauh meninggalkan lapangan, sehingga hari pertama orientasi yang seharusnya berjalan dengan baik tidak sesuai dengan harapan.

Tingkah laku Putri membuat semuanya berhenti sehingga berakhir dengan sangat mengecewakan, semua siswa pulang dengan perasaan yang sangat kecewa.

Anya terus bertanya-tanya dalam hati kenapa sikap Putri memperlakukannya seperti itu, entah itu karna Panji atau bukan yang jelas Anya tidak mengerti.

Anya, Widi dan Bayu pulang ke rumahnya dan besok kembali untuk melanjutkan orientasi dan berharap tidak akan terulang kembali seperti hari yang pertama.

**

Hari berikutnya di masa orientasi yang kedua masih dengan pertanyaan yang membuat Anya bingung kenapa Putri bisa bertingkah seperti itu padanya.

Untung saja hari yang kedua berjalan dengan sangat mulus tidak ada peristiwa yang memalukan lagi, begitupun dengan hari-hari berikutnya.

Dan akhirnya Anya, Widi dan Bayu telah resmi menjadi siswa kelas satu di sekolah yang terpopuler itu (SMUN 212 Jakarta).

Anya, Widi dan Bayu menjadi murid di kelas satu A, karena mereka tidak mau dipisahkan, karena tahu sendiri lah Anya dan Widi sangat membutuhkan Bayu ketika tugas melanda.

Hari pertama masuk kelas, Anya langsung mencari kursi dan meja untuk duduk bersama Widi, mereka duduk di meja kedua barisan kedua sedangkan Bayu duduk di belakang meja mereka.

Siswa-siswa yang lain masuk ke kelas itu dan mencari kursi untuk mereka duduki. Seorang guru berjalan menuju kelas Anya, dia memperkenalkan diri karena dia diberikan tugas untuk menjadi walikelas Anya.

"Selamat pagi anak-anak, Ibu adalah Ibu Wila walikelas kalian, jadi kalian sekarang menjadi tanggung jawab Ibu." ucap Bu Wila.

"Iya Bu." semua siswa menjawabnya dengan serempak.

Aepertinya Ibu Wila ini akan menjadi wali kelas yang baik karna wajahnya yang sangat ramah.

**

Sesampainya di rumah, Anya berjalan dari tangga menuju kamarnya, dia berbaring di atas tempat tidurnya memandang langit-langit kamarnya yang dihiasi dengan kerlap-kerlip bintang dan bulan yang menyala kala Anya mematikan lampu saat malam tiba.

Dinding kamar yang dihiasi dengan foto-foto kenangan, terselip dream cather  berwarna abu-abu. Anya berjalan menuju jendela dan membuka tirai jendela kemudian duduk di atas kursi meja belajar menghadap ke arah semesta dengan langit yang terlihat jingga.

Hati Anya tiba-tiba saja bertanya tentang seseorang kala itu, juga dengan Panji kakak kelas Anya. Malam pun tiba dan warna jingga yang Anya lihat sudah tidak ada.

Anya menutup tirai jendela dan kembali ke atas tempat tidurnya untuk beristirahat. Seorang pria yang sering Anya lihat tiba-tiba muncul di mimpi Anya dan membangunkan Anya dari tidurnya.

Anya berkeringat dingin entah itu mimpi buruk atau bukan, yang jelas Anya tidak bisa melanjutkan tidurnya lagi,  jam dinding terus berjalan menunjukan pukul tiga, Anya benar-benar tidak bisa untuk kembali tidur.

Hingga pagi datang, mentari sudah naik dan mencoba menyelinap masuk ke celah-celah jendela menyinari kamar Anya, Anya bergegas untuk sekolah.

Pak Hadi sudah berangkat untuk bekerja, dan terlihat Bu Ratna yang sedang menyiapkan sarapan untuk Anya, Anya berjalan menuju ruang makan dan duduk di kursi dengan memegang sepotong roti.

Bu Ratna melihat ke arah Anya, "Mata kamu kenapa sayang kok kayak panda?"

"Anya gak bisa tidur, Bun." balas Anya.

"Lho kenapa sayang?"

"Gara-gara Anya mimpiin," ucap Anya yang tiba-tiba berhenti dan melanjutkan makan kembali.

"Kok berhenti sayang?"

"Gak deh Bun, Anya berangkat ya udah telat."

Setelah selesai sarapan, Anya mencium Bu Ratna dan berangkat untuk sekolah diantar dengan pak Surno, setibanya di sekolah Anya bertemu dengan Widi dan Bayu, mereka berjalan bersama menuju kelas.

"Ay mata lo kenapa? Udah kayak panda aja lo." ucap Widi tertawa.

"Gue gak bisa tidur gara-gara mimpiin cowok yang gak jelas." balas Anya.

"Cowok siapa maksud lo?" tanya Widi sehingga membuatnya berhenti berjalan.

"Gue juga gak tahu, udah ah gak jelas ini."

"Anya-Anya, aneh tahu lo." geleng Bayu.

Setibanya di kelas mereka duduk bersama di meja masing-masing, tampak kakak kelas datang ke kelas Anya, mereka menawarkan siswa baru untuk masuk ke dalam anggota organisasi seperti OSIS, PMR, PRAMUKA, serta ekstra kulikuler seperti BASKET, VOLY, RENANG, DANCE, dan KIR SASTRA.

Banyak siswa yang tertarik dan mereka masuk ke dalam organisasi maupun mengikuti ekstra kulikuler. Anya, Widi dan Bayu masuk menjadi anggota OSIS, dan Bayu mengikuti eskul basket sedangkan Anya dan Widi masuk KIR SASTRA.

Seluruh siswa yang mengikuti organisasi tersebut akan dikumpulkan di ruangan organisasi setelah bel pulang berbunyi. Dan untuk yang mengikuti eskul akan dikumpulkan di hari berikutnya.

Bel pulang akhirnya berbunyi semua siswa yang mengikuti organisasi tersebut berjalan menuju ruangannya masing-masing. Anya, Widi dan Bayu berjalan menuju ruangan OSIS, sehingga sampai di depan pintu mereka masuk ke dalam dan duduk bersama siswa yang lainnya.

Panji berjalan masuk ke ruangan tersebut didampingin rekannya yang lain dan terlihat ada Putri juga di sana. Panji mengucapkan terimakasih kepada seluruh siswa yang mau bergabung menjadi anggota OSIS.

"Selamat sore semuanya, Saya Panji Lesmana sebagai ketua osis di sini mengucapkan banyak terimakasih, dan selamat bergabung dengan kami kepada kalian yang sudah mau menjadi anggota osis." ucap Panji.

Panji Lesmana cowok terpopular pada masanya di sekolahan Anya, siapa yang tidak jatuh hati saat melihat parasnya yang rupawan itu, namun tidak semua gadis bisa mendekatinya begitu saja.

"Selamat sore juga, Kak." semuanya menjawab dengan semangat.

"Jadi, Kak Panji ini ketua osis di sini." ucap Anya berbisik kepada Widi.

"Saya harap kalian bisa bekerja sama dalam organisasi ini." lanjut Panji.

Dilanjutkan dengan yang lainnya, mereka memperkenalkan nama dan jabatannya di anggota tersebut. Hingga giliran Putri yang memperkenalkan diri.

"Hay semua, saya Putri Felicia, jabatan saya di sini sebagai bendahara OSIS, terimakasih." ucap Putri dengan wajah yang nampak membosankan bagi semua anggota yang baru.

Perkenalan terus dilanjutkan dengan cukup lama, setelah hari pertama kumpulan OSIS selesai semua siswa yang mengikuti organisasi lain pun langsung pulang ke rumahnya.

Setengah perjalanan menuju arah parkiran mobil Bayu. Widi berhenti dari langkahnya.

"Ay sekarang gue ngerti kalo Kak Putri itu suka sama Kak Panji," ucap Widi.

"Kok lo bisa berpikir kayak gitu sih Wid?" tanya Anya.

"Iya lah, gue perhatiin sikap Kak Putri Ay, tapi menurut gue nih Kak Panji itu gak suka deh sama Kak Putri, perkiraan gue Kak Panji itu sukanya sama lo deh,"

"Gak mungkin lah Widi," ucap Anya.

"Kalau mungkin?" tanya Widi.

"Gue pulang sendiri aja deh, pada asik bener ngobrolnya," potong Bayu.

"Eh tunggu-tunggu dong Bay." ucap Anya dan Widi yang berlari kecil mengejar mobil Bayu.

Anya dan Widi masuk ke dalam mobil Bayu, mereka pun meninggalkan sekolah menuju rumah masing-masing.

**

Hari menjelang malam, Anya membuka jendela dan pintu kamarnya yang menghadap ke arah jalan, terdapat sebuah kursi yang berdekatan dengan pagar besi, lalu Anya berjalan ke luar teras kamarnya itu untuk menghirup udara yang menenangkan hati, Anya mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan.

Nampak rumah yang selalu sunyi berada di pinggir rumah Anya, jalanan yang tak begitu ramai membuat hati Anya betah dengan suasana seperti ini karena Anya tidak terlalu suka kebisingan.

Bu Ratna mengetuk pintu kamar Anya dan berjalan menghampiri Anya yang berada di luar teras kamarnya itu, Bu Ratna duduk di sebuah kursi dengan Anya yang berdiri memegang pagar besi yang menghadap ke arah rumah yang nampak sepi.

"Tadi sekolahnya gimana sayang?" tanya Bu Ratna.

"Seperti biasa Bun, semuanya baik-baik saja kok gak ada masalah." balas Anya.

"Syukur deh kalo gitu, kamu kenapa belum tidur?"

"Anya belum ngantuk Bun,"

"Ya udah terserah kamu, Bunda ke bawah lagi yah,"

"Eh tunggu deh Bun," ucap Anya menghentikan langkah Bu Ratna.

"Kenapa sayang?" tanya Bu Ratna.

"Anya penasaran deh sama rumah itu Bun, kayak gak ada orang gitu di dalamnya, padahal rumahnya bagus 'kan Bun?"

"Setau Bunda sih, ada kok orang di rumah itu, cuma ya gitu."

"Gitu kenapa Bun?" tanya Anya semakin penasaran.

****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro