Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Happy Graduation

Perjalanan dari rumah Widi menuju sekolah cukup jauh, di tengah perjalanan mereka mengobrol dengan sangat gembira diiringi tawa dan canda, membicarakan acara graduation yang katanya akan meriah semeriah mungkin.

Tidak terlalu lama di perjalanan karena tidak terjebak macet, sebab Pak Surno mengambil jalan pintas menuju sekolah. Akhirnya mereka sampai di gerbang sekolah, mereka turun dari mobil menuju aula, sedangkan Pak Surno memarkirkan mobilnya ke sebelah kanan area parkiran. 

"Bunda sama tante Ningsih duduk dulu aja ya, Anya mau kesana dulu," ucap Anya.

"Iya sayang." ucap Bu Ratna sambil mengajak Bu Ningsih menuju kursi yang sudah dipersiapkan panitia.

Anya dan Widi meninggalkan aula itu untuk menuju ke toilet sekolah dengan langkah kaki yang berjalan perlahan-lahan bak model Hollywood, diiringi deburan angin yang mengibaskan rambut mereka sehingga menjadi sorotan para siswa laki-laki. Sehingga Bayu sahabat dari SD mereka menghampirinya.

"Wid? Sampai pangling  gue." ucap Bayu ke arah Widi.

"Lo gak pangling sama gue?" tanya Anya dengan nada cepat.

"Sumpah kalian cantik banget, sampai suka gue lihatnya,"

"Lo gak usah suka-suka sama kita, Bay!" gubris Widi.

"Gue bercanda, santai aja," ucap Bayu dengan tangan mengandeng kedua sahabatnya itu.

Itulah Bayu sahabat kedua Anya, ya meskipun Bayu seorang pria bukan berarti tidak boleh berteman 'kan? Mereka bertiga berteman sejak SD, SMP, mungkin sampai SMA, dan juga karena rumah mereka yang tidak terlalu jauh. Alasan Anya kenapa milih Bayu untuk dijadikan satu-satunya sahabat prianya karena Bayu itu pinter, jadi kalo Anya dan Widi dikasih tugas yang sulit mereka bisa mengandalkan Bayu, tidak apa-apa kali ya.

Dari sisi lain, Stela ketua genk The Hits  menyinyir melihat Anya dan Widi yang menjadi sorotan seluruh siswa laki-laki, yang sebenarnya Stela iri dengan mereka, karena tak ada satu pun siswa yang melirik Stela bersama genknya itu.

"Cantikan juga gue 'kan guys?"  tanya Stela.

"I-iya dong, lo kan lebih cantik dari mereka Stel." ucap Meta dan Mia.

Keduanha adalah teman genk Stela yang sebenarnya mereka takut kalau gak bilang cantik ke Stela, jadi mereka hanya berpura-pura untuk berkata demikian.

**

Acara graduation akan segera dimulai, seluruh panitia acara menyiapkan penyambutannya dengan sangat meriah, seluruh siswa kelas tiga dipersilakan duduk di kursi sebelah kanan, sedangkan untuk para keluarga yang mengantar dipersilakan duduk di kursi sebelah kiri.

Kepala Sekolah SMPN 1 Jakarta berjalan menuju panggung untuk mengucapkan sepatah dua patah kata penyambutan, disusul dengan guru-guru yang lainnya. Acara dilanjutkan dengan tari tradisional penyambutan, dan disusul dengan acara-acara selanjutnya.

Hingga sampai pada penghujung acara yang sangat inti yaitu graduation, seluruh siswa kelas tiga dilersilakan naik ke atas panggung satu persatu untuk menerima medali yang di pasangkan secara langsung.

Acara pemasangan mendali belum selesai, para siswa yang sudah dipasangkan boleh pergi ke pojok sudut aula untuk berfoto sebagai kenang-kenangan, ada yang berfoto bersama keluarga, guru maupun sesama siswa.

Ada yang tertawa karena mereka berfoto dan bergaya yang lucu, ada yang bersedih karena mereka berpisah dan melanjutkan di sekolah yang berbeda. Tetapi, tidak dengan Anya dan Widi juga Bayu mereka bahagia karena mereka akan tetap sekolah di sekolah yang sama, karena Anya dan Widi sangat membutuhkan Bayu ketika tugas melanda.

"Wid kita gak buat kenangan gitu?" tanya Anya sambil memainkan ponselnya.

"Sebentar, kita cari Bayu dulu," balas Widi.

"Buat?"

"Buat fotoin kita lah." balas Widi.

"Bay, Bayu. Woy Bayu." teriak Widi memanggil Bayu yang berada di tengah kerumunan temannya.

"Lo manggil gue?" balas Bayu teriak.

"Buruan sini!" gerutu Anya.

Bayu berlari menghampiri Anya dan Widi dengan nafas yang ngos-ngosan, sehingga membuat Bayu meninggalkan teman-temannya.

"Tolong fotoin kita, yang bagus ya. Awas lo kalo gak bagus!" ancam Widi.

"Sebenarnya gue ini temen kalian apa pembantu kalian sih?" tanya Bayu.

"Bawel deh lo, udah fotoin aja!"

"Iya-iya." ucap Bayu dengan sangat terpaksa.

Kemudian mereka berfoto bersama dengan Bayu yang memotretnya, mereka tertawa dan berfoto dengan gaya yang sangat lucu. Acara graduation telah selesai, seluruh guru dan siswa kembali pulang ke rumahnya masing-masing.

"Bun, Bunda pulang duluan aja sama tante Ningsih ya. Anya mau ke rumah Bayu dulu," ucap Anya.

"Jangan lama-lama ya. Bunda duluan." balas Bu Ratna.

"Iya Bun siap."

Anya dan Widi berjalan menuju parkiran mobil Bayu untuk pergi bersama ke rumah Bayu. Anya memilih duduk di jok belakang karena Anya mengantuk gara-gara acara graduation yang membuat kepala Anya pusing, dengan earphone terpasang di telinganya. Sedangkan Widi duduk di jok depan samping Bayu, karena Bayu tidak mengajak keluarganya untuk menghadiri acara graduation tersebut, yang katanya mereka sangat sibuk, entah sesibuk apa.

Di tengah-tengah perjalanan menuju rumah Bayu mereka terjebak kemacetan yang sangat panjang, maklumlah namanya juga jakarta.
Anya yang terus mendengarkan musik di earphone miliknya itu yang selalu terjebak berada di belakang jok mobilnya Bayu, karena Bayu sering meminjamnya sudah tertidur pulas.

Keheningan terjadi di antara Widi dan Bayu, mereka bingung mau memulai percakapan tentang apa. Kemudian Bayu menyetel radio di mobilnya itu dengan mencari-cari sebuah lagu yang romantis agar tidak jenuh saat harus dihadapkan dengan kemacetan jakarta ini.

Widi terdiam dalam keheningan begitu juga Bayu, yang terdengar hanyalah sebuah lagu yang romantis, dan suara mesin-mesin mobil yang terus menyala dalam kemacetan dengan sinar mentari yang sangat menyengat sehingga membuat hati terus membara.

  Every night in my dreams
  I see you, I feel you
  That is how I know you go on
 
Sebuah lagu yang romantis dari Celine Dion yang menjadi soundtrack film Titanic itu menjadi pemecah keheningan di antara mereka.

"Bay." ucap Widi.

"Wid." ucap Bayu.

Mereka berdua memanggil dengan bersamaan, mata Bayu langsung menatap Widi yang spontan tertunduk malu.

"Lo duluan aja Wid, tadi kenapa ada yang mau lo omongin?" tanya Bayu dengan gemetar.

"Lo duluan aja Bay,"  balas Widi.

"Ladies first."

"Ya udah deh, kita mampir beli makan dulu," ucap Widi dengan wajah yang masih tertunduk malu.

"Iya boleh." ucap Bayu dengan menganggukan kepalanya.

Keadaan semakin terasa canggung di antara mereka berdua, kemacetan pun sedikit terbuka dan walaupun harus berjalan perlahan seperti siput.

Karena laju mobil yang pelan dan jarak antar sesama mobil tidak terlalu jauh, di mana ada kesempatan untuk menyelinap masuk meskipun sangat minim. Bayu mencoba menggas mobilnya dengan perlahan namun naas, Bayu malah menabrak mobil yang lain. Dan untung saja si pemilik mobil tersebut tidak menyadarinya.

Anya yang sedari tadi tertidur pulas terjatuh ke bawah sampai terbangun.

"Aduh," ucap Anya dan langsung memegang  jidatnya yang sudah mencium lantai mobil.

"Bay lo bisa nyetir gak sih?" tanya Anya.

"Sorry Ay, tadi gue nabrak."

"Hahh, lo nabrak? Lo nabrak siapa?" tanya Anya kaget.

"Mobil orang, udah gak parah ini cuman lecet dikit doang," ucap Widi.

"Lo hati-hati dong Bay." ucap Anya dan kembali melanjutkan tidurnya.

"Iya sorry."

Keheningan kembali terjadi saat Anya melanjutkan tidurnya, hanya kebisingan orang yang berada di luar mobil dan serbuan suara klakson yang terdengar, karena mereka tidak tahan dengan kemacetan di tengah teriknya mentari.

Suara musik dari radio Bayu yang terus diputar berkali-kali membuat telinga Widi bosan mendengarkannya, dan berniat untuk memindahkan ke lagu yang lainnya. Tanpa disengaja tangan Widi menyentuh tangan Bayu yang juga ingin memutar lagu yang lain, mereka pun saling bertatapan satu sama lain.

"Kita ini kenapa ya Wid?" tanya Bayu dengan wajah yang memerah.

"Kita sehati kali Bay," balas Widi datar.

"Bagus dong."

"Iyalah orang kita temen!" ketus Widi.

Denyut jantung Bayu menjadi melemah ketika Widi berkata demikian.

"Iya temen sekarang, suatu saat enggak Wid." batin Bayu.

Bayu terdiam sehingga membuatnya fokus untuk bisa keluar dari zona kemacetan ini.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya kemacetan pun berhenti, semua berjalan dengan biasanya, Widi yang tadi meminta Bayu untuk membeli makanan mencari-cari sebuah restoran. Sesampainya di sebuah restoran Bayu memarkirkan mobilnya, Widi langsung membangunkan Anya yang tertidur pulas.

"Anya, Ay. Bangun," ucap Widi dengan menggerakkan bahu Anya pelan.

Anya menggeliat dan mengucek matanya.

"Kita udah sampai di rumah Bayu?" tanya Anya.

"Kita mampir dulu, gue mau beli makan," ucap Widi.

"Lo sama Bayu aja, gue masih ngantuk Wid," ucap Anya menguap.

"Dasar putri tidur."

Widi dan Bayu pun keluar untuk membeli makan, baru selangkah kaki Widi dan Bayu keluar dari dalam mobil, tiba-tiba saja Anya langsung membuka pintu mobil tersebut dan keluar menghampiri Widi dan Bayu.

"Tadi katanya lo masih ngantuk?" tanya Widi.

"Gak jadi ah, gue pengen ikut," ucap Anya.

"Ya udah, terserah lo."

Anya, Widi dan Bayu pun berjalan menuju restoran untuk membeli makanan, Anya duduk di kursi depan pintu restoran karena tidak mau masuk ke dalam. Anya berdiri menghadapkan badannya ke arah pintu dan melihat ke dalam restoran yang nampak Widi dan Bayu sedang membeli makanan untuk dibawa pulang.

Saat Anya membalikan badannya, tanpa Anya ketahui kalau di belakangnya ada seorang pria yang ingin masuk ke dalam restoran tersebut, dan tanpa berdosa Anya menabrak pria itu yang untung saja dengan badannya.

"Oops sorry-sorry  gue gak lihat," ucap Anya memohon dan langsung melihat wajah pria itu yang ditabraknya tadi, seketika bibir Anya membisu setelah melihat wajah pria tersebut.

"Iya gak apa-apa." balas pria itu.

Anya terus saja membisu dan membuat wajah Anya memerah seketika, setelah selesai Widi dan Bayu akhirnya keluar. Pria yang tadi tertabrak badan Anya seketika saja langsung berjalan masuk ke dalam restoran tersebut.

Anya terus memandang punggung pria itu yang berlalu menjauh darinya.

"Ay?" tanya Widi.

Anya terus saja memandang ke arah dalam.

"Eh iya kenapa?" tanya Anya gagal fokus.

"Lo bengong ya? Lihatin siapa sih?" tanya Widi dengan wajah celingukan.

"Enggak-enggak," ucap Anya dengan membalikan badan Widi yang melihat ke arah dalam.

Setelah selesai membeli makanan, mereka kembali ke mobil untuk pulang ke rumah Bayu. Selama perjalanan Anya terus saja memikirkan pria yang ditabraknya waktu di resto tadi.

"Hus lo bengong lagi yah?" tanya Widi.

"Hah, Gak kok Wid," ucap Anya memalingkan wajahnya.

"Anya-Anya." geleng Bayu.

Bayu pun langsung membelokkan mobilnya ke arah kanan yang menuju ke rumahnya, Widi dan Bayu saling bertatapan melihat tingkah aneh Anya. Sesampainya di rumah Bayu, Widi dan Anya langsung membawa semua makanan yang mereka beli tadi dan berjalan menuju ruang makan untuk menyiapkannya, sedangkan Bayu memasukan mobilnya ke dalam garasi.

"Mas Bayunya mana Non?" tanya Mbok Iyem, asisten rumah tangga Bayu.

"Masukin dulu mobil Mbok." ucap Anya.

"Oh ya udah mbok kebelakang dulu ya, Non,"

"Iya mbok." ucap Anya tersenyum.

Rumah Bayu memang sepi tanpa penghuni yang membuat Anya dan Widi betah untuk berada di rumahnya, karena orangtua Bayu berada di luar negri dan hanya Bayu dan mbok Iyem yang menghuni rumah tersebut.

Anya langsung membuka semua makanan dan memindahkannya, lalu membawanya ke ruangan tengah untuk memakannya di samping menonton televisi dan mengobrol di sana.

Setelah selesai memasukan mobil, Bayu masuk ke rumah dan langsung ke ruangan tengah untuk memakan makanan tadi dan mengobrol dengan kedua sahabatnya itu.

"Bay lo mau lanjutin sekolah di mana?" tanya Anya memulai obrolan.

"Gak tau deh Ay, bingung gue," balas Bayu.

"Kok lo bingung sih?"

"Lo tau sendiri kan? Mama, Papa gue sibuk,"

"Lo satu sekolahan aja sama kita!" ucap Anya.

"Iya tuh Bay," ucap Widi.

"Iya udah nanti gue pikirin lagi." balas Bayu.

Widi yang sedari tadi terus saja makan tanpa disadari setitik saus pasta membuat pinggir bibirnya terlihat seperti drakula yang telah selesai memakan buruannya. Tangan Bayu secara refleks  menyentuhnya untuk menghilangkan setitik saus tersebut.

"Kalau makan itu jangan kaya drakula Wid," ucap Bayu dengan tangan menempel di wajah Widi.

Widi langsung membersihkan wajahnya dengan tissue, sehingga membuat Anya tertawa.

"Haha dasar Widi," ucap Anya.

"Saking lapernya gue Ay," cengir Widi.

"Bay tadi lo ngapain? Lo suka ya sama Widi?" tanya Anya.

****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro